Full text of "Aidh al-Qarni - La Tahzan"

Full text of "Aidh al-Qarni - La Tahzan"



Jangan bersedih ! 




Buku terlaris di TimurTengah 



Perpustakaan Nasional Rl: Katalog Dalam Terbitan (KDT) 
Al-Qarni, Aidh 

La Tahzan, jangan bersedih / 'Aidh al-Qarni; penerjemah, Samson Rahman; 
penyunting, Syamsuddin TU dan Anis Maftukhin. -Jakarta: Qisthi Press, 2004. 
xxviii + 572 hal.; 15 x 24 cm. 



Judul Asli: La Tahzan 
Penulis: DR. 'Aidh al-Qarni 

Edisi Indonesia: 
La Tahzan 
Jangan bersedih! 

Penerjemah: Samson Rahman 

Penyunting: Syamsuddin TU & Anis Maftukhin 

Penyelaras akhir: A. Kholis 

Tata Letak: Syamsuddin TU 

Desain Sampul: Tim Qisthi Press 

Penerbit: Qisthi Press 

Jl. Melur Blok Z No. 7 Duren Sawit-Jakarta Timur 13440 
Telp/Fax: (021) 8610159; E-mail: qisthipress@hotmail.com 

Cetakan: Pertama, September 2003 
Cetakan: Kedelapanbelas, Maret 2005 

Diterbitkan atas persetujuan Pemilik Sah hak buku La Tahzan dalam semua versi bahasa. 
Hak penerbitan edisi bahasa Indonesia baikyang diterjemahkan dari bahasa aslinya (Arab) atau 
dari bahasa apapun, ada pada Qisthi Press. 



Hak Terjemah Dilindungi Undang-undang. 
All Rights Reserved. 



Judul Asli: La Tahzan 
ISBN 979-3715-05-7 



I. Hidup keagamaan (Islam). 

II. Rahman, Samson. 
IV. Maftukhin, Anis 



I. Judul. 

III. Syamsuddin TU. 



297.63 



eBook by MR. 



PENGANTAR PENERBIT 



Di mana saja, di zaman modern ini, permasalahan yang dihadapi oleh 
manusia sama saja. Manusia yang dibesarkan dalam latar belakang yang 
dibentuk oleh generasi pendahulunya, harus berhadapan dengan arus budaya 
global yang sama sekali baru, tapi harus disikapi, disinggung, diseleksi, bahkan 
diterima. Sehingga tak ada bedanya di mana pun kita hidup: Di Indonesia, di 
Eropa, di Amerika, di Saudi Arabia sampai pun di pedalaman Afrika. 

Dengan menjamurnya buku-buku ala Chicken Soup saat ini, 
menunjukkan bahwa arus budaya global itu tidak bisa dimungkiri lagi ada, 
dan punya kekuatan untuk mengakulturasi budaya lokal (yang bahkan bisa- 
bisa menyingkirkannya). Dan, buku ini adalah salah satunya. Dengan 
pertimbangan latar belakang sosial budaya yang merupakan tempat lahirnya 
Islam, buku ini menawarkan perspektif yang lain. Ketika membaca buku ini, 
penerbit mengajak pembaca untuk melihat dan memahami perspektif itu. Di 
sini, pembaca dituntut untuk menjadi seorang pemerhati sosial budaya Timur 
Tengah, baru kemudian memahami permasalahan modernisme di wilayah itu, 
dan dunia pada umumnya. Sebagai gambaran tentang bagaimana orang-or- 
ang Arab, khususnya Saudi Arabia, menghadapi arus budaya modern itu 
tampakdari pengalaman penulis buku ini. Adalah Aidh al-Qarni yang dalam 
usianya yang baru empat puluh tahun 3 tahun mendatang, ia sudah termasuk 
sosok yang sudah kenyang makan asam garam. Dengan tuduhan tidak berdalil, 
diapernah dijebloskan ke dalam penjara. Dan ketika keluar, tulisan-tulisannya 
mendapat sambutan hangat oleh masyarakat Saudi Arabia pada umumnya, 
khususnya buku ini. Dan itu tergambar dalam aliran tulisan bab per bab dalam 
buku ini: pada bab-bab pertama memang terkesan kurang masuk ke 
permasalahan aktual dan lebih menyajikan uraian-uraian yang dogmatis; baru 
di bab-bab tiga perempat berikutnya benar-benar in. 

Alasan lain mengapa buku ini diterima luas adalah gaya bahasa dan 
penulisan yang mengalir dan lugas, yang seakan-akan lari dari pakem buku- 
buku Arab klasik meski membahas tema yang sama. Namun demikian, citra 
sastra yang banyak mewarnai budaya (baca: sistematika penulisan) Arab pada 
umumnya, dengan sentilan petikan-petikan dari kata-kata bijak, syair-syair 



La Tahzan vii 



Arab kuno maupun modern, hingga hadits dan al-Qur'an, sangat kental di 
sini. Bukan saja karena faktor budaya saja, tapi latar belakang akademis penulis 
sendiri yang memungkinkan ke arah itu. la telah menyelesaikan program 
Doktoral dalam bidang Hadits di Fakultas Ushuluddin pada Al-Imam Islamic 
University, Riyadh, la juga hafal al-Qur'an (yang merupakan syarat mutlak 
sebagai mahasiswa di Saudi Arabia, pada umumnya), hafal 5000 hadits, dan 
lebih dari 10000 bait syair Arab kuno hingga modern. 

Sejak pertama kali diterbitkan, 2001, (Dar Ibnu Hazm: Beirut), buku 
ini bertahan selama dua tahun sebagai buku terlaris. Untuk cetakan pertama, 
dalam kurang waktu sebulan sudah habis terjual. Antusiasme yang samajuga 
diberikan kepada cetakan kedua hingga kesembilan. Namun mulai cetakan 
ketiga, hak cetaknya diambil alih oleh sebuah pustaka besar di Riyadh, 
Alobeikan. 

Dan penting untuk diketahui, DR. Aidh al-Qarni adalah penulis paling 
produktif di Saudi Arabia saat ini. 



Jakarta, akhir Agustus 2003 



viii La Tahzan 



PENGANTAR PENERJEMAH 



Segala puji dan syukur bagi Allah Rabb alam semesta. Shalawat dan 
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan tauladan kita, 
Muhammad Rasulullah, keluarga, dan para shahabatnya. Wa Ba'du. 

Jika kita membaca buku-buku self-help, buku-buku petunjuk cara hidup, 
nuansa yang akan kita dapatkan dalam buku-buku itu adalah bagaimana kita 
mencapai kesuksesan dunia, atau lebih tepatnya kesuksesan materiil. Hal ini 
banyak kita dapatkan dalam buku-buku yang ditulis oleh para penulis barat 
yang memang hanya berorientasi pada mated semata. 

Coba baca buku-buku yang dianggap sangat berpengaruh dan menjadi 
best seller semisal, The Magic of Thinking Big, karya David J. Schwart, How to 
Stop Worrying and Start Living, karya Dale Carnegie, Speech Can Change Your 
Life, karya Dorothy Sarnoff ataupun buku The Seven Habits of Highly Effective 
People, tulisan Steven R. Covey, Anda akan dapatkan petunjuk-petunjuk. 
praktis ke arah kebahagiaan yang lebih cenderung duniawi daripada ukhrawi. 
Allah dan akhirat tidak menjadi bagian paling penting dalam kajian-kajian 
mereka. Di sinilah, menurut orang-orang yang beriman, letak kekurangannya 
meski karya-karya mereka enak dibaca. Sisi kerohaniannya terasa begitu kering. 

Berbeda tatkala kita membaca buku La Tahzan yang ditulis oleh Dr. Aid 
al-Qarni. Buku ini sangat padat dengan nuansa rabbani tanpa 
mengesampingkan sisi-sisi duniawi. Kita seakan diajak untuk menatap dunia 
ini dengan pandangan yang seimbang: Kita diajak untuk menjadi idealis dengan 
tetap realistis, menjadi duniawi dan ukhrawi sekaligus, mempersiapkan 
kehidupan masa kini namun tak lupa masa depan, diajak bekerja dengan 
keras dan diajak pula beristirahat. 

Tulisan dalam buku ini merupakan resep-resep manjur, yang 
menunjukkan kepada kita bagaimana harus meniti jalan kehidupan dan 
membangun kehidupan yang bahagia dengan berpedoman pada satu kata: La 
Tahzan, jangan bersedih. Dengan kata kunci ini kita akan dapat menjalani 
kehidupan ini dengan penuh semangat. Kita tidak akan pernah dirisaukan 
oleh masa lalu yang telah lewat dan tidak pula dicemaskan oleh masa depan 
yang akan datang. Kita akan menjadi manusia masa kini yang bekerja pada 



La Tahzan ix 



hari ini dengan mencurahkan segenap kekuatan dan pikiran yang ada dengan 
keyakinan bahwa hasil akhirnya kita serahkan kepada Allah. Dunia ini akan 
menjadi sangat indah jika kita menikmatinya dengan senyuman, bukan dengan 
muram durja serta kesedihan yang berlarut-larut. Ketika membaca buku ini 
dengan seksama kita akan merasa bahwa jiwa, kalbu, nurani, dan pikiran kita 
tercerahkan, dan pada saat yang bersamaan kita merasakan adanya 
peningkatakan kualitas kehidupan ini. Selanjutnya, akan lahir dari diri kita 
simpati dan empati kepada orang lain, rasa peduli kepada sesama dan, yang 
lebih penting, kedekatan dengan Sang Maha Pencipta. 

Ketika membaca buku ini kita seakan diingatkan kepada buku How to 
Stop Worrying and Start Living, karya Dale Carnegie dan buku Jaddid Hayataka 
karya Muhammad al-Ghazali. Namun berbeda dengan keduanya, La Tahzan 
lebih terfokus, sederhana dan praktis untuk kita jadikan panduan dalam 
kehidupan kita. 

Bahasan-bahasannya tidak terlalu panjang, penuh hikmah dan selalu 
memberi waqfah (rehat) untuk merenung sebelum kita membaca tulisan 
selanjutnya. Inilah kekhasan buku ini yang akan memberikan warna baru 
dalam khazanah keilmuan kita. Dan, yang sangat penting untuk tidak kita 
lewatkan adalah bagian akhir dari tulisan ini yang merupakan kesimpulan 
dari tulisan-tulisan sebelumnya. Pada bagian ini kita akan disegarkan dengan 
kata-kata dengan gaya bahasa nash yang menjadi saripati dari tulisan-tulisan 
sebelumnya. Kata-kata hikmah ini akan menjadi resep instan agar kita menjadi 
manusia paling bahagia di dunia dan akhirat. 

Tidak semua syair yang ada dalam buku ini saya terjemahkan. Ini sengaja 
saya lakukan jika dalam satu bahasan ada beberapa syair yang saya anggap 
telah cukup mewakili syair-syair yang lain, di samping pertimbangan bahwa 
syair yang saya terjemahkan adalah syair yang mungkin akan lebih indah 
penerjemahannya dari syair yang lain. Namun saya yakin bahwa tidak 
diterjemahkannya sebagian syair-syair itu sama sekali tidak akan mengurangi 
maksud, nilai dan bobot buku ini. 

Dalam penerjemahan ini saya sengaja mencantumkan surat dan nomor 
ayat — satu hal yang tidak diinginkan dan tidak dilakukan penulis — dengan 
harapan akan mempermudah pembaca dalam merujuk pada ayat-ayat yang 
ada di dalam al-Qur'an, terutama kalangan pembaca Indonesia. 

Saya merasa mendapat amanah dan kehormatan ketika Qisthi Press 
memberikan kepercayaan kepada saya untuk menerjemahkan buku yang sangat 
berharga dan mencerahkan ini. Banyak hal baru yang saya dapatkan dari 
menerjemahkan buku ini. Banyak pelajaran yang saya petik dari kisah-kisah 



x La Tahzan 



penuh hikmah, resep-resep dan panduan hidup dalam buku ini. Semakin sering 
saya membaca buku ini semakin tinggi apresiasi saya terhadap makna hidup 
dan kehidupan ini. Saya yakin bahwa pengalaman yang sama juga akan dialami 
oleh pembaca buku ini, sebuah pengalaman yang dialami oleh penulis dan 
penerjemahnya. 

Ucapan terima kasih juga saya haturkan pada ayahanda H. Abdur 
Rahman dan ibunda Zakiya karena berkat dorongan dan doanya penerjemahan 
buku ini bisa selesai. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan pada isteri saya, 
Ita Maulidha, karena berkat bantuannya penerjemahan buku ini bisa rampung. 
Hasil terjemahan buku ini saya hadiahkan untuk adik saya, Farah Maisarah, 
dan anak saya, Fursan Ruhbani serta Fathiril Haq. 

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya saya ucapkan pada saudara 
Rusdi Mahdami, direktur Qisthi Press, yang telah memberi kepercayaan kepada 
saya untuk menerjemahkan buku yang sangat berharga ini. 

Saya berharap buku ini akan menjadi panduan singkat dan tepat dalam 
menyikapi hidup ini, dan demi meniti kesuksesan di akhirat nanti. 

Rangkasbitung, Juli 2003 

Samson Rahman 



La Tahzan xi 



PENGANTAR PENULIS 



Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga 
tercurah ke haribaan Rasulullah s.a.w., keluarganya serta para shahabatnya. 
Wa Ba'du. 

Berikut ini buku La Tahzan. Semoga Anda senang membacanya dan 
dapat mengambil manfaat darinya. Namun sebelum membaca, telitilah dahulu 
buku ini dengan nalar yang sehat, logika yang jernih dan, di atas itu semua, 
dengan ayat-ayat Allah yang senantiasa terjaga dari kekeliruan. 

Tentu saja takbijak menilai sesuatu secara terburu-buru sebelum pernah 
membayangkan, merasakan dan menciumnya sendiri. Dan adalah sebuah 
kejahatan terhadap ilmu ; memfatwakan sesuatu secara terburu-buru sebelum 
terlebih dahulu mengkaji akar permasalahannya, mendengar pernyataan- 
pernyataan tentangnya, mencari argumen-argumen yang mendasarinya, dan 
membaca dalil-dalil yang berkaitan dengannya. 

Saya menulis buku ini untuk siapa saja yang senantiasa merasa hidup 
dalam bayang-bayang kegelisahan, kesedihan dan kecemasan, atau orang yang 
selalu sulit tidur dikarenakan beban duka dan kegundahan yang semakin berat 
menerpa. Dan tentu saja, siapa di antara kita yang tidak pernah mengalami 
semua itu? 

Dalam buku ini saya sengaja menukil ayat-ayat Allah, bait-bait syair, 
pengalaman dan 'ibrah, catatan peristiwa dan hikmah, serta pelbagai 
perumpamaan dan kisah-kisah. Dari semua itu, saya sengaja mengambil 
kesimpulan dari orang-orang shaleh sebagai penawar hati yang lara, penghibur 
jiwa tercabik, dan pelipur diri yang sedang dirundung duka cita. 

Buku ini akan mengatakan kepada Anda, "Bergembiralah dan 
berbahagialah!" atau "Optimislah dan tenanglah!" Bahkan, mungkin pula ia 
akan berkata, "Jalani hidup ini apa adanya dengan penuh ketulusan dan 
keriangan!" 

Buku ini berusaha meluruskan berbagai kesalahan yang terjadi akibat 
penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi dengan sunnah-sunnah Al- 
lah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat. 



xii La Tahzan 



Buku ini mencegah Anda agar tidak terus-menerus melawan arus 
kehidupan, menentang takdir, mendebat manhaj yang telah digariskan dan 
mengingkari bukti-bukti. Lebih dari itu, buku ini mengajak Anda dari yang 
suatu tempat yang sangat dekat sudut sudut jiwa dan ruh Anda agar senantiasa 
tenang menatap perjalanan masa depan. Buku ini mengajak Anda agar merasa 
yakin dengan semua potensi dalam diri diri Anda dan menyimpan semua 
energi positif yang ada. Buku ini menggiring Anda untuk melupakan tekanan 
hidup, sesaknya perjalanan usia dan beban perjalanan hidup. 

Ada beberapa hal penting dari buku ini yang perlu saya ingatkan sebelum 
kita melangkah lebih jauh. Diantaranya adalah: 

Pertama, buku ini ditulis untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, 
kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan menyingkirkan 
segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah. 

Buku ini merupakan pengetuk hati agar selalu ingat akan rahmat dan 
ampunan Allah, bertawakal dan berbaik sangka kepada-Nya, mengimani 
qadha' dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya, melepaskan 
kegundahan tentang masa depan, dan mengingat nikmat Allah. 

Kedua, buku ini mencoba memberikan resep-resep bagaimana mengusir 
rasa duka, cemas, sedih, tertekan, dan putus asa. 

Ketiga, saya berusaha menyertakan dalil-dalil dari al-Qur'an danhadits 
yang sesuai dengan tema setiap bahasan. Selain itu, tak jarang saya nukilkan 
pula pelbagai permisalan yang bagus, kisah yang penuh 'ibrah dan mengandung 
pelajaran berharga, serta bait-bait syair yang memiliki kekuatan. Dalam banyak 
tempat, para pembaca juga akan menjumpai kutipan-kutipan dari perkataan 
para bijak bestari, dokter dan sastrawan. Demikianlah, semua hal yang ada 
dalam buku ini hanya ingin mengajak Anda untuk senantiasa berbahagia. 

Keempat, buku ini bersifat umum, alias untuk siapa saja. Singkatnya, 
untuk kaum muslim maupun non-muslim. Pasalnya, pembicaraan dalam buku 
ini secara umum adalah berkaitan watak dan sifat naluriah dan persoalan- 
persoalan umum kejiwaan manusia. Namun begitu, buku ini tetap 
menempatkan Manhaj Rabbani sebagai penyuluh. Karena memang manhaj 
itulah yang menjadi agama fitrah kita. 

Kelima, dalam buku ini pembaca tidak akan hanya menjumpai kutipan- 
kutipan pernyataan dari orang-orang Timur, tetapi juga dari orang Barat. 
Namun demikian, saya berharap tidak ada tudingan negatif terhadap diri saya 
berkaitan dengan hal ini. Karena, bagaimanapun saya yakin bahwa hikmah 
itu adalah laksana barang yang hilang dari kaum muslim. Artinya, maka di 
mana pun barang itu ada masih berhak kita ambil kembali. 



La Tahzan xiii 



Keenam, saya sengaja tidak menggunakan catatan kaki dalam buku ini. 
Ini tak lebih hanya untuk meringankan dan memudahkan pembaca. Karena, 
dengan begitu paling tidak buku ini akan menjadi bacaan yang 
berkesinambungan dan memberikan pemahaman yang tidak terpotong-potong. 
Dan untuk itu, setiap referensi dari masing-masing kutipan selalu saya sebut 
langsung dalam setiap paragraph yang menyebutnya. 

Ketujuh, dalam mengutip, saya tidak mencatat no morhalaman dan vol- 
ume sumbernya. Mengapa? Karena hal seperti itu sudah lazim dilakukan oleh 
orang-orang sebelum saya, dan saya mengikuti mereka. Saya kira ini lebih 
bermanfaat dan lebih memudahkan. Kadang kala saya menuliskannya sesuai 
dengan teks yang ada di dalam buku sumbernya, dan kadang kala ada sedikit 
penyuntingan atau penyesuaian dengan pemahaman saya terhadap buku 
ataupun artikel yang pernah saya baca. 

Kedelapan, saya tidak menyusun buku dalam sistematika bab-bab dan 
pasal-pasal yang banyak. Yang saya lakukan adalah menulis dengan gaya yang 
sangat variatif. Adakalanya saya membeberkan beberapa permasalahan dalam 
beberapa paragraf, kemudian saya berpindah dari satu permasalahan ke 
permasalahan lain, dan kembali lagi pada bahasan yang sama setelah beberapa 
halaman pembahasan yang berbeda. Ini saya tujukan agar lebih sedap dibaca, 
lebih enak dan tidak membosankan. 

Kesembilan, saya tidak memberi nomor surat dan ayat serta tidak pernah 
menyebutkan perawi hadits. Meski demikian, bila hadits yang sebutkan itu 
lemah, maka saya selalu mengingatkannya. Adapun bila hadits itu shahih, 
maka saya hanya akan menyebutnya hadits shahih dan kadangkala tak memberi 
catatan apapun.. Semua ini saya lakukan agar tulisan ini ringkas, terhindar 
dari banyaknya pengulangan, penjelasan yang bertele-tele, dan tidak 
menjemukan. "Orang yang berpura-pura puas dengan sesuatu yang tidak diberikan 
kepadanya seperti orang yang memakai dua pakaian palsu. " 

Kesepuluh, mungkin pembaca melihat ada beberapa pengulangan pada 
sejumlah materi. Meski demikian, saya selalu berusaha mengemasnya dalam 
metode dan struktur pembahasan yang berbeda. Ini memang sengaja saya 
lakukan untuk semakin menguatkan pemahaman kita dengan cara 
menyajikannya lebih sering. 

Inilah sepuluh hal yang perlu saya sampaikan kepada pembaca terlebih 
dahulu. Saya berharap buku ini akan membawa kabar yang benar dan jujur, 
adil dalam memberi penilaian, obyektif dalam ungkapan, meyakinkan dalam 
materi-materi pengetahuan, lurus dalam sudut pandangan dan argumentasi, 
dan menjadi cahaya dalam hati. 



xiv La Tahzan 



Buku, La Tahzan, ini, setidaknya, saya tulis untuk konsumsi pribadi saya 

sendiri dan mereka yang bernasib sama dengan saya. Sayalah orang yang 

pertama kali mengambil manfaat dari buku ini. Setiap kali membaca ulang 

buku ini, selalu terasa seakan baru membacanya. 

Tidakkah kau tahu setiap kali kutemui Zainab 
Selalu kucium semerbak wanginya 

Setiap kali merasa tertekan, marah atau sedih, selalu saya katakan pada 
diri ini, "Bukankah Anda penulis buku La Tahzan?" Dan, sesaat setelah itu, 
api kemarahan pun meredup, dan hati saya kembali menjadi tenang. 

Demikianlah; dalam buku ini saya mencoba berbicara kepada dan untuk 
semua orang; bukan untuk segolongan orang, generasi, dan penduduk negeri 
tertentu. Buku ini adalah untuk semua orang, yakni siapa saja yang ingin 
hidup bahagia! 

Kutanamkan di dalamnya mutiara, hingga tiba saatnya ia dapat 
menyinari tanpa mentari dan berjalan di malam hari tanpa rembulan 
Karena kedua matanya ibarat sihir dan keningnya laksana pedang 
buatan India 

Milik Allah-lah setiap bulu mata, leher dan kulit yang indah mempesona 

'Aidh al-Qarni 



La Tahzan xv 



DAFTAR ISI 



PENGANTAR PENERBIT - vii 
PENGANTAR PENERJEMAH - ix 
PENGANTAR PENULIS - xii 
Ya Allah! - 1 

Pikirkan dan Syukurilah! - 3 

Yang Lalu Biar Berlalu - 4 

Hari Ini Milik Anda - 6 

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri - 8 

Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas - 10 

Jangan Mengharap "Terima Kasih" dari Seseorang - 1 1 

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada - 13 

Isi Waktu Luang dengan Berbuat! - 14 

Jangan Latah! - 15 

Qadha' dan Qadar - 17 

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan - 18 

Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis! - 20 

Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesulitan Apabila la 

Berdoa? - 21 
Semoga Rumahmu Membuat Bahagia - 23 
Ganti Itu dari Allah - 24 
Iman Adalah Kehidupan - 26 

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya! - 27 

"Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang." - 29 

"Ataukah mereka dengki pada manusia atas apa yang Allah karuniakan 

kepadanya?" - 30 
Hadapi Hidup Ini Apa Adanya! - 31 

Yakinilah Bahwa AndaTetap Mulia Bersama Para Penerima Cobaan! - 32 
Shalat...Shalat... - 34 

"Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik 
pelindung." - 36 



xvi La Tahzan 



"Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi!'" - 37 
Sabar Itu Indah ... - 38 

Jangan Meletakkan Bola Dunia di Atas Kepala! - 39 

Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan Anda! - 41 

Terimalah Setiap Pemberian Allah Dengan Rela Hati, Niscaya Anda 

Menjadi Manusia Paling Kaya - 42 
Selalu Ingatlah Pada Surga yang Seluas Langit dan Bumi! - 44 
"Demikianlah, telah Kami jadikan kamu umat yang adil dan pilihan." - 46 
Bersedih: Tak Diajarkan Syariat dan Tak Bermanfaat - 48 

Rehat- 53 
Tersenyumlah! - 55 

Rehat- 62 
Nikmatnya Rasa Sakit - 63 
Nikmatnya Ilmu Pengetahuan - 66 
SeniBergembira-68 

Rehat-72 
Mengendalikan Emosi - 72 

Kebahagiaan Para Sahabat Bersama Rasulullah s.a.w. - 74 
Enyahkan Kejenuhan dari Hidupmu! - 77 
Buanglah Rasa Cemas! - 79 
Rehat- 82 

Jangan Bersedih, Karena Rabb Maha Pengampun Dosa dan Penerima 
Taubat! - 83 

Jangan Bersedih, Semua Hal Akan Terjadi Sesuai Qadha' dan Qadar! - 86 
Jangan Bersedih, Tunggulah Jalan Keluar! - 88 
Rehat- 90 

Jangan Bersedih, Perbanyaklah Istighfar Karena Allah Maha 

Pengampun! - 90 
Jangan Bersedih, Ingatlah Allah Selalu ! - 92 
Jangan Bersedih dan Putus Asa dari Rahmat Allah! - 93 
Jangan Bersedih Karena Gangguan Orang Lain, dan Maafkanlah Orang 

yang Berbuat Jahat Kepada Anda! - 93 
Jangan Bersedih Atas Kegagalan, Karena Anda Masih Memiliki Banyak 

Kenikmatan! - 94 
Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Tak Pantas Anda Sedihkan - 95 
Jangan Bersedih, Usirlah Setiap Kegalauan! - 97 
Jangan Bersedih Bila Kebaikan Anda Tak Dihargai Orang, Sebab yang 

Anda Cari Adalah Pahala dari Allah! - 97 



La Tahzan xvii 



Jangan Bersedih Atas Cercaan dan Hinaan Orang! - 98 

Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Sedikit, Sebab Padanya Terdapat 

Keselamatan! - 99 
Jangan Bersedih Atas Apa yang Masih Mungkin Akan Terjadi! - 100 
Jangan Bersedih Menghadapi Kritikan dan Hinaan! - 100 

Rehat - 103 

Jangan Bersedih! Pilihlah Apa yang Telah Dipilih Allah untuk Anda - 104 
Jangan Bersedih dan Mempedulikan Perilaku Orang - 104 
Jangan Bersedih dan Pahamilah Harga yang Anda Sedihkan! - 105 
Jangan Bersedih Selama Anda Masih Dapat Berbuat Baik Kepada Orang 
Lain - 106 

Jangan Bersedih Jika Mendengar Kata4cata Kasar, Karena Kedengkian Itu 
Sudan Ada Sejak Dulu - 109 
Rehat-111 

Jangan Bersedih! Sebab Bersabar Atas Sesuatu yang Tidak Anda Sukai 

Adalah Jalan Menuju Kemenangan - 111 
Jangan Bersedih Karena Perlakuan Orang Lain, Tapi Lihatlah Perlakuan 

Mereka Terhadap Sang Khaliq - 113 
Jangan Bersedih Karena Rezeki yang Sulit - 113 

Jangan Bersedih, Karena Masih Ada Sebab-sebab yang Membuat Musibah 

Terasa Ringan - 114 
Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain - 115 
'Uzlah dan Dampak Positifnya - 116 
Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan! - 118 

Rehat -119 

Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia - 120 
Mengapa Harus Bersedih Jika Anda Memiliki Enam Resep? - 121 
Jangan Bersedih Jika Dianiaya, Dilecehkan, Dihina, Atau Dizalimi! - 122 
Jangan Bersedih, dan Simpanlah Pujian Orang dengan Tetap Melakukan 

Kebaikan Kepada Orang Lain - 122 
Jangan Bersedih Jika Dihadapkan Pada Kesulitan-kesulitan, Permasalahan, 

dan Halangan - 122 
Jangan Bersedih, Sebab Anda Masih Punya Saudara dan Orang yang 

Mencintai Anda - 123 
Jangan Bersedih Jika Ada Orang yang Merintangi dan Menyikapi Anda 

Dengan Wajah Masam - 124 

Rehat - 124 
Sebaik43aik Teman Duduk Adalah Buku - 125 



xviii La'Tahzan 



Keutamaan Buku - 127 
Faedah Membaca - 128 

Jangan Bersedih, Sebab Kebaikan Anda Akan Membuahkan Pujian!.- 129 
Rehat - 130 

Jangan Bersedih, Sebab di Sana Masih Ada Rencana, Kehidupan, dan 

Hari yang Lain! - 131 
Pernyataan Para Pemikir - 132 

Jangan Bersedih, Tanyakan Pada Diri Anda Tentang Hari Ini, Kemarin, 

dan Hari Esok - 133 
Jangan Bersedih Jika Sering Ditimpa Musibah! - 134 

Rehat-134 

Jangan Bersedih, Sebab Kesedihan AkanMenguras Potensi dan Energi! - 136 
Kesedihan Dapat Menyebabkan Abses - 136 
Dampak Lain dari Depresi - 136 

Dampak Kesedihan, Kegundahan, dan Kedengkian - 137 

Hadapi Semua Permasalahan Dengan Tenang - 137 

Berbaiksangkalah Kepada Rabb - 138 

Jika Pikiran Anda Bercabang - 138 

Jangan Gusar Dengan Kritik yang Membangun - 139 

Jangan Terlalu Lama Berpikir Atau Ragu, Tapi Berbuatlah dan Tinggalkan 

Kekosongan - 140 
Isu Itu Bohong - 141 

Kesantunan Akan Menjauhkan Anda dari Kesalahan - 141 

Yang Telah Lewat Tidak Akan Pernah Kembali - 142 

Carilah Kebahagiaan Dalam Diri Sendiri, Bukan di Sekitar dan di Luar 

Diri Anda - 142 
Hidup Ini Bukan untuk Ditangisi - 143 

Rehat - 144 

Jangan Bersedih Selama Anda Beriman Kepada Allah - 145 

Jangan Bersedih Karena Masalah yang Sepele, Sebab Dunia dan Segala 

Isinya Tidak Ada Artinya - 147 
Jangan Bersedih Jika Dimusuhi - 148 
Alam Diciptakan Memang Seperti Itu - 149 
Jangan Kagumi Orang Jahat, Tapi Kagumilah Orang Baik - 149 
Jangan Bersedih Selama Anda Masih Memiliki Sepotong Roti, Segelas Air 

dan Kain yang Menutupi Tubuh - 150 
Jangan Bersedih Dengan Ujian dan Cobaan Allah. Sebab, Bisa Jadi Itu 



La Tahzan xix 



Merupakan Karunia dan Ganjaran - 151 
Jangan Bersedih Karena Anda Berbeda dengan Orang Lain - 152 
Rehat - 153 

Yang Tampak Berbahaya Mungkin Bermanfaat - 154 
Iman: Obat Paling Mujarab - 156 

Jangan Bersedih, Karena Allah Mengabulkan Permohonan Seorang 
Musyrik. Apalagi terhadap Seorang Muslim yang Bertauhid? - 157 

Jangan Bersedih. Karena Sesungguhnya Kehidupan Lebih Pendek dari 
yang Anda Bayangkan - 158 

Jangan Bersedih, Jika Masih Punya Sesuatu yang Cukup - 160 

Keridhaan Hati Menghilangkan Kesedihan - 161 

Jika Anda Kehilangan Salah Satu Anggota Tubuh, Sesungguhnya Masih 

Ada Anggota Tubuh yang Lain - 163 
Hari-hari Akan Terus Berputar - 164 
Anda Harus Keluar di Bumi Allah yang Luas Ini - 165 

Rehat - 166 

Jangan Bersedih Pada Detik-detik Terakhir Kehidupan Anda - 167 
Jangan Bersedih Jika Kematian Menjemput - 168 

Jangan Bersedih Lantaran Bencana, Sebab Ada Rahasia di Balik Semua 
Itu - 169 

Jangan Bersedih, Karena Sesungguhnya Dunia Terlalu Hina untuk 

Membuat Anda Bersedih - 171 
Jangan Bersedih Lantaran Anda Beriman Kepada Allah - 171 

Rehat- 172 

Jangan Bersedih Jika Anda Cacat. Karena Itu Bukan Halangan untuk 

Berprestasi - 173 
Jangan Bersedih Selama Anda Memahami Islam - 174 
Jangan Mengira Bahwa Kemuliaan Adalah Kurma yang Harus Anda 

Makan - 177 
Sumber-sumber Kebahagiaan - 178 
Sendi-sendi Kebahagiaan - 178 

Jangan Bersedih Karena Kematian Tidak Akan Datang Sebelum Waktu 

yang Ditentukan - 180 
Perbanyaklah Mengucapkan, "Ya dzaljalali wal ikram" - 181 

Rehat- 186 
Bagi yang Takut Terhadap Pendengki - 187 
Perbaikilah Perilaku Anda Terhadap Sesama - 188 



xx La Tahzan 



Jangan Cemas, Camkan Hal-hal Berikut! - 188 
Konsekuensi Kemaksiatan Adalah Kesusahan - 189 
Carilah Rezeki, Tapi Jangan Serakah - 191 
"Ihdinash shirathal mustaqim", Rahasia Hidayah - 192 
Sepuluh Bunga Hidup Bahagia - 193 

Rehat - 197 
Jangan Bersedih, Hadapilah Kenyataan - 197 

Jangan Bersedih. Karena yang Anda Sedihkan Itu Akan Berakhir - 202 
Rehat - 203 

Jauhi Depresi. Karena Depresi Merupakan Jalan Menuju Kesengsaraan - 204 
Depresi Adalah Gerbang Bunuh Diri - 204 
Istighfar Adalah Pembuka Jalan - 210 

Orang Lain yang Bergantung Kepada Anda, dan Bukan Anda yang 

Bergantung Kepada Mereka - 212 
Bersikaplah Bijaksana Terhadap Harta, Orang yang Hemat Tidak Akan 

Sengsara - 214 
Jangan Bergantung Kepada Selain Allah! - 215 
Sebab-sebab yang Membuat Hati Menjadi Lapang - 216 
Qadha' Itu Sudah Selesai - 218 
Kebebasan itu Nikmat Sekali - 218 
Bantal Tidur Sufyan ats-Tsauri Adalah Tanah - 219 

Jangan Memperhatikan Orang-orang yang Menyebarkan Berita Bohong - 219 
Caci Maki dan Cemoohan Itu Tidak Akan Membahayakan Diri Anda - 220 
Renungkanlah Keindahan Alam Semesta - 221 

'Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan?" - 222 
Ketamakan Tidak Akan Membahagiakan - 223 
Musibah itu Menghapuskan Dosa-dosa - 223 
"Hasbunalldh wa ni'tnal wakil" - 224 
Ramuan Kebahagiaan - 225 
Beban Berat Sebagai Konsekuensi Status - 226 
Mari Kita Menuju Shalat - 227 
Sedekah Membuat Hati Menjadi Lapang - 229 
Jangan Marah! - 231 
Wirid Pagi - 232 
Rehat - 236 
Al-Qur'an, Kitab yang Penuh Berkah - 236 
Jangan Berambisi Menjadi Terkenal! - 237 



La Tahzan xxi 



Kehidupan nan Indah - 238 

Cobaan Itu untuk Kebaikan - 239 

Ibadah yang Penuh dengan Kepasrahan Diri - 240 

Dari Penguasa Menjadi Tukang Kayu - 241 

Di Antara Sebab yang Mengeruhkan Kedamaian Adalah Bergaul Dengan 

Orang-orang Dungu - 242 
Kepada Mereka yang Ditimpa Musibah - 243 
Bukti-bukti Ketauhidan - 245 

Rehat - 249 
Perhatikan Lahir dan Batin - 249 
Bekerjalah Anda! - 252 
Berlindunglah Kepada Allah - 252 
Kepada-Nya Aku Bertawakal - 253 
Mereka Sepakat pada Tiga Hal - 254 

Serahkan Orang yang Menzalimi Anda Itu Kepada Allah - 255 
Kisra Persia dan Seorang Perempuan Tua - 255 
Kekurangan Bisa Saja Menjadi Kesempurnaan - 256 
Akhirnya Mereka Mengakui - 260 
Sejenak Bersama Orang-orang Bodoh - 261 
Iman: Man Menuju Keselamatan - 263 
Orang Kafir pun Berkelas-kelas - 265 
Tekad Baja - 267 

Fitrah [yang Diciptakan] Allah - 268 
Jangan Bersedih Karena Ditangguhkannya Rezeki - 269 
Libatkan Diri Anda Dalam Pekerjaan yang Bermanfaat - 270 
Dalam Hidup Anda Ada Detik-detik yang Berharga - 274 
Rehat - 278 

Pekerjaan yang Baik Adalah Jalan Menuju Kebahagiaan - 279 

Ilmu yang Bermanfaat dan yang Membahayakan - 280 

Perbanyak Membaca dan Merenung! - 282 

Mukasabahlah Diri Anda Sendiri - 283 

Tiga Kesalahan yang Selalu Berulang - 283 

Berhati-hatilah! - 284 

Raihlah Simpati Orang Lain - 285 

Mengembaralah dan Bacalah Ayat-ayat Kekuasaan Allah - 286 
Bertahajjudlah Bersama Orang-orang yang Bertahajjud - 287 
Rehat - 288 



xxii La Tahzan 



Nilai Diri Anda Adalah Surga - 289 
Cinta Sejati - 290 
Rehat - 291 

Jangan Bersedih, Karena Syariat itu Mudah dan Memudahkan - 292 

Dasar-dasar Ketenangan Jiwa - 293 

Hati-hati dengan Rindu - 294 

Hak-hak Bersaudara - 296 

Rahasia-rahasia di Balik Dosa - 297 

Carilah Rezeki, Tapi Jangan Tamak - 297 

Rehat - 298 
Syariat yang Dermawan - 299 

"Jangan takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang)." - 300 
Hati-hati dengan Empat Hal - 301 
Carilah Ketenangan Bersama Rabb - 301 
Dua Kata Agung - 302 
Faedah dari Musibah - 303 
Ilmu Adalah Petunjuk Sekaligus Obat - 304 
Semoga Menjadi Kebaikan - 304 
Kebahagiaan Adalah Karunia Ilahi - 304 
Kenangan yang Indah Adalah Umur Panjang - 305 
Nyanyian Duka - 305 
Rehat - 307 

Rabb yang Tak Pernah Zalim dan Aniaya - 308 
Tulis Sendiri Sejarah Anda! - 310 
Diamlah untuk Mendengarkan Firman Allah - 311 
Setiap Orang Mencari Kebahagiaan, Tapi ... - 315 

Rehat- 316 
Surga (Na'im) dan Neraka (Jahim) - 317 
"Bukankah kami telah melapangkan dadamu?" - 318 
Konsep Hidup yang Baik - 319 
Apakah Kebahagiaan Itu? - 322 
Kepada-Nya lah Kata-kata Indah Itu Terpanjat - 325 
"Dan, begitulah azab Rabb-mu, apabila Dia mengazab penduduk negeri- 

negeri yang berbuat zalim" - 327 
Doa Orang-orang yang Dizalimi - 329 
Saya Katakan, "Sayalah yang di depan pintu itu." - 329 
Harus Ada Teman - 330 



La Tahzan xxiii 



Rasa Aman Adalah Keharusan Agama dan Rasio - 330 

Kemuliaan-kemuliaan yang Akan Sirna - 332 

Mencari Keutamaan Adalah Mahkota untuk Hidup Bahagia - 334 

Keabadian Itu Ada di Sana, Bukan di Sini - 336 

Musuh-musuh Manhaj Rabbani - 337 

Hakikat Kehidupan Dunia - 339 

Kunci Kebahagiaan - 341 

Rehat - 342 
Bagaimana Mereka Itu Hidup? - 342 
Pendapat Orang-orang Bijak Tentang Sabar - 344 
Berbaik Sangka Kepada Allah Tidak Akan Gagal - 346 
Orang yang Bersabar Akan Mendapatkan yang Terbaik - 347 
Pendapat-pendapat yang Menyatakan Bahwa Musibah Itu Ringan - 348 

Rehat - 349 

Jangan Bersedih Kalau Harta Anda Sedikit Atau Keadaan Anda 

Memprihatinkan, Sebab Nilai Diri Adalah Sesuatu yang Berbeda - 350 
Jangan Bersedih! Ketahuilah, Dengan Buku Anda Bisa Meningkatkan 

Potensi - 350 
Jangan Bersedih, Bacalah Keajaibamkeajaiban - 351 
Ciptaan Allah di Alam Semesta - 351 
Ya Allah ya Allah - 357 
"Setiap hari Dia dalam kesibukan." - 358 
Jangan Bersedih, Karena Hari-hari Terus Berputar - 359 
"Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang 

bertengkar. Mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka." - 359 
Jangan Bersedih, Karena Musuh Akan Ketakutan - 360 
Optimisme dan Pesimisme - 361 
Kepada Umat Manusia: Jangan Bersedih! - 363 

Rehat - 366 

Hiburlah Diri Anda Dengan Bencana yang Menimpa Orang Lain - 366 
Buah Ranum dari Keridhaan - 372 
Saling Meridhai - 373 

Orang yang Tidak Mau Menerima, Tidak Akan Pernah Diterima - 374 
Faedah dari Keridhaan - 374 
Jangan Melawan Rabb - 375 

Keputusan yang Telah Berlaku dan Ketentuan yang Adil - 376 
Tidak Menerima Itu Tidak Ada Faedahnya - 376 



xx iv La Tahzan 



Keselamatan Itu Ada Bersama Keridhaan - 377 
Tidak Menerima Adalah Pintu Keraguan - 377 
Keridhaan Adalah Kekayaan dan Rasa Aman - 378 
Buah dari Keridhaan Adalah Rasa Bersyukur - 379 
Buah dari Tidak Menerima Adalah Kekufuran - 379 
Tidak Menerima Adalah Jerat Setan - 380 
Keridhaan Akan Menyingkirkan Hawa Nafsu - 381 

Rehat - 381 
Memaafkan Kesalahan Teman - 382 

Memanfaatkan Waktu Luang dan Kesehatan untuk Taat Kepada Allah - 385 

Allah Adalah Pelindung Orang-orang yang Beriman - 385 

Petunjuk Itu Ada di Jalan Mereka yang Mencarinya - 388 

Kehormatan Adalah Cobaan - 389 

Harta Simpanan yang Abadi - 390 

Semangat yang Menembus Langit - 391 

Membaca Pikiran - 392 

"Dan, apabila aku sakit, Dia lah yang menyembuhkan aku." - 393 
Berhati-hatilah - 395 
Telitilah! -395 

Bulatkan Tekad Terlebih Dulu, Lalu Majulah! - 396 
Kehidupan Kita Bukan Hanya di Dunia Saja - 397 

Mundur dari Tantangan Adalah Solusi Sementara yang Akan Menyiratkan 

Jalan Keluar - 398 
Anda Sedang Berhubungan Dengan Yang Maha Pengasih - 400 
Tanda-tanda yang Menyeru untuk Selalu Optimistis - 401 
Kehidupan Itu Seluruhnya Susah Payah - 401 

Rehat - 402 

Kebersahajaan Itu Akan Menyelamatkan dari Kebinasaan - 403 
Orang Itu Dinilai dari Sifatnya yang Menonjol - 404 
Seperti Itulah Anda Diciptakan - 404 
Kecerdikan Itu Membutuhkan Kejujuran - 405 

Hiasilah Hati Anda, Niscaya Anda Akan Melihat Bahwa Alam Semesta ini 

Sangatlndah - 407 
Bergembiralah Dengan Pertolongan yang Segera Datang - 408 
Anda Lebih Tinggi Daripada Sikap Dengki - 409 

Rehat - 410 
Ilmu Adalah Pintu Kemudahan - 411 



La Tahzan xxv 



Bukan ke Arah ini Unta Digiring -411 
Orang yang Paling Merasakan Kedamaian - 412 
Pelan-pelan! - 413 

Bagaimana Anda Mensyukuri yang Banyak, Jika yang Sedikit Saja Tak 

Mampu? - 414 
Tiga Papan - 415 

Rehat - 415 
Tenanglah! - 416 

Perbuatan yang Baik Adalah Tameng Diri dari Kejahatan - 417 
Beristirahat Akan Sangat Membantu Kelanjutan Perjalanan - 419 

Rehat - 422 
Panggung Tentang Kerajaan Alam - 423 
Langkah yang Tepat - 423 
Jangan Ceroboh! - 424 

Nilai Diri Adalah Keimanan dan Akhlak - 426 
Sungguh Bahagia Mereka! - 428 
Alangkah Sengsaranya Mereka! - 428 

Rehat - 429 
Bersikaplah Lembut Kepada Kaum Wanita - 430 
Senyuman di Awal - 431 

Kebiasaan Balas Dendam Adalah Racun Berbisa di Dalam Jiwa yang 
Bergejolak - 433 
Rehat - 434 

Jangan Tenggelam Dalam Kepribadian Orang Lain - 435 
Orang-orang yang Menderita Menunggu Kebijaksanaan Allah - 436 
Carilah Pekerjaan yang Menyenangkan - 437 

"Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan 

itu kami berikan bantuan." - 438 
Allah Akan Menunjuki Hati Orang yang Beriman Kepada-Nya - 439 
Manhaj Kesahajaan - 442 
Bukan yang Ini dan Bukan Pula yang Itu - 443 

Rehat - 443 
Siapa Para Wali Allah Itu Sebenarnya? - 444 
'Allah Maha Baik terhadap hamba-hamba-Nya." - 445 
Allah Memberi Rezeki dari Arah yang Tak Disangka-sangka - 447 
"Dan, Dialah yang menurunkan hujan." - 448 

Allah Akan Menggantikan yang Hilang Dengan yang Lebih Baik - 449 



xx vi La Tahzan 



Jika Anda Memohon, Memohonlah Kepada Allah - 450 
Detik-detik yang Sangat Berharga - 451 
Siapa di Antara Kita yang Memiliki Waktu Terbatas? - 453 
Kisah-kisah Kematian - 454 

"... yang tiada dapat kamu minta mundur daripadanya barang sesaat pun 
dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan." - 455 

Sesatlah Orang yang Menyeru Selain Kepada- Ny a - 456 

Bisa Saja, BadanJadi Sehat Karena Penyakit - 458 

Para Wali Itu Memiliki Karamah - 458 

Cukuplah Allah Sebagai Pelindung dan Saksi - 459 
Rehat - 461 

Perbaikilah Menu Makanan Anda, Pasti Doa Anda Terkabul - 461 

Segala Sesuatu Itu Bertasbih Memuji Rabb-Nya - 464 

Bersikaplah Ridha Kepada Allah - 467 

Suara Memanggil di Lembah Nakhlah - 472 

Hadiah untuk Generasi Pertama - 473 

Tetaplah Ridha Walaupun Harus Menggenggam Bara - 475 

Rehat - 476 
Pengambil Keputusan - 476 
Berpendirianlah Seteguh Gunung Uhud - 480 
Siapa Menanam, Dia akan Menuai - 482 

Rehat - 483 
Konsekuensi dari Berucap Menarik - 483 
Ketenangan Hati Hanya Ada di Surga - 484 

Rehat - 486 

Sikap Lemah Lembut Membantu Mencapai Tujuan - 486 

Rehat-489 
Tak Ada Gunanya Berduka - 490 
Ketenangan Ada Dalam Rasa Puas - 491 
Bayangkan Kemungkinan Terpahit - 492 

Jika Masih Sehat dan Bisa Makan, Maka Katakan Kepada Dunia: "Salam 

sejahtera" - 493 
Padamkan Api Dendam Sebelum Membakar Diri Anda - 495 
Jangan Merendahkan Kedudukan Seseorang - 497 
Siapa Menanam, Akan Mengetam - 502 
Jangan Remehkan Upaya Orang Lain - 503 
Singkirkan Kebiasaan Meniru yang Berlebihan - 504 



La'Tahzan xxvii 



Jika Tidak Sanggup Melakukan Sesuatu, Maka Tinggalkan - 
Jangan Ceroboh! - 506 

"Bermegah-megahan telah melalaikanmu." - 506 
Tips Menjadi Orang yang Paling Bahagia - 508 

PENUTUP - 570 



xxviii La Tahzan 



Ya Allah! 



{Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu 
Dia dalam kesibukan.} 

(QS. Ar-Rahman: 29) 

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup 
kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: "Ya 
Allah!" 

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang 
jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, 
mereka akan menyeru: "Ya Allah!" 

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, 
mereka yang tertimpa akan selalu berseru: "Ya Allah!" 

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir 
permohonan digeraikan, orang-orang mendesah: "Ya Allah!" 

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa 
menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka 
pun menyeru: "Ya Allah!" 

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, 

dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, 

menyerulah:"Ya! AllahV 

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap 
gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam 
Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang, 
dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah 

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang 

menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan 

hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya. 

Setiap dini had menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, 
julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah- 
Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya 
untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu, 
hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman 
kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, 
keyakinan akan semakin kokoh. Karena, 

{Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya.} 

(QS. Asy-Syura: 19) 



eBook by MR. 



La Tahzan 1 



Allah: nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, 
ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga. 

{Apakah kamu tahu ada seseorang yang soma dengan Dia (yang patut 
disembah)? } 

(QS. Maryam: 65) 

Allah: milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, 
kemuliaan, kemampuan, dan hikmah. 

(Milik siapakah kerajaan pada hari ini ? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha 
Mengalahkan.j 

(QS. Ghafir: 16) 

Allah: dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, 
cinta dan kebaikan. 

{Dan, apasajanikmat yang ada pada kamu, makadari Allah-lab. (datangnya).j 

(QS.An-Nahl:53) 

Allah: pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dan 
keperkasaan. 

Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf, 
Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah 
Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna, 
akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabku 

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan 

kesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa 

tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan 

padamkan bara jiwa dengan air keimanan. 

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa 
kantuk dari-Mu yang menentramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolak 
ini kedamaian. Dan, ganjarlah dengan kemenangan yang nyata. Wahai Rabb, 
tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu. 
Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Dan 
tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah- 
Mu. 

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan 
memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah 
sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala 
tentara-Mu. 

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah 
kegundahan dari jiwa kami semua. 



2 La Tahzan 



Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. 
Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakal. Hanya kepada-Mu kami 
memohon, dan hanya dari-Mu lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau 
sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan 
Penolong. 

000° 

Pikirkan dan Syukurilah! 

Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. 
Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah 
kedua telapak kaki. 

{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup 
menghitungnya. } 

(QS. Ibrahim: 34) 

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, 
semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki 
dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi 
tak pernah mengetahuinya. 

{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahirdan batin.J 

(QS. Luqman: 20) 

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua 

kaki. 

{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?} 

(QS. Ar-Rahman: 13) 

Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu 
yangsepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan 
terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di 
atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak 
kuat dan suatu ketika patah? 

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika 
sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena 
sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat 
menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di 
sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit? 



La Tahzan 3 



Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya 
Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali 
mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari 
penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak 
Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan. 

Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung 
Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah 
Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, 
hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan 
untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung? 

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan 
kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa 
resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi 
hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk 
tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat. 

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda 
pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya 
karena kerugian mated yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih 
memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, 
karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan 
kemudian syukurilah! 

{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.} 

(QS. Adz-Dzariyat: 21) 

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, 
pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan 
janganlah termasuk golongan 

{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.} 

(QS. An-Nahl: 83) 

Yang Lalu Biar Berlalu 

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa 
dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama 
artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur 
masa depan yang belum terjadi. 



4 La Tahzan 



Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak 
pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 
'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan 
selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus 
cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan 
tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup 
memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya 
menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, 
karena ia memang sudah tidak ada. 

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah 
payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! 
Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke 
tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang 
ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda 
dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, 
keterbakaran emosijiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatanjiwa Anda 
pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, 
dan sekaligus menakutkan. 

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa 
depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat 
berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum 
dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu 
adalah umat yang lalu. " Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai 
pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman 
dan memutar kembali roda sejarah. 

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang 
yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. 

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang 
meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat 
itu dari kuburnya. " Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, 
sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa 
engkau tidak menarik gerobak?" 

"Aku benci khayalan," jawab keledai. 

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan 
dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan 
kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing- 
puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin 
bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya 



La Tahzan 5 



mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah 
mustahil pada asalnya. 

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun 
menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air 
akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala 
sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah 
kehidupan! 

O0t> 

Hari Ini Milik Anda 

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari 
inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan 
segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum 
tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya 
menyapa Anda inilah hari Anda. 

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup 
Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan 
mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik 
diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan 
bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan. 

Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, 
kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad 
mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an 
yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala 
hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, 
perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan 
raga, serta perbuatan baik terhadap sesama. 

Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi 
waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan 
setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak- 
banyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah 
untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- 
Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan 
nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah 
rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda 
hari dengan penuh keridhaan. 



6 La Tahzan 



{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah 
kamu termasuk orangyang bersyukur.} 

(QS. Al-A'raf: 144) 

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian 
dan kebencian. 

Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu 
kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah 
hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum 
baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi 
hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda? 

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa 
Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau 
mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi? 

Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang 
kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada 
prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan 
diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan 
semua potensi, dan mensucikan setiap amalan. 

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini 
aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap 
kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik 
dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku 
berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan 
berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan 
memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur 
kata dan tindak tandukku." 

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat 
tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, 
membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada 
al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat. 

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam 
hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan 
berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan 
buruk sangka. 

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka 
aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada 
siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, 



La Tahzan 1 



menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang 
kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang 
dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka 
yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, 
dan berbakti kepada orang tua. 

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai 
masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. 
Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah 
melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah 
meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi." 

"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak 
akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah 
dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena 
esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum 
diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan." 

"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam 
"kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan 
yang paling indah dan menyenangkan. 

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri 

{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar 
disegerakan (datang)nya.} 

(QS.An-Nahl: 1) 

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda 
mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dlkAhirkan, atau memetik 
buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata 
dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. 
Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, 
mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, 
memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan 
bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak 
tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari 
esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan? 

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke 
bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum 



8 La Tahzan 



sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau 
tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum 
sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa 
arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, 
kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya. 

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan 
masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam 
kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak 
dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thululamal (angan-anganyang terlalu 
jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya 
dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan 
manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan 
tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krmjekonomi yang 
kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari 
kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan". 

{Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh 
kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan 
daripada-Nya dan karunia.} 

(QS. Al-Baqarah: 268) 

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang 
menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama 
setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. 
Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di 'genggaman yang 
lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. 
Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru 
menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud. 

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah 
menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan 
petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk 

Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang 
berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di 
dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan- 
angan yang berlebihan. 




La Tahzan 9 



Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas 



Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali 
mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. 
Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset 
dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu 
memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka 
Anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. 
Mungkin pula, sesekali Anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari 
orang lain. 

Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik Anda sebelum 
Anda masuk ke dalam Hang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah 
dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, 
maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih 
dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur Anda selalu terasa 
gerah. 

Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh, 
dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun 
mereka, marah dan kesal kepada Anda adalah karena mungkin Anda 
mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk, atau 
harta. Jelasnya, Anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak 
terampuni sampai Anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang 
pada diri Anda, atau sampai Anda meninggalkan semua sifat terpuji dan 
nilai-nilai luhur yang selama ini Anda pegang teguh. Dan menjadi orang 
yang bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri Anda. 

Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. 
Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. 
Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran- 
butiran salju yang menderanya setiap saat, dan ia justru semakin kokoh 
karenanya. Artinya, jika Anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan 
atau cemoohan mereka, berarti Anda telah meluluskan keinginan mereka 
untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda. Padahal, yang terbaik 
adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan 
akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan 
oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan Anda. Sebab, kritikan 
mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan 
penghormatan untuk Anda. Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi yang 
Anda duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu. 



10 La'Tahzan 



Betapapun, Anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan 
menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah hanya mengubur 
dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada 
Anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang 
diperintahkan Allah, 

{Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu. "} 

(QS. Ali 'Imran: 119) 

Bahkan, Anda juga dapat 'menyumpal' mulut mereka dengan 
'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara 
memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap 
kesalahan Anda. Dan bila Anda ingin diterima oleh semua pihak, dicintai 
semua orang, dan terhindar dari cela, berarti Anda telah menginginkan 
sesuatu yang mustahii terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh 
untuk diwujudkan. 

000° 

Jangan Mengharap "Terima Kasih" dari Seseorang 

Allah menciptakan para setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan 
Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar 
mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru banyak yang 
menyembah dan bersyukur kepada selain Dia. 

Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan suatu 
kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena 
itu, Anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari 
kebaikan yang pernah Anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah 
Anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah Anda persembahkan. 
Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi Anda dengan sangat 
keji dan membenci Anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka 
lakukan adalah justru karena Anda telah berbuat baik kepada mereka. 

{Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan 
Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka.} 

(QS. At-Taubah: 74) 

Coba Anda buka kembali catatan dunia tentang perjalanan hidup ini! 
Dalam salah satu babnya diceritakan: syahdan, seorang ayah telah memelihara 
anaknya dengan baik. la memberinya makan, pakaian dan minum, 
mendidikanya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, 



La Tahzan 11 



rela untuk tidak makan asal anaknya kenyang, dan bahkan, mau bersusah 
payah agar anaknya bahagia. Namun apa lacur, ketika sudah berkumis lebat 
dan kuat tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu 
menggonggong kepada orang tuanya. la tak hanya berani menghina, tetapi 
juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak, dan durhaka terhadap orang 
tuanya. Dan semua itu, ia tunjukkan dengan perkataan dan juga tindakan. 

Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan 
oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi 
semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan 
mendatangkan balasan pahala dari Dzat Yang perbendaharaan-Nya tidak 
pernah habis dan sirna. 

Ajakan ini bukan untuk menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang 
telah Anda lakukan selama ini, atau agar Anda sama sekali tidak berbuat 
baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar Anda tak goyah dan 
terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua 
kebaikan yang telah Anda perbuat. Dan janganlah Anda pernah bersedih 
dengan apa saja yang mereka perbuat. 

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka Anda akan 
menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, dan 
tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji mereka. Anda harus 
bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang di 
sekitar Anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih 
baik dari tangan yang di bawah. 

{Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk 
mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu 
dan tidak pula (ucapan) terima kasih.} 

(QS. Al-Insan: 9) 

Masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi 
kacau pikiranya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang- 
orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum pernah mendengar 
wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan 
manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan: 

{Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui 
(jalannya yang sesat ), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk 
( menghilangkan ) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang 
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. } 

(QS. Yunus: 12) 



12 La Tahzan 



Anda tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena 
kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan 
kepada Anda. Dan Anda tak usab kaget, bila orang yang Anda beri tongkat 
untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke 
kepala Anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari 
dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung 
nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang 
dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan Anda. 

ooo 

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, 
Melapangkan Dada 

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan 
kebaikan sebaik rasanya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat 
merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. 
Mereka akan merasakan "buah"nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak, 
dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang, 
tenteram dan damai. 

Ketika diri Anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah 
terhadap sesama manusia, niscaya Anda akan mendapatkan ketentraman 
dan kedamaian hati. Sedekahilah orang yang papa, tolonglah orang-orang 
yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan or- 
ang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang 
terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua 
sisi kehidupan Anda! 

Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan 
manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. 
Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur 
yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih. 

Menebar senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" 
merupakan sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang 
berbunyi, "... meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri. " 
(Al-Hadits) 

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit 
terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya oleh Sang Maha Gaib. 



La 'Tahzan 1 3 



Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang 
kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. 
Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha 
Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi 
Maha Terpuji. 

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, 
kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, 
sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong, 
dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan 
mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna, dan juga 
hakekatnya. 

{Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang hams 
dibalasnya. Tetapi ( dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan 
Rabb-nya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.} 

(QS. Al-Lail: 19-21) 




Isi Waktu Luang Dengan Berbuat! 

Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan 
menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal 
pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah. Dan, 

{Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.j 

(QS. At-Taubah: 87) 

Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya 
menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang 
berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan 
dan ke kiri. 

Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa 
kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam 
keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana; 
mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, 
hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. 
Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. 
Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa 
mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada 



14 La Tahzan 



terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan 
diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak 
tubuh dengan narkoba. 

Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina; 
meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan 
air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa 
penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres 
dan gila. 

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah 
pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk 
yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan 
dan si "pencuri". 

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, 
bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau 
berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir 
kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak 
berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat. 

Bunuhlah setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan 
cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah 
mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para 
kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti 
burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di 
atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata 
kesedihan. 

000° 

Jangan Latah! 

Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru-meniru ciri kepribadian 
umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. 
Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, 
ucapannya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan 
meniru-niru budaya bangsa lain. Dan itulah yang disebut dengan latah, 
mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud 
dirinya sendiri. 

Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak 
pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada 



La Tahzan 15 



orang-orang yang memaksa did untuk menyamakan perilaku dan 
kepribadiannya dengan bangsa lain? 

Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorang 
pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum 
pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak 
akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari. 

Anda sama sekali berbeda dari Zaid dan Amr. Karenanya, jangan 
memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang 
lain! 

Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri. 

{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya ( masing-masing).} 

(QS. Al-Baqarah: 60) 

{Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya ( sendiri) yang ia menghadap kepadanya. 
Maka, berlomba-hmbalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.} 

(QS. Al-Baqarah: 148) 

Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara, 
menganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda! 
Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan 
kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri. 

Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan 
agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab 
Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti 
itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain. 

Umat manusia — dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya — 
seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang 
dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti 
pisang, Anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan 
keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang. 

Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan 
kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang 
Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda 
kebesaran-Nya. 

O0O 



16 La Tahzan 



Qadha' dan Qadar 



/ Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan ( tidak pula) pada dirimu sendiri, 
melainkan dia telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami 
menciptakannya.} 

(QS. Al-Hadid: 22) 

Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan 
telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. 
Maka, 

/ Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah 
ditetapkan oleh Allah bagi kami. "} 

(QS. At-Taubah: 51) 

Apa yang membuat Anda benar, maka tak akan membuat Anda salah. 
Sebaliknya, apa yang membuat Anda salah, maka tidak akan membuat Anda 
benar. 

Jika keyakinan tersebut tertanam kuat pada jiwa Anda dan kukuh 
bersemayam dalam hati Anda, maka setiap bencana akan menjadi karunia, 
setiap ujian menjadi anugerah, dan setiap peristiwa menjadi penghargaan 
dan pahala. 

"Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik maka ia akan diuji 
oleh-Nya." (Al Hadits) 

Karena itu, jangan pernah merasa gundah dan bersedih dikarenakan 
suatu penyakit, kematian yang semakin dekat, kerugian harta, atau rumah 
terbakar. Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan 
segala sesuatunya dan takdir telah bicara. Usaha dan upaya dapat 
sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik Al- 
lah. Pahala telah tercapai, dan dosa sudah terhapus. Maka, berbahagialah 
orang-orang yang tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan mereka 
terhadap Yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha Mengekang lagi 
Maha Lapang. 

{Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan 
ditanyai.j 

(QS. Al-Anbiya: 23) 

Syaraf-syaraf Anda akan tetap tegang, kegundahan jiwa Anda tak akan 
reda, dan kecemasan di dada Anda tak akan pernah sirna, sebelum Anda 
benar-benar beriman terhadap qadha' dan qadar. 



La Tahzan 17 



Tinta pena telah mengering bersamaan dengan semua hal yang akan 
Anda temui. Maka, jangan biarkan diri Anda larut kesedihan. Jangan mengira 
diri Anda sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang 
akan runtuh, membendung air yang akan meluap, menahan angin agar tak 
bertiup, atau memelihara kaca agar tak pecah. Adalah tak benar bila semua 
itu dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena apa yang telah 
digariskan akan terjadi. Setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan 
akan terlaksana. Demikianlah "orang bebas memilih; boleh percaya dan tidak" 

Anda harus menyerahkan semua hal kepada takdir agar tak ditindas 
oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan. Dan, percayalah 
dengan kebenaran qadha' sebelum Anda dilanda banjir penyesalan! Dengan 
begitu, jiwa Anda akan tetap tenang menjalani segala daya upaya dan cara 
yang memang harus ditempuh. Dan bila kemudian terjadi hal-hal yang tidak 
Anda inginkan, maka itu pun merupakan bagian dari ketentuan yang memang 
harus terjadi. Jangan pula pernah berandai, "Seandainya saja aku melakukan 
seperti ini, niscaya akan begini dan beginijadinya. " Tapi katakanlah, "Allah telah 
menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan. " (Al-Hadits) 

<xx» 

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan 

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, 
setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap 
yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam 
kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang. 

{Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) 
atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.} 

(QS.A1-Maidah:52) 

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti 
datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. 
Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan 
akan datang secepat kelebatan cahaya-dan kedipan mata. Kabarkan juga 
kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan 
segera tiba. 

Saat Anda melihat hamparan padang Sahara yang seolah memanjang 
tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun yang 
rimbun penuh hijau dedaunan. 



18 La Tahzan 



Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa, 
tali itu akan segera putus. 

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan 
berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian. 

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itu, 
karena pertolongan Ilahi membuka "jendela" seraya berkata: 

{Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.} 

(QS.Al-Anbiya': 69) 

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). 
Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah, 

{Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelakDia 
akan memberi petunjuk kepadaku.j 

(QS. Asy-Syu'ara:: 62) 

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi 
Muhammad s.a.w. yang ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa 
Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga, 
rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar. 

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang 
(mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, 
kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka 
hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. 
Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang 
tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar 
rumahnya. 

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena 
setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti 
kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, 
tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang 
silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Sang 
Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah 
mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi 
sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan. 

ooo° 



La Tahzan 19 



Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis! 



Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan. 
Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk 
dan berlipat ganda. 

Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk 
menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah 
negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah. 

Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi 
karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu 
Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak 
melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama 
bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku 
sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia 
berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan 
an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya 
dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu 
ia menguasai qiraah sab' ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu 
penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang 
sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman 
Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati 
meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian- 
nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap 
pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan 
saat mendengarnya kembali. 

Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang 
paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon, 
Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah 
seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian 
tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah bahwa 
sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari 
bahaya bisa ular. 

Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi! 
Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan 
melati yang harum kepada kami. Dan, 

{Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.J 

(QS. Al-Baqarah: 216) 



20 La Tahzan 



Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah 
memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat 
optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan 
akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala 
melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis 
selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di 
langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang 
pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam 
di depan penjara, dan kemudian menangis sedih. 

Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. 
Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah 
harapan, jalan keluar serta pahala. 

OOO* 

Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang 
Kesulitan Apabila Ia Berdoa? 

Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang 
dilanda kegelisahan, kesempitan, kesulitan dan kesedihan? Kepada siapakah 
mereka harus memohon pertolongan? Siapakah yang layak menjadi tempat 
bergantung, memohon, meminta dan meratap semua makhluk? Siapakah 
yang berhak menjadi gantungan hati dan selalu diucapkan oleh lidah 
manusia? Tak lain, adalah hanya Allah yang tiada Ilah selain Dia. 

Bagiku dan juga Anda, adalah suatu kewajiban untuk berdoa dan 
meminta kepada-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan 
mudah maupun ketika sulit. Kita harus menumpahkan semua permasalahan 
ke haribaan-Nya dan kita juga tetap harus ber-tawassul kepada-Nya, meski 
dalam keterjepitan seperti apapun. Kita harus duduk bersimpuh di depan 
pintu gerbang-Nya sambil memohon, menangis merendahkan diri dan 
meminta ampunan-Nya. Dan kemudian, tunggulah! Karena pada saatnya 
nanti akan datang pertolongan, ma'unah (uluran), bantuan dan kemudahan 
yang bersumber dari-Nya. 

{Atau, siapakah yang memperkenankan ( doa ) orang yang dalam kesulitan apabila 
ia berdoa kepada-Nya.} 

(QS. An-Naml: 62) 

Jawabannya adalah Allah-lah yang menyelamatkan orang yang 
tenggelam, memberi jalan keluar orang-orang yang mengalami kesulitan, 



eBook by MR. 



La Tahzan 2 1 



menolong orang yang dizalimi, memberi petunjuk orang yang sesat, 
menyembuhkan orang yang sakit, dan meringankan beban orang yang 
mendapat cobaan. 

{Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan 
memurnikan ketaatan kepada-Nya.} 

(QS. Al-'Ankabut: 65) 

Di sini, saya tidak akan memaparkan doa-doa pengusir rasa duka, 
gundah dan sedih. Bagaimanapun, sebaiknya Anda mempelajari sendiri 
kalimat-kalimat doa yang indah dalam kitab-kitab hadist. Setelah itu, 
mengadulah, merataplah, berdoa dan memohonlah kepada-Nya. Dan bila 
Anda sudah berhasil menemukan-Nya, berarti Anda telah mendapatkan 
segalanya. Akan tetapi, jika Anda kehilangan iman kepada-Nya, niscaya 
Anda telah kehilangan segalanya. 

Doa Anda kepada Rabb terhitung sebagai wujud lain dari ibadah. Juga 
sebagai bukti ketaatan besar yang akan mendatangkan suatu pemberian 
lebih dari apa yang Anda minta. Maka itu, seorang hamba yang benar-benar 
mengetahui hakekat berdoa kepada Allah, niscaya ia tak akan pernah resah, 
gundah, dan kacau pikirannya. 

Semua tali akan mengerut kecuali tali-Nya, dan semua pintu akan 
tertutup kecuali pintu-Nya. Allah Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha 
Menjawab. Dia mengabulkan doa setiap orang yang berada dalam kesulitan. 
Dia memerintahkan Anda — karena Anda manusia yang selalu 
membutuhkan dan lemah, dan Dia Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Tunggal 
dan Maha Terpuji — agar senantiasa berdoa. Dia berkata, 

{Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu.} . 

(QS. Al-Mu'minun: 60) 

Ketika musibah dan bencana datang silih berganti menimpa Anda, 
berdzikirlah kepada-Nya, sebutlah nama-Nya, mohonlah pertolongan-Nya, 
dan mintalah jalan keluar dari-Nya! Tundukkan wajah untuk mengkuduskan 
nama-Nya demi mendapatkan mahkota kemerdekaan dari-Nya. Lekatkan 
hidung pada tempat Anda bersujud kepada-Nya agar Anda mendapatkan 
keselamatan. Angkat kedua tangan Anda, buka kedua telapak tangan Anda, 
perbanyak memohon kepada-Nya, jangan pernah bosan meminta kepada- 
Nya, dan jangan pernah berpaling dari depan pintu-Nya. Harapkanlah 
kelembutan kasih sayang dari-Nya, nantikan pertolongan-Nya, nyaringkan 
suara Anda tatkala menyebut nama-Nya, dan selalu berbaik sangkalah 
kepada-Nya. Curahkan seluruh waktu Anda untuk-Nya dan beribadahlah 



22 La Tahzan 



kepada-Nya dengan tekun agar Anda mendapatkan kebahagiaan dan 
kemenangan. 

o0OO 

Semoga Rumahmu Membuat Bahagia 

Mengasingkan diri yang diajarkan syariat dan sunah Rasul adalah 
menjauhkan diri dari kejahatan dan pelakunya, orang-orang yang banyak 
waktu kosongnya, orang-orang yang lalai, dan orang-orang yang senang 
membuat huru-hara. Dengan begitu, jiwa Anda akan selalu terkendali, hati 
menjadi tenang dan sejuk, pikiran selalu jernih, dan Anda akan merasa 
leluasa dan bahagia berada di taman-taman ilmu pengetahuan. 

Mengasingkan diri (uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia 
dari kebaikan dan ketaatan merupakan obat yang sudah diuji coba dan 
dibuktikan kemujarabannya oleh para ahli pengobatan hati. Banyak cara 
untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan yang sia-sia. 
Diantaranya adalah; mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru 
ke dalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaedah 
"takut kepada Allah", dan juga menghadiri majelis-majelis pertaubatan dan 
dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majelis yang terpuji dan patut 
dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah, 
menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam 
kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majelis-majelis yang tidak jelas tujuannya 
dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit Anda, tangisilah kesalahan 
Anda dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah Anda dapat 
membahagiakan hati Anda. 

Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan 
mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan 
kedamaian diri Anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti Anda telah bergaul 
dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal 
bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat Anda mati tujuh kali dalam 
sehari sebelum Anda benar-benar mati. Maka, 

fJika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah 
kamu selain dari kerusakan belaka.j 

(QS. At-Taubah: 47) 

Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya Anda menjalani 
bagaimanapun kondisi Anda, tetap menyendiri di 'kamar' Anda dan hanya 



La Tahzan 23 



keluar untuk berkata atau berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati Anda 
akan benar-benar menjadi milik Anda, sehingga waktu dan umur Anda 
selamat dari kesia-siaan, lidah Anda terhindar dari menggunjing (ghibah), 
hati Anda bersih dari kerisauan, telinga Anda terjauhkan dari ucapan kotor, 
dan jiwa Anda bebas dari berburuk sangka. Barangsiapa mencoba sesuatu, 
niscaya akan mengetahuinya. Barangsiapa membiarkan dirinya hanyut dalam 
gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang 
tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakan kepadanya: 
Selamat tinggal! 




Ganti Itu dari Allah 

Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari Anda, kecuali Dia 
menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila Anda 
bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya. 

"Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka 
Aku akan mengganti kedua(mata)nya itu dengan surga. " (Al-Hadits) 

dan, 

"Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan 
ridha(Ku), niscaya Aku akan menggantinya dengan surga. " (Al-Hadits) 

Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar, 
maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul 
Hamd (Istana Pujaan). 

Maka, Anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa 
Anda, sebab yang menentukan semua itu adalah Dzat yang memiliki surga, 
balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar. 

Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan 
mendapatkan penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam 
firman-Nya, 

{Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat 
kesudahan itu.} 

(QS. Ar-Ra'd: 24) 

Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa di balik musibah 
terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada 
kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk, 



24 La Tahzan 



{Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempuma dan rahmat dari Rabb 
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.} 

(QS. Al-Baqarah: 157) 

Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah 
dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana. 

Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat 
miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di 
dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, 
dan barangsiapa hidup sengsara di dunia ia akan hidup bahagia di akhirat. 
Lain halnya dengan mereka yang memang lebih mencintai dunia, hanya 
mendambakan kenikmatan dunia saja, dan lebih senang pada keindahan 
dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan 
kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini 
hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu 
memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan. Mereka juga 
akan memandang setiap cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. 
Ini adalah karena mereka selalu memandang ke arah bawah telapak kakinya 
dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini. 

Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada 
sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah 
selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-nya dengan "surat 
ketetapan" yang di sela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, 
empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja 
yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, 
mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan 
menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah: 

{Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah 
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.J 

(QS. Al-Hadid: 13) 

Dan sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, 
lebih utama, dan lebih mulia. 




La Tahzan 25 



Iman Adalah Kehidupan 



Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang 
miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan 
berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan. 

{Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya 
penghidupan yang sempit.} 

(QS. Thaha: 124) 

Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersibkannya, 
menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, 
selain keimanan yang benar kepada Allah s.w.t., Rabb semesta alam. 
Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman. 

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak 
beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. 
Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, 
kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang 
miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh 
orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat kelak! 

{Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka 
belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaannya, dan Kami 
biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat.J 

(QS.A1-An'am:110) 

Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman 
dengan sesungguhnya bahwa "tidak ada llah selain Allah". Betapapun, 
pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini 
dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa 
berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, 
pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar- 
benar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit — segala puji bagi Allah dan 
Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Seberapa besar — kuat atau lemah, hangat atau dingin — iman Anda, 
maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan 
ketenangan Anda. 

{Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam 
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan 
yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan 
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. } 



26 La Tahzan 



(QS. An-Nahl: 97) 

Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah 
ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan 
hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian 
nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka 
dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam 
menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam 
menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin 
dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka, Islam agama mereka, 
dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka. 

o00O> 

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya! 

Di manapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. 
Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. 
Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat 
yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan 
oleh orang-orang mulia. 

Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya 
seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan 
madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah 
merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada 
kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan. 

Di antara manusia terdapat orang-orang "istimewa" yang membuat 
banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa 
berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak 
jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak 
dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan 
kelobaannya, kejujurannya dalam berjual beli, dan keramahan dan sopan 
santunnya dalam bergaul. 

Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu 
dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan 
perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada di 
tengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum yang merekah, 
keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan 
karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat. 



La Tahzan 27 



Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis 
besar tercakup dalam slogan: 

{Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang 
yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman 
yang sangat setia.J 

(QS. Fushshilat: 34) 

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang 
terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang 
menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudab melupakan 
kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata- 
kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak pernah 
memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai 
angin lalu yang tak akan pernah kembali. 

Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, or- 
ang-orang yang berada di sekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin 
yang bersama mereka pun merasa tenteram. 

"Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa 
terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang 
membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya. " (Al-Hadits), 

"Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi 
pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk 
mengampuni orang yang berlaku zcdim terhadapku dan memberi kepada orang 
yang tidak pernah memberi kepadaku. " (Al-Hadits) 

{Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan).} 

(QS. Ali 'Imran: 134) 

Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas 
keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan. 

Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka 
juga akan mendapatkan balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan 
sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni, 

{Di tempatyang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa.J 

(QS. Al-Qamar: 55) 



28 La Tahzan 



"Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang." 



Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci 
hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan 
membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan 
hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah. 

{Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscayaAku ingat (pula) kepadamu.} 

(QS. Al-Baqarah: 152) 

Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa 
yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di 
akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari 
pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir 
merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kernenangan dan 
kebahagian hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan 
kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada 
hari-hari Anda, niscaya Anda akan mendapatkan kesembuhan. 

Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, 
kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada- 
Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan 
runtuh dengan sendirinya. 

Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah 
senantiasa bahagia dan tenteram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya 
terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-or- 
ang yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala- 
berhala dunia. Padahal, 

[ ( Berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui 
bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan. ] 

(QS. An-Nahl: 21) 

Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang menangis karena 
sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena suatu 
musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus ! Betapapun, 

{Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut 
disembah)? } 

(QS. Maryam: 65) 

Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan semakin 
terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin bahagia, dan 



La Tahzan 29 



nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena dalam mengingat Allah 
terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada- 
Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, 
berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia 
senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar 
ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika dimohon. Rendahkan dan 
tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang'-ulang 
nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai 
pengejawantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan 
ampunan Anda kepada-Nya. 

Dengan begitu, niscaya Anda — berkat kekuatan dan pertolongan 
dari-Nya — akan mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan, 
cahaya penerang dan kegembiraan. Dan, 

/ Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang 
baikdi akhirat.} 

(OS. Ali 'Imran: 148) 

"Ataukah mereka dengki pada manusia atas apa yang 
Allah karuniakan kepadanya?" 

Kedengkian (hasad) itu seperti makanan asin yang senantiasa 
merapuhkan tulang. Hasad itu juga seperti penyakit kronis yang selalu 
menggerogoti tubuh pelan-pelan hingga rusak dan membusuk. Ada 
ungkapan: "Tak ada yang menyenangkan dari seorang pendengki, karena 
ia akan selalu menjadi musuh dalam selimut". Ada pula orang-orang yang 
berkata seperti ini: "Celaka benar seorang pendengki; memulai dengan 
persahabatan dan mengakhiri dengan pembunuhan." 

Saya berusaha mencegah diri pribadi saya dan juga Anda agar tidak 
mengidap penyakit dengki. Ini merupakan wujud kasih sayang saya terhadap 
diri saya sendiri dan terhadap Anda sebelum dapat mencurahkan kasih 
sayang kepada orang lain. Bagaimanapun, dengan dengki terhadap orang 
lain, kita sama halnya dengan memberi makan kegalauan kepada daging- 
daging kita, memberi minum kegelisahan kepada darah kita, dan 
menebarkan rasa kantuk pelupuk mata kita kepada orang lain. 

Seorang pendengki, ibarat orang yang menyalakan pemanggang roti, 
lalu setelah panas ia menceburkan dirinya sendiri ke dalam pemanggang 



30 La Tahzan 



itu. Keresahan, kecemasan dan kegelisahan hidup merupakan penyakit- 
penyakit yang dllahirkan oleh sifat dengki untuk mengakhiri ketentraman, 
kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup. Bencana besar yang menimpa seorang 
pendengki adalah dikarenakan ia selalu melawan qadha' (ketentuan Al- 
lah), menuduh Allah tidak adil dalam kebijakan-Nya, melecehkan syariat, 
dan selalu menyeleweng dari ajaran-ajaran yang disampaikan oleh 
Rasulullah. 

Sungguh, kedengkian itu merupakan penyakit yang tidak bakal 
mendatangkan pahala, dan juga bukan cobaan yang akan mendatangkan 
balasan baik dari Allah bagi para pelakunya. Seorang pendengki akan selalu 
panas ketika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dan kelebihan. 
Dan itu akan berlanjut sampai ia mati, atau kadang sampai kenikmatan 
orang lain tadi sudah tidak ada lagi. 

Semua orang boleh diajak bersahabat, kecuali seorang pendengki. 
Sebab, seorang pendengki akan selalu membawa kita agar menyepelekan 
nikmat-nikmat Allah, menanggalkan semua kepribadian baik kita, 
melepaskan ciri kehormatan kita, dan meninggalkan semua sejarah baik 
kita. Itulah hahhal yang akan membuat seorang pendengki menerima — 
meski mungkin dengan berat hati — Anda sebagai sahabatnya. Akan tetapi, 
bukankah kita harus berlindung kepada Allah dari kejahatan seorang 
pendengki ketika mendengki? Betapapun, seorang pendengki itu tetap 
seperti ular hitam berbisa yang tidak akan pernah diam sebelum 
menyemburkan bisanya pada tubuh yang tak berdosa. 

Sungguh, saya peringatkan Anda agar jangan sekali-kali mencoba 
untuk memiliki rasa dengki. Berlindunglah kepada Allah agar tidak bergaul 
dengan seorang pendengki, karena Dia-lah yang selalu mengawasi Anda! 

Otx> 

Hadapi Hidup Ini Apa Adanya! 

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan 
banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan 
hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran. 

Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, 
sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu 
yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat 
sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah 



La Tahzan 3 1 



panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang 
ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. 
Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya. 

Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang 
saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang 
saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, 
yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan 
dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang 
baik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan 
dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. "Dunia ini terfaknat, dan terhhnat 
semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang 
berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar, " begitu hadist 
berkata. 

Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan 
larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. 
Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat 
menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman 
tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, 
ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia. 

Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda. 
Maka kata hadist, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah 
( isterinya ), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa 
menerima kebiasaannya yang lain. " 

Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, 
saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah 
kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari 
beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan kangkah, dan 
mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu. 

Yakinilah Bahwa Anda Tetap Mulia Bersama Para 
Penerima Cobaan! 

Tengoklah kanan kiri, tidakkah Anda menyaksikan betapa banyaknya 
orang yang sedang mendapat cobaan, dan betapa banyaknya orang yang 
sedang tertimpa bencana? Telusurilah, di setiap rumah pasti ada yang 
merintih, dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air mata. 



32 La Tahzan 



Sungguh, betapa banyaknya penderitaan yang terjadi, dan betapa 
banyak pula orang-orang yang sabar menghadapinya. Maka Anda bukan 
hanya satu-satunya orang yang mendapat cobaan. Bahkan, mungkin saja 
penderitaan atau cobaan Anda tidak seberapa bila dibandingkan dengan 
cobaan orang lain. Berapa banyak di dunia ini orang yang terbaring sakit di 
atas ranjang selama bertahun-tahun dan hanya mampu membolak-balikkan 
badannya, lalu merintih kesakitan dan menjerit menahan nyeri. 

Berapa banyak orang yang dipenjara selama bertahun-tahun tanpa 
pernah dapat melihat cahaya matahari sekalipun, dan ia hanya mengenal 
jeruji'jeruji selnya. 

Berapa banyak orang tua yang harus kehilangan buah hatinya, baik 
yang masih belia dan lucu-lucunya, atau yang sudah remaja dan penuh 
harapan. 

Betapa banyaknya di dunia ini orang yang menderita, mendapat ujian 
dan cobaan, belum lagi mereka yang harus setiap saat menahan himpitan 
hidup. 

Kini, sudah tiba waktu Anda untuk memandang diri Anda mulia 
bersama mereka yang terkena musibah dan mendapat cobaan. Sudah tiba 
pula waktu Anda untuk menyadari bahwasanya kehidupan di dunia ini 
merupakan penjara bagi orang-orang mukmin dan tempat kesusahan dan 
cobaan. Di pagi hari, istana-istana kehidupan penuh sesak dengan 
penghuninya, namun menjelang senja istana-istana itu ambruk menjadi 
reruntuhan. Mungkin saat ini kekuatan masih prima, badan masih sehat, 
harta melimpah, dan keturunan banyak jumlahny a. Namun dalam hitungan 
hari saja semuanya bisa berubah: jatuh miskin, kematian datang secara tiba- 
tiba, perpisahan yang tak bisa dihindarkan, dan sakit yang tiba-tiba 
menyerang. 

{Dan, telah nyata bagimu bagaimana Kami berbuat terhadap mereka dan telah 
Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.} 

(QS. Ibrahim: 45) 

Sebaiknya Anda mempersiapkan diri sebagaimana kesiapan seekor unta 
berpengalaman yang akan mengiringi Anda menyeberangi padang Sahara. 
Bandingkan penderitaan Anda dengan penderitaan orang-orang di sekitar 
Anda dan orang-orang sebelum Anda, niscaya Anda akan sadar bahwa Anda 
sebenarnya lebih beruntung dibanding mereka. Bahkan, Anda akan 
merasakan bahwa penderitaan Anda itu hanyalah duri-duri kecil yang tak 
ada artinya. Maka, panjatkan segala pujian kepada Allah atas semua 
kebaikan-Nya itu, bersyukurlah kepada-Nya atas semua yang diberikan 



La Tahzan 33 



kepada Anda, bersabarlah atas semua yang diambil-Nya, dan yakinilah 
kemuliaan Anda bersama orang-orang menderita di sekitar Anda. 

Banyak suri tauladan Rasulullah s.a.w. yang perlu Anda contob. 
Syahdan, beliau pernah dilempar kotoran unta oleh orang-orang kafir 
Makkah, kedua kakinya dicederai dan wajahnya mereka lukai. Dikepung 
dalam suatu kaum beberapa lama hingga beliau hanya dapat makan 
dedaunan apa adanya saja, diusir dari Makkah, dipukul gerahamnya hingga 
retak, dicemarkan kehormatan isterinya, tujuh puluh sahabatnya terbunuh, 
dan seorang putera serta sebagian besar puterinya meninggal dunia pada 
saat beliau sedang senang-senangnya membelai mereka. Bahkan, karena 
terlalu laparnya, beliau pernah mengikatkan batu di perutnya untuk menahan 
lapar. 

Beliau pernah pula dituduh sebagai seorang penyair (bukan penyampai 
wahyu Allah), dukun, orang gila dan pembohong. Namun, Allah 
melindunginya dari semua itu. Dan semua hal tadi merupakan cobaan yang 
harus beliau hadapi dan penyucian jiwa yang tiada tara dan tandingannya. 

Sebelum itu, Nabi Zakariya dibunuh kaumnya, Nabi Yahya dijagal, 
Nabi Musa diusir dan dikejar-kejar, dan Ibrahim dibakar. Cobaan-cobaan 
itu juga menimpa para khalifah dan pemimpin kita; Umar r.a. dilumuri dengan 
darahnya sendiri, Utsman dibunuh diam-diam, dan Ali ditikam dari 
belakang. Dan masih banyak lagi para pemimpin kita yang juga harus 
menerima punggungnya penuh bekas cambukan, dijebloskan ke dalam 
penjara, dan juga dibuang ke negari lain. 

(Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang 
kepadamu ( cobaan ) sebagaimana halnya orang 'orang terdahulu sebelum kamu ? 
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan ( dengan 
bermacam-macam cobaan).} 

(QS. Al-Baqarah: 214) 

°0OO 

Shalat... Shalat.... 

{Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertohngan (kepada Allah) dengan 
sabardan shalat.} 

(QS. Al-Baqarah: 153) 

Jika Anda diliputi ketakutan, dihimpit kesedihan, dan dicekik 
kerisauan, maka segeralah bangkit untuk melakukan shalat, niscaya jiwa 



34 La Tahzan 



Ada akan kembali tenteram dan tenang. Sesungguhnya, shalat itu — atas 
izin Allah — sangatlah cukup untuk hanya sekadar menyirnakan kesedihan 
dan kerisauan. 

Setiap kali dirundung kegelisahan, Rasulullah s.a.w. selalu meminta 
kepada Bilal ibn Rabbah, "Tenangkanlah kami dengan shalat, wahai Bilal. " 
(Al-Hadits) Begitulah, shalat benar-benar merupakan penyejuk hati dan 
sumber kebahagian bagi Rasulullah s.a.w. 

Saya telah banyak membaca sejarah hidup beberapa tokoh kita. Dan 
umumnya, mereka sama dalam satu hal: saat dihimpit banyak persoalan 
sulit dan menghadapi banyak cobaan, mereka meminta pertolongan kepada 
Allah dengan shalat yang khusyu'. Begitulah mereka mencari jalan keluar, 
sehingga kekuatan, semangat dan tekad hidup mereka pun pulih kembali. 

Shalat .K/zaM/'diperintahkan untuk dikerjakan pada saat-saat genting. 
Yakni ketika nyawa terancam oleh hunusan pedang lawan yang dapat 
menyebabkan kekalahan. Ini merupakan isyarat bahwa sebaik-baik penenang 
jiwa dan penentram hati adalah shalat yang khusyu'. 

Bagi generasi umat manusia yang sedang banyak menderita penyakit 
kejiwaan seperti saat ini, hendaklah rajin mengenal masjid dan menempelkan 
keningnya di atas lantai tempat sujud dalam rangka meraih ridha dari Rabb- 
nya. Dengan begitu, niscaya ia akan selamat dari pelbagai himpitan bencana. 
Akan tetapi, bila ia tidak segera mengerjakan kedua hal tadi, niscaya air 
matanya justru akan membakar kelopak matanya dan kesedihan akan 
mehancurkan urat syarafnya. Maka, menjadi semakin jelas bahwa, seseorang 
tidak memiliki kekuatan apapun yang dapat mengantarkannya kepada 
ketenangan dan ketenteraman hati selain shalat. 

Salah satu nikmat Allah yang paling besar — jika kita mau berpikir 
— adalah bahwa shalat wajib lima waktu dalam sehari semalan dapat 
menebus dosa-dosa kita dan mengangkat derajat kita di sisi Rabb kita. 
Bahkan, shalat lima waktu juga dapat menjadi obat paling mujarab untuk 
mengobati pelbagai kekalutan yang kita hadapi dan obat yang sangat manjur 
untuk berbagai macam penyakit yang kita derita. Betapapun, shalat mampu 
meniupkan ketulusan iman dan kejernihan iman ke dalam relung hati, 
sehingga hati pun selalu ridha dengan apa saja yang telah ditentukan 
Allah. 

Lain halnya dengan orang yang lebih senang menjauhi masjid dan 
meninggalkan shalat. Mereka niscaya akan hidup dari satu kesusahan ke 
kesusahan yang lain, dari guncangan jiwa yang satu ke guncangan jiwa 
vang lain, dan dari kesengsaraan yang satu ke kesengsaraan yang lain. 



La Tahzan 35 



{Dan, orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah 
menghapus amal-amal mereka.} 

(QS. Muhammad: 8) 

<J0O 

"Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah 
adalah sebaik-baik pelindung." 

Menyerahkan semua perkara kepada Allah, bertawakal kepada-Nya, 
percaya sepenuhnya terhadap janji-janji-Nya, ridha dengan apa yang 
dilakukan-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar 
pertolongan dari-Nya merupakan buah keimanan yang paling agung dan 
sifat paling mulia dari seorang mukmin. Dan ketika seorang hamba tenang 
bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya, dan ia menggantungkan setiap 
permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan 
pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah. 

Syahdan, ketika Nabi Ibrahim a.s. dilempar ke dalam kobaran api, ia 
mengucapkan, "Hasbunalldh wa ni'mal wakil, " maka Allah pun menjadikan 
api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. 
Demikian halnya yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Tatkala 
mendapat ancaman dari pasukan kafir dan penyembah berhala, mereka juga 
mengucapkan, "Hasbunallah wa ni'mal wakil. " 

{ ( Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. 
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) Allah, mereka 
tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan, Al- 
lah mempunyai karunia yang besar.} 

(QS. Ali 'Imran: 173-174) 

Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, 
menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan 
kekuatannya sendiri. Sebab, manusia adalah makhluk yang sangat lemah. 
Mereka akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila 
bertawakal kepada Rabb-nya, percaya sepenuhnya kepada Pelindungnya, 
dan menyerahkan semua perkara kepada-Nya. Karena, jika tidak demikian, 
jalan keluar mana lagi yang akan ditempuh manusia yang lemah tak berdaya 
ini saat menghadapi ujian dan cobaan? 

(Dan, hanya kepada Allahlah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar- 
benarberiman.} 



36 La Tahzan 



(QS. Al-Ma'idah: 23) 

Wahai orang yang ingin menyadarkan dirinya, bertawakallah kepada 
Yang Maha Kuat dan Maha Kaya yang kekuatan amat besar ada pada-Nya. 
Itu bila Anda mau keluar dan kesusahan dan selamat dari bencana. 
Jadikanlah "hasbunallah wa ni'mal wakil" syiar dan semboyan yang selalu 
menyelimuti langkah hidup Anda. Jika harta Anda sedikit, hutang Anda 
banyak, sumber penghidupan Anda kering, dan mata pencaharian Anda 
terhenti, mengadulah kepada Rabb-mu seraya mengucapkan, "Hasbunallah 
wa ni'mal wakil. " 

Jika Anda takut kepada seorang musuli, cemas terhadap perlakuan 
orang zalim, atau khawatir dengan suatu bencana, maka ucapkanlah dengan 
tulus kalimat ini: "Hasbunallah wa ni'mal wakil. " 

{Dan, cukuplah Rabb-mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.j 

(QS. Al-Furqan: 31) 

000° 

"Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi!'" 

Di antara perkara yang dapat melapangkan dada dan melenyapkan 
awan kesedihan dan kesusahan adalah berjalan menjelajah negeri dan 
membaca "buku penciptaan" yang terbuka lebar ini untuk menyaksikan 
bagaimana pena-pena kekuasaan menuliskan tanda-tanda keindahan di atas 
lembaran-lembaran kehidupan. Betapa tidak, karena Anda akan banyak 
menyaksikan taman, kebun, sawah dan bukit -bukit hijau yang indah 
mempesona. 

Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar Anda, 
di depan mata Anda, dan di belakang Anda! Dakilah gunung-gunung, 
jamahlah tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, 
reguklah air yang jernih, dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar! Pada 
saat-saat yang demikian itu, Anda akan menemukan jiwa Anda benar-benar 
merdeka dan bebas seperti burung yang berkicau melafalkan tasbih di 
angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah Anda, tutup kedua mata Anda 
dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi Allah yang sangat luas 
ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih. 

Mengurung diri dalam kamar yang sunyi bersama kekosongan yang 
membahayakan merupakan cara ampuh untuk bunuh diri. Kamar Anda 
bukanlah alam semesta. Dan Anda biikan manusia satu-satunya di alam 



La Tahzan 37 



ini. Karena itu, mengapa Anda harus menyerahkan diri kepada "pembisik- 
pembisik" kesusahan dan kesedihan? Tidakkah Anda sebaiknya menyatukan 
pandangan, pendengaran dan hati untuk menyeru kepada diri Anda 
sendiri, 

(Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun her at.} 

(QS. At-Taubah: 41) 

Marilah sekali-kali kita membaca al-Qur'an di tepi-tepi sungai, di 
pinggiran hutan yang rimbun, di antara burung-burung yang sedang berkicau 
membaca untaian puisi cinta, atau di depan gemericik aliran air sungai 
yang sedang mengisahkan perjalanannya dari dari hulu ke hilir. 

Menjelajahi pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat 
menyenangkan. Bahkan, para dokter sudah banyak merekomendasikan 
kepada mereka yang sedang stres menghadapi suatu persoalan dan tertekan 
oleh beratnya beban hidup, agar melepaskan semua itu dengan berjalan ke 
tempat-tempat indah yang tak pernah ia kunjungi. Karena itu, marilah 
sesekali kita berjalan menjelajah pelosok negeri untuk mencari ketenangan, 
bergembira, berpikir, dan sekaligus menghayati ciptaan Allah yang sangat 
luas ini. 

{Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata) 
"Ya Rabb kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci 
Engkau. "} 

(QS. Ali 'Imran: 191) 




Sabar Itu Indah ... 

Bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi pelbagai 
kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang 
besar. Karena itu, jika kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan. 7 

Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakab Anda 
mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain kesabaran? 

Konon, seorang pembesar negeri ini memiliki 'ladang gembalaan' dan 
'lapangan' yang selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan, 
kesulitan yang lain selalu datang mengunjunginya. Meski demikian, ternyata 
ia tetap berlindung di balik perisai kesabaran dan mengenakan tameng 
keyakinan kepada Allah. 



38 La Tahzan 



Demikian itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan 
setiap kesulitan dan menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah. 

Syahdan, ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit, 
para sahabat berkata kepadanya, "Bolehkah kami panggilkan seorang tabib 
untuk mengobatimu?" 

"Seorang tabib telah memeriksaku!," jawab Abu Bakar. 

Para sahabat pun bertanya, "Lalu apa yang ia katakan?" 

la berkata, "Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau. " 

Bersabarlah karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana 
kesabaran orang yang yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat 
kembali yang baik, mengharap pahala, dan senang mengingkari kejahatan. 
Seberapa pun besar permasalahan yang Anda hadapi, tetaplah bersabar. 
Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan 
kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap 
kesulitan itu ada kemudahan. 

Saya pernah membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya 
tertegun dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. 
Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik 
di kepala mereka. Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap 
jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan 
semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya 
kemenangan. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak hanya cukup 
bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak lantang 
di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya. 

Jangan Meletakkan Bola Dunia di Atas Kepala! 

Beberapa orang merasa bahwa diri mereka terlibat dalam perang dunia, 
padahal mereka sedang berada di atas tempat tidur. Tatkala perang itu usai, 
yang mereka peroleb adalah luka di pencernaan mereka, tekanan darah 
ringgi dan penyakit aula. Mereka selalu merasa terlibat dengan semua 
peristiwa. Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan 
tak segera turun, dan kalang kabut tak karuan karena turunnya nilai mata 
uang. Mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yang tak 
berkesudahan. 



La Tahzan 39 



{Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.J 

(QS. Al-Munafiqun: 4) 



Nasehat saya untuk Anda: jangan meletakkan bola dunia di atas 
kepala. Biarkan semua peristiwa itu terjadi, dan jangan disimpan di dalam 
usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan menyerap semua 
isu dan kasak-kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan mudah 
terguncang karena peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini sangat 
potensial menjadi awal kehancuran. 

Mereka yang berpegang pada prinsip yang benar akan senantiasa 
bertambah keimanannya dengan nasehat-nasehat dan Ibrah. Sedangkan 
mereka yang berpegang pada prinsip yang lemah akan semakin takut terhadap 
keguncangan. Di hadapan segala bencana dan musibah, hal yang paling 
berguna adalah hati yang berani. Seorang pemberani memiliki sikap yang 
teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf 
yang dingin dan hati yang lapang. Sedangkan seorang pengecut justru akan 
membunuh dirinya sendiri berulang kali, setiap hari, dengan pedang 
khayalan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak-kusuk. Jika Anda 
menginginkan sebuah kehidupan yang berlandasan kuat, maka hadapilah 
semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan terlalu 
mudah digoyang oleh mereka yang tidak memiliki keyakinan. Jangan merasa 
terjepit oleh semua tipu daya mereka. Jadilah orang yang lebih kuat dari 
peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh, dan lebih kuat dari 
angin topan. Sungguh kasihan mereka yang memiliki hati yang lemah, betapa 
hari-hari selalu mengguncang dirinya. 

{Dan, sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada 
kehidupan (di dunia).} 

(QS. Al-Baqarah: 96) 

Sedangkan orang-orang yang memiliki hati yang kuat akan senantiasa 
mendapatkan pertolongan dari Allah dan senantiasa yakin dengan janji- 
Nya. 

(Lalu, menurunkan ketenangan atas mereka.} 

(QS. Al-Fath: 18) 

^0000 



40 La Tahzan 



eBook by MR. 



Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan 

Anda! 



Banyak orang bersedih hanya karena hal-hal sepele yang tak berarti. 
Perhatikanlah orang-orang munafik; betapa rendahnya semangat dan tekad 
mereka. Berikut ini adalah perkataan-perkataan mereka: 

{Janganlah kamu sekalian berangkat (pergi berperang) di dalam panas terik ini.} 

(QS. At-Taubah: 81) 

{Berilah kami izin (tidak pergi berperang) dan janganlah menjadikan soya 
terjerumus ke dalam fitnah. } 

(QS. At-Taubah: 49) 

/ Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka ( tidak ada penjaga).} 

(QS.Al-Ahzab: 13) 

{Kami takut akan mendapat bencana.J 

(QS. Al-Ma'idah: 52) 

{Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.J 

(QS. Al-Ahzab: 12) 

Sungguh, betapa sempitnya hidung-hidung mereka, betapa sengsaranya 
jiwa-jiwa mereka. Hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, piring, rumah 
dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka 
ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tak pernah menatap bintang- 
bintang keutamaan hidup. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada 
soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan. Coba perhatikan, betapa 
banyaknya manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan 
oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci isteri, anak 
atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan, atau mengalami 
keadaan yang menyedihkan. Ini semua, pada dasarnya justru merupakan 
musibah besar bagi manusia-manusia seperti itu. Betapa mereka sama sekali 
tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih mulia yang seharusnya menyibukkan 
mereka, dan juga kepentingan-kepentingan agung yang seharusnya menyita 
seluruh waktu mereka. 

Padahal, pepatah mengatakan: "Jika air telah keluar dari bejana, hawa 
kosong akan datang memenuhinya. " Maka dari itu, bila Anda juga merasa 
seperti orang-orang tadi, renungkanlah kembali hal-hal yang selama ini telah 
menyita perhatian dan hidup Anda, atau bahkan membuat Anda resah setiap 
saat. Benarkah semuanya itu pantas memperoleh perhatian dan porsi yang 



eBook by MR. 



La Tahzan 41 



sedemikian besar dalam hidup Anda? Mengapa Anda harus rela 
mengorbankan pikiran, daging darah, ketentraman dan juga waktu hanya 
untuk persoalan-persoalan sepele tadi? 

Ibarat orang berjual beli, apa yang Anda lakukan itu sebenarnya suatu 
keculasan dan kerugian besar yang dibayar murah. Para ahli jiwa sering 
mengatakan, "Buatlah batasan yang rasional (wajar) untuk setiap hall" Dan 
lebih tepat dari kalimat ini adalah firman Allah, 

{Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.} 

(QS.Ath-Thalaq: 3) 

Yakni, letakkanlah setiap persoalan sesuai dengan ukuran, bobot dan 
kadarnya. Janganlah sekali-kali Anda melakukan kezaliman dan melampaui 
batas. 

Ibaratnya, bila tujuan utama orang-orang yang berbakti kepada Allah 
(ketika berada dibawah sebuah pohon) adalah untuk berjual beli, maka mereka 
akan mendapatkan ridha Allah. Namun, bila salah seorang dari mereka hanya 
disibukkan dengan urusan untanya saja, hingga ia tak sempat ikut berjual 
beli, maka yang akan ia peroleh adalah hanya kebinasaan dan kegagalan. 

Abaikanlah hal-hal sepele yang takpenting. Jangan sampai Anda hanya 
disibukkan olehnya dan waktu Anda habis karenanya. Dengan begitu, 
niscaya Anda kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi Anda. 
Dan Anda pun selalu riang ceria. 




Terimalah Setiap Pemberian Allah dengan Rela Hati, 
Niscaya Anda Menjadi Manusia Paling Kaya 

Sebelumnya, hal ini telah banyak dijelaskan; yakni beberapa makna 
dan faedah dari kerelaan hati seseorang dalam menerima setiap pemberian 
atau ketentuan Allah. Namun, kali ini saya akan membahasnya secara lebih 
panjang lebar untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Singkatnya, 
makna sikap ini adalah bahwa Anda harus rela hati dan puas dengan setiap 
pemberian Allah; baik itu yang berupa raga, harta, anak, tempat tinggal 
ataupun bakat kemampuan. Dan, makna inilah yang tersirat dari ayat al- 
Qur'an berikut, 

(Sebab itu, berpegang teguhlah kepada apa yangAku berikan kepadamu dan 
hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.} 



42 La Tahzan 



(QS. Al-A'raf: 144) 



Sebagian besar ulama salafus salih dan generasi awal umat ini adalah or- 
ang-orang yang secara mated termasuk fakir miskin. Mereka tidak memiliki 
harta yang berlimpah, rumah yang megah, kendaraan yang bagus, dan juga 
pengawal pribadi. Meski demikian, mereka ternyata mampu membuat kehidupan 
ini justru lebih bermakna serta membuat diri mereka dan masyarakatnya lebih 
bahagia. Yang demikian itu, adalah karena mereka senantiasa memanfaatkan 
setiap pemberian Allah di jalan yang benar. Dan karena itu pula, umur, waktu, 
dan kemampuan atau ketrampilan mereka menjadi penuh berkah. Kebalikan 
dari kelompok manusia yang diberkahi ini adalah mereka yang dikarunia Allah 
dengan kekayaan yang meruah, anak yang banyak, dan nikmat yang berlimpah. 
Tetapi semua itu justru menyebabkan diri mereka senantiasa merasa penuh 
penderitaan, kecemasan dan kegelisahan. Adapun penyebabnya, tak lain adalah 
karena mereka telah menyimpang dari fitrah dan tuntunan hidup yang benar. 
Ini menjadi bukti nyata bahwa segala sesuatu (kekayaan, anak, pangkat, jabatan, 
kehormatan dan lain sebagainya) adalah bukan segala-galanya. 

Lihatlah, betapa banyak sarjana atau doktor yang tidak dapat memberi 
kontribusi, pemikiran dan pengaruh yang cukup bagi masyarakatnya. Namun 
sebaliknya; tak sedikit manusia yang dengan ilmu dan kemampuannya yang 
sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa 
mengalirkan manfaat, kebaikan, dan kemakmuran bagi sesama manusia. 

Jika Anda ingin bahagia, maka terimalah dengan rela hati bentuk 
perawakan tubuh yang diciptakan Allah untuk Anda, apapun kondisi 
keluarga Anda, bagaimanapun suara Anda, seperti apapun kemampuan daya 
tangkap dan pemahaman Anda, serta seberapapun penghasilan Anda. 
Bahkan, kalau ingin meneladani para guru sufi yang zuhud, maka 
sesungguhnya mereka telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar 
apa yang disebutkan itu. Mereka selalu berkata, "Seyogyanya Anda senantiasa 
tetap senang hati menerima sesedikit apapun yang Anda miliki dan rela 
dengan segala sesuatu yang tidak Anda miliki." 

Berikut ini adalah beberapa tokoh terkenal yang kehidupan duniawi 
mereka kurang beruntung. 

1. Atha' ibn Rabah, orang yang paling alim pada zamannya adalah 
seorang mantan budak berkulit hitam, berhidung pesek, lumpuh tangannya, 
dan berambut keriting. 

2. Ahnaf ibn Qais, orang Arab yang dikenal paling sabar dan penyantun 
ini sangat kurus tubuhnya, bongkok punggungnya, melengkung betisnya 
dan lemah postur tubuhnya. 



La Tahzan 43 



3. al-A'masy, ahli hadits kenamaan di dunia ini adalah sosok manusia 
yang sayu sorot matanya dan seorang mantan budak yang fakir, compang- 
camping baju yang dikenakannya, dan tidak menarik penampilan diri dan 
rumahnya. 

Bahkan, semua nabi dan rasul Allah adalah pernah menjadi 
penggembala kambing. Dan, meskipun mereka termasuk manusia-manusia 
pilihan Allah dan sebaik-baik manusia, pekerjaan mereka pun tak jauh beda 
dengan manusia pada umumnya. Nabi Daud adalah seorang tukang besi, 
Nabi Zakaria seorang tukang kayu, dan Nabi Idris seorang tukang jahit. 
Kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang pilihan. 

Ini mengisyaratkan bahwa harga diri Anda ditentukan oleh 
kemampuan, amal salih, kemanfaatan, dan akhlak Anda. Karena itu, 
janganlah Anda bersedih dengan wajah yang kurang cantik, harta yang tak 
banyak, anak yang sedikit, dan rumah yang tak megah! Singkatnya, 
terimalah setiap pembagian Allah dengan penuh kerelaan hati. 

{Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan 
dunia.} 

(QS. Az-Zukhruf: 32) 

«O0O° 

Selalu Ingatlah Pada Surga yang Seluas Langit dan 

Bumi! 

Jika selama di dunia ini Anda menderita kelaparan, jatuh miskin, 
senantiasa dilanda kesedihan, menderita penyakit yang tak kunjung sembuh, 
selalu mengalami kerugian, atau diperlakukan secara zalim, maka ingatkan 
diri Anda pada kenikmatan surga yang lebih kekal abadi. Apabila Anda 
benar-benar meyakini "jalan" ini dan mengamalkannya dengan benar, niscaya 
Anda akan mampu merubah setiap kerugian menjadi keuntungan dan setiap 
bencana menjadi nikmat. Orang yang paling berakal adalah yang senantiasa 
melakukan sesuatu untuk akhirat dengan keyakinan bahwa akhirat itu lebih 
baik dan kekal abadi. Sebaliknya, manusia yang paling bodoh di dunia adalah 
mereka yang memandang dunia ini sebagai segalanya: tempat dan tujuan 
akhir dari semua harapan. 

Karena itu, tidak mengherankan bila Anda melihat mereka adalah 
orang-orang yang paling gelisah ketika menghadapi suatu musibah dan pal- 
ing mudah larut dalam penyesalan saat malapetaka merenggut semua milik 



44 La Tahzan 



mereka. Itu semua, tak lain dikarenakan mereka hanya memandang, 
memikirkan, mementingkan dan hanya berbuat segala sesuatu yang 
berkaitan dengan urusan kehidupan dunia yang sangat singkat, fana, dan 
tidak bernilai ini. Bahkan, seolah-olah mereka tak rela sedikitpun keceriaan 
dan kegembiraan mereka di dunia ini terkotori dan terusik oleh hal apapun. 
Padahal, seandainya mereka melepas tabir kesedihan yang menutupi hati 
mereka dan membuka katup kebodohan yang menempel di mata mereka 
itu, niscaya mereka akan berbicara kepada jiwa mereka tentang masih adanya 
tempat tinggal yang kekal abadi (akhirat), pelbagai kenikmatan di dalamnya, 
dan juga tentang istana-istananya yang megah. Lebih dari itu, mereka juga 
akan senantiasa terdiam khidmat mendengarkan penjelasan-penjelasan 
wahyu Ilahi tentang alam lain yang lebih kekal abadi. Dan sesungguhnya 
— demi Allah — alam itulah yang sebenar-benarnya tempat kembali (rumah) 
yang layak untuk diperhatikan dan diraih dengan usaha yang keras. 

Pernahkah kita merenungkan secara mendalam bahwa sesungguhnya 
para penghuni surga itu tak akan pernah sakit, tak mungkin bersedih hati, 
tak bakal mati, tak pernah menjadi tua, dan pakaian mereka tak akan lusuh 
sedikitpun? Pernahkah kita menghayati wahyu Ilahi yang menyatakan 
bahwasanya para penghuni surga itu akan menempati istana-istana yang 
bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari mar? 
Pernahkah kita mengingatkan diri kita dengan kebenaran berita Ilahi yang 
mengatakan bahwa di surga terdapat semua hal yang tidak pernah dilihat 
oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di dalam hati manusia? 
Cobalah Anda renungkan kabar Ilahi yang menyatakan bahwa sebatang 
pohon di surga tak akan selesai dikelilingi oleh seorang pengendara kendaraan 
selama seratus tahun lebih! Ingatkan pula diri Anda bahwa panjang sebuah 
kemah yang didirikan di surga dapat mencapai tujuh puluh mil lebih, sungai- 
sungainya mengalir dengan deras, istana-istananya sangat indah nan megah, 
buah-buahannya menggelayut rendah hingga mudah dipetik, mata airnya 
mengalir deras, tahta-tahtanya demikian tinggi, gelas-gelasnya tertata rapi, 
bantal-bantal sandarannya tersusun rapi, dan permadani-permadaninya 
terhampar luas! 

Demikianlah, Anda seyogyanya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa 
di surga itu terdapat kesenangan yang sempurna, kegembiraan yang agung, 
dan semerbak wangi yang membuai hidung. Dan penjabaran tentang semua 
keistimewaan surga itu tak akan habis dalam waktu sesingkat ini. Pasalnya, 
di dalam surga terdapat pelbagai keinginan yang pasti dikabulkan. Maka 
dari itu, mengapa kita sering lupa memikirkan semua itu dan berbuat segala 
sesuatu untuk meraihnya? Renungkanlah! 



La Tahzan 45 



Apabila tujuan akhir dari perjalanan seorang manusia adalah "rumah" 
yang kekal abadi ini, niscaya setiap bencana akan terasa ringan, pelbagai 
beban kehidupan akan membuat mata tetap berbinar, dan seraua 
kesengsaraan hidup tetap dapat dijalani dengan riang hati. 

Maka dari itu, wahai orang-orang yang merasa sedang dilindas 
kemiskinan, diliputi kesusahan, dan dililit berbagai macam kesulitan, teruslah 
berbuat kesalihan! Dengan begitu, niscaya kalian akan tinggal di surga Allah, 
berdekatan dengan-Nya dan senantiasa mensucikan nama-nama-Nya. 
Demikianlah, maka, 

(Salamun 'alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan 
itu.} 

(QS. Ar-Ra'd: 24) 

ooo 

"Demikianlah, Telah Kami Jadikan Kamu Umat Yang 
Adil dan Pilihan." 



Keadilan merupakan tuntutan akal dan juga syariat. Keadilan adalah 
tidak berlebihan-lebihan, tidak melampui batas, tidak memboros-boroskan, 
dan tidak menghambur-hamburkan. Maka, barangsiapa menginginkan 
kebahagiaan, ia harus senantiasa mengendalikan setiap perasaan dan 
keinginannya. Dan ia harus pula mampu bersikap adil dalam kerelaan dan 
kemurkaannya, dan juga adil dalam kegembiraan dan kesedihannya. 
Betapapun, tindakan berlebihan dan melampui batas dalam menyikapi segala 
peristiwa merupakan wujud kezaliman kita terhadap diri kita sendiri. 

Dubai, betapa bagusnya keadilan itu! Betapa tidak, syariah senantiasa 
ditetapkan dengan prinsip keadilan. Demikian pula dengan kehidupan ini: 
ia pun berjalan sesuai dengan konsep keadilan pula. Manusia yang paling 
sengsara adalah dia yang menjalani kehidupan ini dengan hanya mengikuti 
hawa nafsu dan menuruti setiap dorongan emosi serta keinginan hatinya. 
Pada kondisi yang demikian itu, manusia akan merasa setiap peristiwa 
menjadi sedemikian berat dan sangat membebani, seluruh sudut kehidupan 
ini menjadi semakin gelap gulita, dan kebencian, kedengkian serta dendam 
kesumat pun mudah bergolak di dalam hatinya. 

Dan akibatnya, semua itu membuat seseorang hidup dalam dunia 
khayalan dan ilusi. Ia akan memandang setiap hal di dunia ini musuhnya, 
ia menjadi mudah curiga dan merasa setiap orang di sekelilingnya sedang 



46 La Tahzan 



berusaha menyingkirkan dirinya, dan ia akan selalu dibayangi rasa was-was 
dan kekhawatiran bahwa dunia ini setiap saat akan merenggut 
kebabagiannya. Demikianlah, maka orang seperti itu senantiasa hidup di 
bawah naungan awan hitam kecemasan, kegelisahan dan kegundahan. 

Menyebarkan desas-desus yang dapat menggelisahkan orang lain sangat 
dilarang oleh syariat dan termasuk tindakan murahan. Dan itu, hanya akan 
dilakukan oleh orang-orang yang miskin nilai-nilai moral dan jauh dari 
ajaran-ajaran ketuhanan. Begitulah, maka 

{Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras itu ditujukan kepada mereka. 
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya).} 

(QS. Al-Munafiqun: 4) 

Dudukkanlah hati Anda pada kursinya, niscaya kebanyakan hal yang 
dikhawatirkannya tak akan pernah terjadi. Dan sebelum sesuatu yang Anda 
cemaskan itu benar-benar terjadi, perkirakan saja apa yang paling buruk 
darinya. Kemudian, persiapkan diri Anda untuk menghadapinya dengan 
tenang. Dengan begitu, Anda akan dapat menghindari semua bayangan- 
bayangan menakutkan yang acapkali sudah mencabik-cabik hati sebelum 
benar-benar terjadi. 

Wahai orang yang berakal dan sadar, tempatkan segala sesuatu itu 
sesuai dengan ukurannya. Jangan membesar-besarkan peristiwa dan masalah 
yang ada. Bersikaplah secara adil, seimbang dan jangan berlebihan. Jangan 
pula larut dalam bayang-bayang semu dan fatamorgana yang menipu! 

Camkanlah makna keseimbangan antara kecintaan dan kebencian yang 
diajarkan dalam hadits Rasulullah berikut: "Cintailah orang yang Anda cintai 
sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti dia menjadi musuhmu. 
Dan, bencilah musuhmu sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti 
dia menjadi orang yang Anda cintai. " 

Renungkan pula firman Allah berikut, 

{Mudah-mudah Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-or- 
ang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan, Allah Maha Kuasa lagi Maha 
Penyayang.J 

(QS. Al-Mumtahanah: 7) 

Dan ingat, sesungguhnya kebanyakan kekhawatiran dan desas-desus 
itu sedikit kebenarannya dan jarang pula yang benar-benar terjadi. 




La Tahzan 47 



Bersedih: Tak Diajarkan Syariat dan Tak Bermanfaat 



Bersedih itu sangat dilarang. Ini ditegaskan dalam firman Allah yang 
berbunyi, 

(Dan, janganlah kamu bersikap lemah dan jangan (pula) bersedih had. } 

(QS. Ali 'Imran: 139) 

"Janganlah bersedih atas mereka " (kalimat ini disebut berulangkali dalam 
beberapa ayat al-Quran) dan, 

{Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah selalu bersama kita.J 

(QS. At-Taubah: 40) 

Adapun firman Allah yang menunjukkan bahwa kesedihan (bersedih) 
itu tak bermanfaat apapun adalah, 

(Niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih 
had.} 

(QS. Al-Baqarah: 38) 

Bersedih itu hanya akan memadamkan kobaran api semangat, 
meredakan tekad, dan membekukan jiwa. Dan kesedihan itu ibarat 
penyakit demam yang membuat tubuh menjadi lemas tak berdaya. Mengapa 
demikian? 

Tak lain, karena kesedihan hanya memiliki daya yang menghentikan 
dan bukan menggerakkan. Dan itu artinya sama sekali tidak bermanfaat 
bagi hati. Bahkan, kesedihan merupakan satu hal yang paling disenangi 
setan. Maka dari itu, setan selalu berupaya agar seorang hamba bersedih 
untuk menghentikan setiap langkah dan niat baiknya. Ini telah 
diperingatkan Allah dalam firman-Nya, 

(Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan supaya orang-orang 
mukmin berduka cita.J 

(QS. Al-Mujadilah: 10) 

Syahdan, Rasulullah s.a.w. melarang tiga orang yang sedang berada 
dalam satu majelis demikian, "(Janganlah dua orang di antaranya) saling 
melakukan pembicaraan rahasia tanpa disertai yang ketiga, sebab yang demikian 
itu akan membuatnya (yang ketiga) berduka cita." Dan bagi seorang mukmin, 
kesedihan itu tidak pernah diajarkan dianjurkan. Soalnya, kesedihan 
merupakan penyakit yang berbahaya bagi jiwa. Karena itu pula, setiap muslim 
diperintahkan untuk mengusirnya jauh-jauh dan dilarang tunduk kepadanya. 
Islam juga mengajarkan kepada setiap muslim agar senantiasa melawan dan 



48 La Tahzan 



menundukkannya dengan segala pelaratan yang telah disyariatkan Allah 
s.w.t. 

Bersedih itu tidak diajarkan dan tidak bermanfaat. Maka dari itu, 
Rasulullah s.a.w. senantiasa memohon perlindungan dari Allah agar 
dijauhkan dari kesedihan. Beliau selalu berdoa seperti ini, 

'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka cita. " 

Kesedihan adalah teman akrab kecemasan. Adapun perbedaannya 
antara keduanya adalah manakala suatu hal yang tidak disukai hati itu 
berkaitan dengan hal-hal yang belum terjadi, ia akan membuahkan 
kecemasan. Sedangkan bila berkaitan dengan persoalan masa lalu, maka ia 
akan membuahkan kesedihan. Dan persamaannya, keduanya sama-sama 
dapat melemahkan semangat dan kehendak hati untuk berbuat suatu 
kebaikan. 

Kesedihan dapat membuat hidup menjadi keruh. Ia ibarat racun berbisa 
bagi jiwa yang dapat menyebabkannya lemah semangat, krisis gairah, dan 
galau dalam menghadapi hidup ini. Dan itu, akan berujung pada 
ketidakacuhan diri pada kebaikan, ketidakpedulian pada kebajikan, 
kehilangan semangat untuk meraih kebahagian, dan kemudian akan 
berakhir pada pesimisme dan kebinasaan diri yang tiada tara. 

Meski demikian, pada tahap tertentu kesedihan memang tidak dapat 
dihindari dan seseorang terpaksa harus bersedih karena suatu kenyataan. 
Berkenaan dengan ini, disebutkan bahwa para ahli surga ketika memasuki 
surga akan berkata, 

{Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. } 

(QS. Fathir: 34) 

Ini menandakan bahwa ketika di dunia mereka pernah bersedih 
sebagaimana mereka tentu saja pernah ditimpa musibah yang terjadi di luar 
ikhtiar mereka. Hanya, ketika kesedihan itu harus terjadi dan jiwa tidak 
lagi memiliki cara untuk menghindarnya, maka kesedihan itu justru akan 
mendatangkan pahala. Itu terjadi, karena kesedihan yang demikian 
merupakan bagian dari musibah atau cobaan. Maka dari itu, ketika seorang 
hamba ditimpa kesedihan hendaknya ia senantiasa melawannya dengan 
doa-doa dan sarana-sarana lain yang memungkinkan untuk mengusirnya. 



La Tahzan 49 



{Dan, tiada(pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datangkepadamu, 
supaya kamu memberi mereka kendaraaan, lalu kamu berkata: "Aku tidak 
memperoleh kendaraan untuk membawamu ", lalu mereka kembali sedang mata 
mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh 
apa yang akan mereka najkahkan.} 

(QS. At-Taubah: 92) 

Demikianlah, mereka tidaklah dipuji dikarenakan kesedihan mereka 
semata. Tetapi, lebih dikarenakan kesedihan mereka itu justru 
mengisyaratkan kuatnya keimanan mereka. Pasalnya, kesedihan mereka 
berpisah dengan Rasulullah adalah dikarenakan tidak mempunyai harta 
yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi 
berperang. Ini merupakan peringatan bagi orang-orang munafik yang tidak 
merasa bersedih dan justru gembira manakala tidak mendapatkan 
kesempatan untuk turut berjihad bersama Rasulullah. 

Kesedihan yang terpuji — yakni yang dipuji setelah terjadi — adalah 
kesedihan yang disebabkan oleh ketidakmampuan menjalankan suatu 
ketaatan atau dikarenakan tersungkur dalam jurang kemaksiatan. Dan 
kesedihan seorang hamba yang disebabkan oleh kesadaran bahwa kedekatan 
dan ketaatan dirinya kepada Allah sangat kurang. Maka, hal itu menandakan 
bahwa hatinya hidup dan terbuka untuk menerima hidayah dan cahaya- 
Nya. 

Sementara itu, makna sabda Rasululllah dalam sebuah hadis shahih 
yang berbunyi, "Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesedihan, kegundahan 
dan kerisauan, kecuali Allah pasti akan menghapus sebagian dosa-dosanya, " 
adalah menunjuk bahwa kesedihan, kegundahan dan kerisauan itu 
merupakan musibah dari Allah yang apabila menimpa seorang hamba, maka 
hamba tersebut akan diampuni sebagian dosa-dosanya. Dengan begitu, hadits 
ini berarti tidak menunjukkan bahwa kesedihan, kegundahan dan kerisauan 
merupakan sebuah keadaan yang harus diminta dan dirasakan. 

Bahkan, seorang hamba justru tidak dibenarkan meminta atau 
mengharap kesedihan dan mengira bahwa hal itu merupakan sebuah ibadah 
yang diperintahkan, diridhai atau disyariatkan Allah untuk hamba-Nya. 
Sebab, jika memang semua itu dibenarkan dan diperintahkan Allah, pastilah 
Rasulullah s.a.w. akan menjadi orang pertama yang akan mengisi seluruh 
waktu hidupnya dengan kesedihan-kesedihan dan akan menghabiskannya 
dengan kegundahan-kegundahan. Dan hal seperti itu jelas sangat tidak 
mungkin. Karena, sebagaimana kita ketahui, hati beliau selalu lapang dan 
wajahnya selalu dihiasi senyuman, hatinya selalu diliputi keridhaan, dan 
perjalanan hidupnya selalu dihiasi dengan kegembiraan. 



50 La Tahzan 



Memang, dalam hadist Hindun ibn Abi Halah tentang sifat Nabi s.a.w. 
disebutkan bahwa, "Sesungguhnya, dia selalu bersedih". Namun, hadist ini 
ternyata kurang dapat dipercaya, sebab dalam silsilah perawinya terdapat 
seorang perawi yang tidak dikenal. Selain itu, muatan hadits inipun jelas 
sangat bertentangan dengan realitas kehidupan Rasulullah s.a.w. 

Bagaimana mungkin Rasulullah dikatakan selalu dirundung kesedihan? 
Bukankah Allah telah melindungi beliau dari kesedihan yang berkaitan 
dengan urusan keduniaan dan semua unsur-unsurnya, melarangnya agar 
tidak bersedih atas perilaku orang-orang kafir, dan mengampuni semua dosa- 
dosanya yang telah berlalu maupun yang belum terjadi? Nah, dari manakah 
sumber kesedihan itu? Bagaimana pula kesedihan itu dapat menembus pintu 
hati beliau? Dan dari jalan manakah kesedihan itu dapat menyusup ke dalam 
lubuk hatinya? Bukankah beliau s.a.w. senantiasa hatinya diliputi dzikir, 
jiwanya dialiri semangat istiqamah, pikirannnya selalu dibanjiri hidayah 
rabbaniyah, dan hatinya senantiasa tenteram dengan janji Allah serta rela 
dengan semua ketentuan dan perbuatan-Nya? Bahkan, Rasulullah adalah 
orang yang terkenal ramah dan murah senyum sebagaimana dilukiskan oleh 
salah satu gelarnya sebagai "seseorang yang murah senyum ." 

Siapa saja membaca, menghayati, dan mendalami sejarah perjalanan 
hidup beliau dengan seksama dan menyeluruh, maka ia akan mengetahui 
bahwa Rasulullah s.a.w. diturunkan ke dunia ini untuk menghancurkan 
kebatilan, mengusir kesuntukan, kegelisahan, kesedihan dan kecemasan, 
serta membebaskan jiwa dari tekanan keragu-raguan, kebingungan, 
kegundahan dan keguncangan. Bersamaan dengan itu, beliau juga diutus 
untuk menyelamatkan jiwa manusia dari segala bentuk hawa nafsu yang 
membinasakan. Maka begitulah, betapa banyaknya karunia Allah yang telah 
dianugerahkan kepada manusia. 

Ada sebuah hadist menyebutkan bahwa, "Sesungguhnya Allah sangat 
mencintai hati yang senantiasa bersedih. " Namun, hadist ini ternyata tidak 
memiliki sanad (jalur periwayatan) dan perawi yang jelas, alias kurang 
dapat dipercaya. Singkatnya, hadist ini jelas kurang dapat 
dipertanggungjawabkan keshahihannya. Selain itu, hadist ini juga tidak 
dapat dikategorikan shahih karena sangat bertentangan dengan ajaran agama 
dan tuntunan syariat. Dan kalau memang khabar (hadist) itu akan dianggap 
shahih, maka penjelasannya adalah demikian: kesedihan itu adalah salah 
satu musibah dari Allah yang ditimpakan kepada hamba-Nya untuk 
mengujinya. Artinya, jika hamba tersebut mampu menghadapinya dengan 
kesabaran, maka sesungguhnya Allah mencintai kesabaran orang tersebut 
dalam menghadapi cobaan itu. 



La Tahzan 51 



Demikianlah, maka merupakan kesalahan besar bagi orang-orang yang 
memuja kesedihan, senantiasa berusaha menciptakan kesedihan, dan 
mencoba membenar-benarkan kesedihan mereka dengan dalih bahwa syariat 
telah menganjurkan dan memandangnya sebagai sesuatu yang baik. Sebab, 
pada kenyataannya dalil-dalil syariat melarang hal itu. Bahkan, syariat justru 
memerintahkan setiap manusia agar tidak bersedih dan selalu ceria. 

Hadits lain menyebutkan, "Jika Allah mencintai seorang hamba, maka 
Dia akan memancangkan sebuah gemuruh ratapan di dalam hatinya. Dan apabila 
Dia membenci seorang hamba, maka Dia akan menanamkan seruling nyanyian 
di dalam dadanya. " 

Memang, hadist ini bersumber dan berasal dari Israiliyat (mitos Bangsa 
Israel). Ada pula yang mengatakan bahwa hadits ini termaktub dalam Taurat. 
Meski demikian, perkataan ini memiliki pesan makna yang benar. 
Sebagaimana sering kita lihat, orang mukmin akan senantiasa bersedih atas 
dosa-dosa yang pernah dilakukannya, sementara orang yang durhaka akan 
senantiasa lalai, tidak pernah serius, dan berdendang kegirangan justru 
karena dosa-dosanya. Dan kalaupun ada kesedihan yang menimpa orang- 
orang salih, maka itu tak lebih dari sebuah penyesalan terhadap kebaikan- 
kebaikan yang terlewatkan, ketidakmampuan mereka mencapai derajat yang 
tinggi dan kesadaran bahwa mereka telah melakukan banyak kesalahan. 
Demikianlah, alasan yang mendasari kesedihan ini berbeda dengan alasan 
yang mendasari kesedihan orang-orang yang durhaka. Mereka bersedih 
karena tidak mendapatkan keduniaan, keindahan, dan kenikmatan 
duniawi. Kesedihan, kegundahan dan kegelisahan mereka adalah karena 
keduniaan, untuk keduniaan dan di jalan menuju keduniaan. 

Dalam sebuah Firman-Nya, Allah menceritakan keadaan seorang nabi 
dari Bani Israel demikian, 

{Dan, kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang 
yang menahan amarahnya (kepada anak-anaknya).} 

(QS. Yusuf: 84) 

Ayat ini mengabarkan tentang kesedihan Nabi Ya'qub saat harus 
kehilangan anak yang menjadi kekasihnya. Ini merupakan kabar bahwa 
cobaan tersebut sama beratnya dengan musibah atau ujian yang dirasakan 
oleh seseorang saat dipisahkan dengan buah hatinya. Betapapun, ayat di 
atas hanya sekadar memberi kabar dan lukisan tentang beratnya cobaan 
seorang nabi. Dan itu bukan berarti bahwa kesedihan seperti itu 
diperintahkan atau dianjurkan. Bahkan justru sebaliknya, kita diperintahkan 
untuk ber-isti'adzah (memohon perlindungan) kepada Allah dari segala 



52 La Tahzan 



kesedihan. Sebab, bagaimanapun kesedihan adalah lakasana awan tebal, 
malam pekat yang panjang, dan aral panjang yang melintang di tangah jalan 
ke arah kemuliaan. 

Selain Abu Utsman al-Jabari, semua ahli sufi sepakat bahwa bersedih 
karena perkara duniawi itu tidak terpuji. Menurut Abu Ustman, kesedihan 
itu — apapun bentuknya — adalah sebuah keutamaan dan tambahan 
kebajikan bagi seorang mukmin, yakni dengan syarat bila kesedihan itu 
bukan dikarenakan suatu kemaksiatan. la juga mengatakan, "Bahwa kalau 
kesedihan itu tidak diwajibkan secara khusus, maka ia diwajibkan sebagai 
sarana mensucikan diri." 

Syahdan, ada pula yang berkata, "Tidak diragukan lagi bahwa 
kesedihan merupakan ujian dan cobaan dari Allah sebagaimana halnya 
penyakit, kegundahan, dan kegalauan. Namun jika dikatakan bahwa 
kesedihan adalah tingkatan yang harus dilalui seorang sufi adalah tidak 
benar." 

Atas dasar itu, sebaiknya Anda berusaha untuk senantiasa gembira 
dan berlapang dada. Jangan lupa memohon kepada Allah agar selalu diberi 
kehidupan yang baik dan diridhai, kejernihan hati, dan kelapangan pikiran. 
Itulah kenikmatan-kenikmatan di dunia. Betapapun, sebagian ulama 
mengatakan bahwa di dunia ini terdapat surga, dan barangsiapa tidak pernah 
memasuki surga dunia itu, maka ia tidak akan masuk surga akhirat. 

Allah adalah satu-satunya Dzat yang pantas kita mohon agar 
melapangkan hati kita dengan cahaya iman, menunjukkan hati kepada jalan- 
Nya yang lurus, dan menyelamatkan kita kehidupan yang susah dan 
menyesakkan. 

Rehat 

Marilah kita bersama-sama memanjatkan doa yang menghangatkan 
dan penuh ketulusan, yakni sebuah doa untuk menghilangkan kepenatan, 
kesuntukan, dan kesedihan; 

c^ii Jji i?j * *j as v iJk pii Lj H\ a) * 

it ^ % j A +jj Jj% **r^* ^ k as * 

La Tahzan 53 



"Tidak ada llah kecuali Allah Yang Maha Agung dan Maha Pernurah. 
Tidak ada Ilah selain Allah, Rabb Arasy yang Agung. Tidak ada llah 
selain Allah, Rabb langit dan bumi dan Rabb 'Arasy yang Mulia. Wahai 
Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Tidak ada llah selain 
Engkau dan dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan. " 

jj ij£ ^> ^ ^ ^to" ** iJS) Q&K 

* - * 

"Ya Allah kuharap limpahan rahmat-Mu. Janganlah Engkau jadikanAku 
bergantungpada diriku sendiri walau sekejap mata. Dan perbaikilah semua 
urusanku. Tiada llah selain Engkau. " 

"Aku memohon ampunan kepada Allah, tiada llah selain Dia Yang Maha 
Hidup dan Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya. " 




"Tidak ada llah selain Engkau, Maha Tinggi Engkau, sesungguhnya aku 
termasuk orang-orang yang zalim. " 

*1JL> jZ-tti di£.l SJLP ^Jlj iijLP ^1 

^ *S ✓ ^ lt ^,* * , ^ ^ ltl f f "I'l' - S * I * ^ ^ I * ^ * 



54 La Tahzan 



* 4. 1 1 ^ * " ^ * i * * 



"Ya Allah, sesungguhnya aku benar-benar hamba-Mu, anak dari hamba- 
Mu, anak dari makluk ciptaan-Mu. Ubun-ubunku ada di tangan-Mu, segala 
ketentuan-Mu telah berlaku bagiku, ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku 
memohon dengan segala noma yang telah Engkau sebutkan untuk menyebut- 
Mu atau yang telah Engkau wahyukan dalam Kitab-Mu atau yang telah 
Engkau ajarkan pada salah seorang dari makhluk-Mu atau sengaja Engkau 
simpan di alam yang gaib yang ada pada-Mu. Ya Allah jadikanlah Al- 
Qur'an sebagai pelipur hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihan dan 
kedukaanku. " 



"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kecemasan, dari 
rasa lemah dan kemalasan, dari kebakhilan dan sifat pengecut, dan beban 
hutang dan tekanan orang-orang (jahat). " 



"Cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebagai sebaik-baik Pelindung. " 



Tertawa yang wajar itu laksana 'balsem' bagi kegalauan dan 'salep' 
bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat sekali untuk membuat jiwa 
bergembira dan hati berbahagia. Bahkan, karena itu Abu Darda' sempat 
berkata, "Sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku. 
Dan Rasulullah s.a.w. sendiri sesekali tertawa bingga tampak gerahamnya. 
Begitulah tertawanya orang-orang yang berakal dan mengerti tentang 
penyakit jiwa serta pengobatannya." 






Tersenyumlah! 



La Tahzan 55 



Tertawa merupakan puncak kegemhiraan, titik tertinggi keceriaan, 
dan ujung rasa suka cita. Namun, yang demikian itu adalah tertawa yang 
tidak berlebihan sebagaimana dikatakan dalam pepatah, "Janganlah engkau 
banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan bati." Yakni, tertawalah 
sewajarnya saja sebagaimana dikatakan juga dalam pepatah yang berbunyi, 
"Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah." Bahkan, tertawalah 
sebagaimana Nabi Sulaiman ketika, 

{... ia tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.} 

(QS. An-Naml: 19), 

Janganlah tertawa sinis dan sombong sebagaimana dilakukan orang- 
orang kafir, 

{... tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami 
dengan serta merta mereka menertawakannya.J 

(QS. Az-Zukhruf: 47) 

Dan salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada penghuni surga 
adalah tertawa. 

{Maka pada hari ini orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir.} 

(QS. Al-Muthaffifin: 34) 

Orang Arab senang memuji orang yang murah senyum dan selalu 

tampak ceria. Menurut mereka, perangai yang demikian itu merupakan 

pertanda kelapangan dada, kedermawanan sifat, kemurahan hati, 

kewibawaan perangai, dan ketanggapan pikiran. 

Wajah nan berseri tanda suka memberi, 
dan, tentu bersuka cita saat dipinta. 

Dalam kitab "Harim ", Zuher bersyair, 

kau melihatnya senantiasa gembira saat kau datang, 
seolah engkau memberinya apa yang engkau minta padanya 

Pada dasarnya, Islam sendiri dibangun atas dasar prinsip prinsip 

keseimbangan dan kemoderatan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak 

maupun tingkah laku. Maka dari itu, Islam tak mengenal kemuraman yang 

menakutkan, dan tertawa lepas yang tak berarturan. Akan tetapi sebaliknya, 

Islam senantiasa mengajarkan kesungguhan yang penuh wibawa dan ringan 

langkah yang terarah. 

Abu Tamam mengatakan, 

"Demi jiwaku yang bapakku menebusnya untukku, 

ia laksana pagi yang diharapkan dan bintang yang dinantikan. 

Canda kadang menjadi serius, 

namun hidup tanpa canda jadi kering kerontang" 



56 La Tahzan 



Muram durja dan muka masam adalah cermin dari jiwa yang galau, 
pikiran yang kacau, dan kepala yang rancau balau. Dan, 

(Sesudah itu, dia bermuka masam dan merengut.} 

(QS. Al-Muddatstsir: 22) 

Wajah mereka cemberut karena sombong, 
seolah mereka dilempar dengan paksa ke neraka. 
Tidak seperti kaum, yang bila kau jumpai bak bintang 
gemintang yang jadi petunjuk bagi pejalan malam. 

Sabda Rasulullah: "Meski engkau hanya menjumpai saudaramu dengan 
wajah berseri. " 

Dalam Faidhul Khathir, Ahmad Amin menjelaskan demikian: "Orang 
yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang 
paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi juga orang yang paling 
mampu berbuat, orang yang paling sanggup memikul tanggung jawab, or- 
ang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan, 
serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi 
dirinya sendiri dan orang lain." 

Andai saja saya disuruh memilih antara harta yang banyak atau 
kedudukan yang tinggi dengan jiwa yang tenteram damai dan selalu 
tersenyum, pastilah aku memilih yang kedua. Sebab, apa artinya harta yang 
banyak bila wajah selalu cemberut? Apa artinya kedudukan bila jiwa selalu 
cemas? Apa artinya semua yang ada di dunia ini, bila perasaan selalu sedih 
seperti orang yang usai mengantar jenazah kekasihnya? Apa arti kecantikan 
seorang isteri jika selalu cemberut dan hanya membuat rumah tangga menjadi 
neraka saja? Tentu saja, seorang isteri yang tidak terlalu cantik akan seribu 
kali lebih baik jika dapat menjadikan rumah tangga senantiasa laksana surga 
yang menyejukkan setiap saat. 

Senyuman tak akan ada harganya bila tidak terbit dari hati yang tulus 
dan tabiat dasar seorang manusia. Setiap bunga tersenyum, hutan tersenyum, 
sungai dan laut juga tersenyum. Langit, bintang-gemintang dan burung- 
burung, semuanya tersenyum. Dan manusia, sesuai watak dasarnya adalah 
makhluk yang suka tersenyum. Itu bila dalam dirinya tidak bercokol penyakit 
tamak, jahat, dan egoisme yang selalu membuat rona wajah tampak selalu 
kusut dan cemberut. Adapun bila ketiga hal itu meliputi seseorang, niscaya 
ia akan menjelma sebagai manusia yang selalu mengingkari keindahan alam 
semesta. Artinya, orang yang selalu bermuram durja dan pekat jiwanya tak 
akan pernah melihat keindahan dunia ini sedikitpun. Ia juga tak akan mampu 
melihat hakekat atau kebenaran dikarenakan kekotoran hatinya. 
Betapapun, setiap manusia akan melihat dunia ini melalui perbuatan, pikiran 



La Tahzan 57 



dan dorongan hidupnya. Yakni, bila amal perbuatannya baik, pikirannya 
bersih dan motivasi hidupnya suci, maka kacamata yang akan ia gunakan 
untuk melihat dunia ini pun akan bersih. Dan karena itu, ia akan melihat 
dunia ini tampak sangat indah mempesona. Namun, bila tidak demikian, 
maka kacamata yang akan ia gunakan melihat dunia ini adalah kacamata 
gelap yang membuat segala sesuatu di dunia ini tampak serba hitam dan 
pekat. 

Ada jiwa-jiwa yang dapat membuat setiap hal terasa berat dan sengsara. 
Tapi, ada pula jiwa-jiwa yang mampu membuat setiap hal menjadi sumber 
kebahagiaan. Konon, ada seorang wanita yang di rumahnya selalu melihat 
segala sesuatu salah di matanya. Akibatnya, sepanjang hari ia merasa dalam 
gelap gulita; hanya karena sebuah piring pecah, makanan keasinan karena 
terlalu banyak garam, atau kakinya menginjak sobekan kertas di dalam 
kamar, ia sontak berteriak dan memaki siapa dan apa saja yang ada di 
rumahnya. Hal seperti ini sangat berbahaya sebagaiamana percikan api 
yang setiap saat siap melahap apa saja yang ada di depannya. 

Ada pula seorang laki-laki yang acapkali membuat hidupnya dan or- 
ang-orang disekelilingnya terasa berat dan sengsara hanya dikarenakan 
dirinya salah dalam memahami atau mengartikan maksud perkataan orang 
lain, perkara atau kesalahan sepele yang terjadi pada dirinya, keuntungan 
kecil yang tak berhasil diraihnya, atau dikarenakan oleh sebuah keuntungan 
yang tidak sesuai dengan harapannya. Begitulah ia memandang dunia ini; 
semua terasa gelap. Ironisnya, ia pun akan membuat semua itu terasa gelap 
pula oleh orang lain di sekitarnya. Dan orang-orang seperti ini sangat mudah 
mendramatisir suatu keburukan; sebuah biji kesalahan ia besar-besarkan 
hingga tampak sebesar kubah, dan setangkai benih kesulitan dapat terasa 
seperti sebatang pohon kesengsaraan. Maka dari itu, mereka pun tidak 
memiliki kemampuan untuk melakukan kebaikan. Mereka tidak pernah 
puas dan senang dengan sebanyak apapun pemberian yang pernah ia terima. 

Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus 
dipelajari serta ditekuni. Maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras 
dan penuh kesungguhan mau belajar tentang bagaimana menghasilkan 
bunga-bunga, semerbak harum wewangian, dan kecintaan di dalam 
hidupnya. Itu lebih baik daripada ia terus menguras tenaga dan waktunya 
hanya untuk menimbun harta di saku atau gudangnya. Apalah arti hidup 
ini, bila hanya habis untuk mengumpulkan harta benda dan tak 
dimanfaatkan sedikitpun untuk meningkatkan kualitas kasih sayang, cinta, 
keindahan dalam hidup ini? 



58 La Tahzan 



Banyak orang yang tidak mampu melihat indahnya kehidupan ini. 
Mereka hanya membuka matanya untuk dirham dan dinar semata. Maka, 
meskipun berjalan melewati sebuah taman yang rindang, bunga-bunga yang 
cantik mempesona, air jernih yang memancar deras, burung-burung yang 
berkicau riang, mereka sama sekali tidak tertarik dengan semua itu. Di 
mata dan pikirannya hanya ada uang — berapa yang masuk dan keluar hari 
itu — saja. Padahal, kalau dipikir lebih dalam, sebenarnya ia hams membuat 
uang itu menjadi sarana yang baik untuk membangun sebuah kehidupan 
yang bahagia. Tapi sayang, mereka justru membalikkan semuanya; mereka 
menjual kebahagiaan hidup hanya demi mendapatkan uang, dan bukan 
bagaimana membeli kebahagiaan hidup dengan uang. Struktur mata kita 
telah diciptakan sedemikian rupa dan unik agar kita dapat melihat 
keindahan. Namun, ternyata kita acapkali membiasakannya hanya untuk 
melihat uang dan uang. 

Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah menjadi demikian muram 
selain keputusasaan. Maka, jika Anda menginginkan senyuman, 
tersenyumlah terlebih dahulu dan perangilah keputusasaan. Percayalah, 
kesempatan itu selalu terbuka, kesuksesan selalu membuka pintunya untuk 
Anda dan untuk siapa saja. Karena itu, biasakan pikiran Anda agar selalu 
menatap harapan dan kebaikan di masa yang akan datang. 

Jika Anda meyakini diri Anda diciptakan hanya untuk meraih hal-hal 
yang kecil, maka Anda pun hanya akan mendapatkan yang kecil-kecil saja 
dalam hidup ini. Tapi sebaliknya, bila Anda yakin bahwa diri Anda diciptakan 
untuk menggapai hal-hal yang besar, niscaya Anda akan memiliki semangat 
dan tekad yang besar yang akan mampu menghancurkan semua aral dan 
hambatan. Dengan semangat itu pula Anda akan dapat menembus setiap 
tembok penghalang dan memasuki lapangan kehidupan yang sangat luas 
untuk suatu tujuan yang mulia. Ini dapat kita saksikan dalam banyak 
kenyataan hidup. Barangsiapa ikut lomba lari seratus meter misalnya, ia 
akan merasa capek tatkala telah menyelesaikannya. Lain halnya dengan 
seorang peserta lomba lari empat ratus meter, ia belum merasa capek tatkala 
sudah menempuh jarak seratus atau dua ratus meter. Begitulah adanya, 
jiwa hanya akan memberikan kadar semangat sesuai dengan kadar atau 
tingkatan sesuatu yang akan dicapai seseorang. Maka, pikirkan setiap tujuan 
Anda. Dan jangan lupa, hendaklah tujuan Anda itu selalu yang tinggi dan 
sulit dicapai. Jangan pernah putus asa selama masih dapat mengayunkan 
kaki untuk menempuh langkah baru setiap harinya. Sebab, rasa putus asa, 
patah semangat, selalu berpandangan negatif terhadap segala sesuatu, suka 
mencari-cari aib dan kesalahan orang lain, dan besar mulut hanya akan 



La Tahzan 59 



menghambat langkah, menciptakan kemuraman; dan menempatkan jiwa 
di dalam sebuah penjara yang pengap. 

Penerimaan seseorang terhadap suatu hal tidaklah sama dengan 
penerimaanya terhadap seorang pendidik yang telah berjasa mengembangkan 
dan mengarahkan bakat alamiahnya, meluaskan cakrawala pemikirannya, 
menanamkan kebiasaan ramah dan murah hati dalam dirinya, mengajarkan 
kepadanya bahwa sebaik-baik tujuan hidup adalah berusaha menjadi sumber 
kebaikan bagi masyarakatnya sesuai dengan kemampuannya, 
mengarahkannya agar senantiasa menjadi matahari yang memancarkan 
cahaya, kasih sayang dan kebaikan, dan yang telah menuntunnya agar 
memiliki hati yang penuh dengan empati, kasih sayang, rasa perikemanusiaan, 
serta merasa senang berbuat baik kepada siapa saja yang berhubungan 
dengannya. 

Setiap kali melihat kesulitan, jiwa seseorang yang murah senyum justru 
akan menikmati kesulitan itu dengan memacu diri untuk mengalahkannya. 
Begitu ia memperlakukan suatu kesulitan; melihatnya lalu tersenyum, 
menyiasatinya lalu tersenyum, dan berusaha mengalahkannya lalu tersenyum. 
Berbeda dengan jiwa manusia yang selalu risau. Setiap kali menjumpai 
kesulitan, ia ingin segera meninggalkannya dan melihatnya sebagai sesuatu 
yang amat sangat besar dan memberatkan dirinya. Dan itulah yang acapkali 
menyebabkan semangat seseorang menurun dan asanya berkurang. Bahkan, 
tak jarang orang seperti ini berdalih dengan kata-kata "Seandainya 
"Kalau saja dan "Seharusnya Orang seperti ini sangatlah nista. 
Bukan zaman yang mengutuknya, tapi dirinya dan pendidikan yang telah 
membesarkannya. Bagaimana tidak, ia menginginkan keberhasilan dalam 
menjalani kehidupan ini, tapi tanpa mau membayar ongkosnya. Orang seperti 
ini ibarat seseorang yang hendak berjalan tetapi selalu dibayangi oleh seekor 
singa yang siap menerkam dirinya dari belakang. Akibatnya, ia hanya 
menunggu langit menurunkan emasnya atau bumi mengeluarkan kandungan 
harta karunnya. 

Kesulitan-kesulitan dalam kehidupan ini merupakan perkara yang nisbi. 
Yakni, segala sesuatu akan terasa sulit bagi jiwa yang kerdil, tapi bagi jiwa 
yang besar tidak ada istilah kesulitan besar. Jiwa yang besar akan semakin 
besar karena mampu mengatasi kesulitan-kesulitan itu. Sementara jiwa 
yang kecil akan semakin sakit, karena selalu menghindar dari kesulitan 
itu. Kesulitan itu ibarat anjing yang siap menggigit; ia akan menggonggong 
dan mengejar Anda bila Anda tampak ketakutan saat melihatnya. 
Sebaliknya, ia akan membiarkan Anda berlalu di hadapannya dengan tenang 
bila Anda tak menghiraukannya, atau Anda berani memelototinya. 



60 La Tahzan 



Penyakit yang paling mematikan jiwa adalah rasa rendah diri. Penyakit 
ini dapat menghilangkan rasa percaya diri dan keyakinan seseorang terhadap 
kemampuannya sendiri. Maka dari itu, meski berani melakukan suatu 
pekerjaan, ia tak akan pernah yakin dengan kemampuan dan keberhasilan 
dirinya. Ia juga melakukannya dengan tanpa perhitungan yang matang, dan 
akhirnya gagal. Percaya diri adalah sebuah karunia yang sangat besar. Ia 
merupakan tiang penyangga keberhasilan dalam kehidupan ini. Adalah 
sangat berbeda antara "percaya diri" dengan "terlalu percaya diri". Terlalu 
percaya diri merupakan perilaku negatif yang senantiasa membuat jiwa 
bergantung pada khayalan dan kesombongan semu. Sedangkan percaya diri 
merupakan hal positif yang akan mendorong setiap jiwa untuk bergantung 
pada kemampuannya sendiri dalam memikul suatu tanggung jawab. Dan 
karena itu, ia akan terdorong untuk senantiasai mengembangkan 
kemampuannya dan mempersiapkan diri dengan matang dalam menghadapi 
segala sesuatu. 

Elia Abu Madhi berkata: 

Orang berkata, "Langit selalu berduka dan mendung." 

Tapi aku berkata, "Tersenyumlah, cukuplah duka cita di langit sana." 

Orang berkata, "Masa muda telah berlalu dariku." 

Tapi aku berkata, "Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda tak 

kan pernah mengembalikannya" 

Orang berkata, "Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku 
merana dan berduka. 

Janji-janji telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya. 
Bagaimana mungkin jiwaku sangggup mengembangkan senyum 
manisnya 

Maka akupun berkata, "Tersenyum dan berdendanglah, 

kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan 

sakitnya. 

Orang berkata, "Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan, 
ia laksana musafir yang akan mati karena terserang rasa haus. " 
Tapi aku berkata, "Tetaplah tersenyum, karena engkau akan 
mendapatkan penangkal dahagamu. 

Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh 
dengan sendirinya. 

Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang 
lain, 

apalagi sampai engkau seolah-olah yang melakukan dosa dan 
kesalahan itu? 

Orang berkata, "Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya 
seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka-boneka. 
Sedangkan aku punya kewajiban bagi teman-teman dan saudara, 
namun telapak tanganku tak memegang walau hanya satu dirham 
adanya 

Ku katakan: Tersenyumlah, cukuplah bagi dirimu karena Anda masih 



eBook by MR. 



La Tahzan 6 1 



hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara dan kerabatyang 
kau cintai. 

Orang berkata, " Malam memberiku minuman 'alqamah 
tersenyumlah, walaupun kau makan buah 'alqamah 
Mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang 
akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah 
Apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham 
atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri? 
Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium 
juga tak membahayakan jika wajahmu tampak indah berseri 
Tertawalah, sebab meteor-meteor langitjuga tertawa 
mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang 
Orang berkata, "Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia 
yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah. 
Ku katakan, "Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian 
ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum." 

Sungguh, kita sangat butuh pada senyuman, wajah yang selalu berseri, 

hati yang lapang, akhlak yang menawan, jiwa yang lembut, dan pembawaan 

yang tidak kasar. "Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian 

berendah hati, hingga tidak ada salah seorang di antaramu yang berlaku jahat 

pada yang lain dan tidak ada salah seorang di antaramu yang membanggakan diri 

atas yang lain. " (Al-Hadits) 

°ooo 

Rehat 

Jangan bersedih, karena Anda telah melalui kesedihan itu kemarin 
dan ia tidak memberi manfaat apapun. Ketika anak Anda gagal dalam ujian 
dan Anda bersedih karenanya, apakah kemudian anak Anda lulus karena 
kesedihan itu? Saat bapak Anda meninggal dan Anda bersedih, apakah ia 
akan hidup kembali? Manakala Anda merugi dalam suatu bisnis dan 
kemudian Anda bersedih, apakah kemudian kerugian itu berubah menjadi 
keuntungan? 

Jangan bersedih, sebab bila Anda bersedih gara-gara satu musibah, 
maka musibah yang satu itu akan menjadi berlipat ganda. Ketika Anda 
bersedih karena kemiskinan atau kesengsaraan yang Anda alami, bukankah 
kesedihan itu hanya menambah kesusahan Anda saja? Saat Anda bersedih 
karena cercaan musuh-musuh Anda, pastilah kesedihan itu hanya akan 
menguntungkan dan menambah semangat mereka untuk menyerang Anda. 
Atau, ketika Anda mencemaskan terjadinya sesuatu yang tidak Anda sukai, 
ia akan mudah terjadi pada Anda. 



62 La Tahzan 



Jangan bersedih, karena kesedihan itu akan membuat rumah yang luas, 
isteri yang cantik, harta yang melimpah, kedudukan yang tinggi, dan anak- 
anak yang cerdas tidak ada gunanya sedikit pun. 

Jangan bersedih, sebab kesedihan hanya akan membuat air yang segar 
terasa pahit, dan sekuntum bunga mawar yang indah tampak seperti 
sebongkok labu, taman yang rimbun tampak seperti gurun pasir yang gersang, 
dan kehidupan dunia menjadi penjara yang pengap. 

Jangan bersedih, karena Anda masih memiliki dua mata, dua telinga, 
dua bibir, dua tangan dan dua kaki, lidah dan hati. Anda masih memiliki 
kedamaian, keamanan dan kesehatan. 

(Maka, nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan.} 

(QS. Ar-Rahman: 13) 

Jangan bersedih, karena Anda masih memiliki agama yang Andayakini, 
rumah yang Anda diami, nasi yang Anda makan, air yang Anda minum, 
pakaian yang Anda pakai, dan isteri tempat Anda berbagi rasa. Mengapa 
harus bersedih? 



Nikmatnya Rasa Sakit 



Rasa sakit tidak selamanya tak berharga, sehingga harus selalu dibenci. 
Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan kebaikan 
bagi seseorang. 

Bisanya, ketulusan sebuah doa muncul tatkala rasa sakit mendera. 
Demikian pula dengan ketulusan tasbih yang senantiasa terucap saat rasa 
sakit terasa. Adalah jerih payah dan beban berat saat menuntut ilmulah 
yang telah mengantarkan seorang pelajar menjadi ilmuwan terkemuka. la 
telah bersusah payah di awal perjalanannya, sehingga ia bisa menikmati 
kesenangan di akhirnya. Usaha keras seorang penyair memilih kata-kata 
untuk bait-bait syairnya telah menghasilkan sebuah karya sastra yang sangat 
menawan. Ia, dengan hati, urat syaraf, dan darahnya, telah larut bersama 
kerja kerasnya itu, sehingga syair- syairnya mampu menggerakkan perasaan 
dan menggoncangkan hati. Upaya keras seorang penulis telah menghasilkan 
tulisan yang sangat menarik dan penuh dengan 'ibrah, contoh-contoh dan 
petunjuk. 

Lain halnya dengan seorang pelajar yang senang hidup foya-foya, tidak 
aktif, tak pernah terbelit masalah, dan tidak pula pernah tertimpa musibah. 



La Tahzan 63 



la akan selalu menjadi orang yang malas, enggan bergerak, dan mudah 
putus asa. 

Seorang penyair yang tidak pernah merasakan pahitnya berusaha dan 
tidak pernah mereguk pahitnya hidup, maka untaian qasidah-qasidah-nya 
hanya akan terasa seperti kumpulan kata-kata murahan yang tak bernilai. 
Sebab, qasidah-qasidah-nya hanya keluar dari lisannya, bukan dari 
perasaannya. Apa yang dia utarakan hanya sebatas penalarannya saja, dan 
bukan dari hati nuraninya. 

Contoh pola kehidupan yang paling baik adalah kehidupan kaum 
mukminin generasi awal. Yaitu, mereka yang hidup pada masa-masa awal 
kerasulan, lahirnya agama, dan di awal masa perutusan. Mereka adalah 
orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, hati yang baik, bahasa 
yang bersahaja, dan ilmu yang luas. Mereka merasakan keras dan pedihnya 
kehidupan. Mereka pernah merasa kelaparan, miskin, diusir, disakiti, dan 
harus rela meninggalkan semua yang dicintai, disiksa, bahkan dibunuh. 
Dan karena semua itu pula mereka menjadi orang-orang pilihan. Mereka 
menjadi tanda kesucian, panji kebajikan, dan simbol pengorbanan. 

{Yang demikian jtu ialah karena mereka ditimpa kehausan, kepayahan dan 
kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang 
membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana 
kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu 
suatu amal salih. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang 
yang berbuat baik.} 

(QS. At-Taubah: 120) 

Di dunia ini banyak orang yang berhasil mempersembahkan karya 

terbaiknya dikarenakan mau bersusah payah. Al Mutanabbi, misalnya, ia 

sempat mengidap rasa demam yang amat sangat sebelum berhasil 

menciptakan syair yang indah berikut ini: 

Wanita yang mengunjungiku seperti memendam malu, 
ia hanya mengunjungiku di gelapnya malam 

Syahdan, an-Nabighah sempat diancam akan dibunuh oleh Nu'man 

ibn al-Mundzir sebelum akhirnya mempersembahkan bait syair berikut ini: 

Engkau matahari, dan raja-raja yang lain bintang-bintang 
tatkala engkau terbit ke permukaan, 
bintang-bintang itu pun lenyap tenggelam 

Di dunia ini, banyak orang yang kaya karena terlebih dahulu bersusah 
payah dalam masa mudanya. Oleh karena itu, tak usah bersedih bila Anda 
harus bersusah payah, dan tak usah takut dengan beban hidup, sebab 
mungkin saja beban hidup itu akan menjadi kekuatan bagimu serta akan 



64 La Tahzan 



menjadi sebuah kenikmatan pada suatu hari nanti. Jika Anda hidup dengan 
hati yang berkobar, cinta yang membara dan jiwa yang bergelora, akan lebih 
baik dan lebih terhormat daripada harus hidup dengan perasaan yang dingin, 
semangat yang layu, dan jiwa yang lemah. 

{Tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan 
keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama 
orang-orang yang tinggal itu. "} 

(QS. At-Taubah: 46) 

Saya teringat seorang penyair yang senantiasa menjalani kesengsaraan 

hidup, menanggung cobaan yang tidak ringan, dan mengenyam pahitnya 

perpisahan. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia sempat 

melantunkan qasidah yang indah, segar, dan jujur. Dialah Malik ibn ar-Rayyib. 

Ia meratapi dirinya: 

Tidakkah kau lihat aku menjual kesesatan dengan hidayah 
dan aku menjadi seorang pasukan Ibnu Ajfan yang berperang 
Alangkah indahnya aku, tatkala aku biarkan anak-anakku 
taat dengan mengorbankan kebun dan semua harta-hartaku 
Wahai kedua sahabat perjalananku, kematian semakin dekat 
berhentilah di tempat tinggi sebab aku akan tinggal malam ini 
Tinggallah bersamaku malam ini atau setidaknya malam ini 
jangan kau buat lari ia, telah jelas yang akan menimpa 
Goreslah tempat tidurku dengan ujung gerigi 
dan kembalikan ke depan mataku kelebihan selendangku 
Jangan kau iri, semoga Allah memberkahi kau berdua 
dari tanah yang demikian lebar, semoga semakin luas untukku 

Demikianlah, ungkapan-ungkapannya demikian syahdu, penyesalan yang 
sangat berat diucapkan, dan teriakan yang memilukan. Itu semua 
menggambarkan betapa kepedihan itu meluap dari hati sang penyair yang 
mengalami sendiri kepedihan dan kesengsaraan hidup. Ia tak ubahnya seorang 
penasehat yang juga pernah merasakan apa yang ia ucapkan. Dan, biasanya, 
perkataan atau nasehat orang seperti itu akan mudah masuk ke dalam relung 
kalbu dan meresap ke dalam ruh yang paling dalam. Semua itu adalah karena 
ia mengalami sendiri kehidupan pahit dan beban berat yang ia bicarakan. 

{Maka, Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan 
ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan 
yang dekat (waktunya).} 

(QS. Al-Fath: 18) 

Jangan cela orang yang sedang kasmaran 
hingga belitan keras deritamu berada dalam derita dirinya 
Saya banyak menjumpai syair-syair terasa sangat dingin, tidak hidup, 
dan tidak ada ruhnya. Itu, bisa jadi karena kata-kata yang teruntai dalam 



Jji Tahzan 65 



bait-bait tersebut bukan terbit dari sebuah pengalaman pribadi sang penyair, 
tetapi suatu dikarang dan direka-reka dalam aura kesenangan. Karya-karya 
yang demikian itu tak ubahnya dengan potongan-potongan es dan 
bongkahan-bongkahan tanah; dingin dan tawar. 

Saya juga pernah membaca karangan-karangan yang berisi nasehat- 
nasehat yang sedikit pun tak mampu menggerakkan ujung rambut orang 
yang mendengarkannya dan tidak mampu menggerakkan satu titik atom 
pun dalam tubuhnya. Semua itu, tak lain karena nasehat-nasehat itu tidak 
terucap dari mulut seseorang yang langsung pernah mengalami dan 
menghayati sendiri suatu kesedihan dan kesengsaraan. 

{Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam 
hatinya.} 

(QS. Ali 'Imran: 167) 

Agar ucapan dan syair Anda dapat menyentuh hati pembacanya, 
masuklah terlebih dahulu ke dalamnya. Sentuhlah, rasakanlah dan resapilah 
niscaya Anda akan mampu memberikan sentuhan ke tengah masyarakat. 

{Kemudian, apabila telah Kami turunkan airdi atasnya, hiduplah bumi itu dan 
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.j 

(QS.AI-Hajj:5) 

<KXJo 

Nikmatnya Ilmu Pengetahuan 

{Dan, Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan 
adalah karunia Allah itu sangat besar.j 

(QS. An-Nisa*: 113) 

Kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan 
dan membusuknya umur. 

/ Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk or- 
ang-orang yang tidak berpengetahuan.} 

(QS. Hud: 46) 

Sebaliknya, ilmu adalab cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh 
dan bahan bakar bagi tabiat. 

/ Dan, apakah orang yang mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan 
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di 



66 La Tahzan 



tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada 
dalam gelap gulita yang berkali-kali tidak dapat keluar daripadanya ?} 

(QS. Al-An'am: 122) 

Kebahagian, kedamaian, dan ketentraman hati senantiasa berawal 
dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, 
menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain 
itu, naluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui habhal 
yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik. 

Kebodohan itu sangat membosankan dan menyedihkan. Pasalnya, ia 
tidak pernah memunculkan hal baru yang lebih menarik dan segar, yang 
kemarin seperti hari ini, dan yang hari ini pun akan sama dengan yang akan 
terjadi esok hari. 

Bila Anda ingin senantiasa bahagia, tuntutlah ilmu, galilah 
pengetahuan, dan raihlah pelbagai manfaat, niscaya semua kesedihan, 
kepedihan dan kecemasan itu akan sirna. 

{Dan, katakanlah: "Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. "} 

(QS. Thaha: 114) 

{Bacalah dengan noma Rabb-mu Yang menciptakan.j 

(QS.Al-'Alaq: 1) 

"Barangsiapayang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan 
pandaikan ia dalam agama. " (Al-Hadits) 

Janganlah seseorang sombong dengan harta atau kedudukannya, kalau 
memang ia tak memiliki ilmu sedikit pun. Sebab, kehidupannya tidak akan 
sempurna. 

{Adakah orang yang mengetahui bahvuasanya apa yang diturunkan kepadamu 
itu benar sama dengan orang yang buta. } 

(QS. Ar-Ra'd: 19) 

Az-Zamakhsyari, dalam sebuah syairnya berkata: 

Malam-malamku untuk merajut ilmu yang bisa dipetik, 

menjauhi wanita elok dan harumnya leher 

Aku mondar-mandir untuk menyelesaikan masalah sulit, 

lebih menggoda dan manis dari berkepit betis nan panjang 

Bunyi penaku yang metiari di atas kertas-kertas, 

lebih manis daripada berada di belaian wanita dan kekasih 

Bagiku lebih indah melemparkan pasir ke atas kertas 

daripada gadis-gadis yang menabuh dentum rebana 

Hai orang yang berusaha mencapai kedudukanku lewat angannya, 

sungguh jauh jarak antara orang yang diam dan yang lain, naik 



La Tahzan 67 



Apakah aku yang tidak tidur selama dua purnama dan engkau 
tidur nyenyak, setelah itu engkau ingin menyamai derajatku 

Alangkah mulianya ilmu pengetahuan. Alangkah gembiranya jiwa 

seseorang yang menguasainya. Alangkah segarnya dada orang yang penuh 

dengannya, dan alangkah leganya perasaan orang yang menguasainya. 

{Maka, apakah orang yang berpegang teguh pada keterangan yang datang dari 
Rabb-nya soma dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik 
perbuatannya yang buruk dan mengikuti hawa nafsunya ?} 

(QS. Muhammad: 14) 




Seni Bergembira 

Di antara kenikmatan terbesar adalah kegembiraan, ketentraman, dan 
ketenangan hati. Sebab, dalam kegembiraan hati itu terdapat keteguhan 
pikir, produktifitas yang bagus, dan keriangan jiwa. Kata banyak orang, 
kegembiraan merupakan seni yang dapat dipelajari. Artinya, siapa yang 
mengetahui cara memperoleh, merasakan dan menikmati kegembiraan, 
maka ia akan dapat memanfaatkan pelbagai kenikmatan dan kemudahan 
hidup, baik yang ada di depannya maupun yang masih jauh berada di 
belakangnya. Adapun modal utama untuk meraib kebahagiaan adalah 
kekuatan atau kemampuan diri untuk menanggung beban kehidupan, tidak 
mudah goyah oleh goncangan-goncangan, tidak gentar oleh peristiwa- 
peristiwa, dan tidak pernah sibuk memikirkan hal-hal kecil yang sepele. 
Begitulah, semakin kuat dan jernih hati seseorang, maka akan semakin 
bersinar pula jiwanya. 

Hati yang cabar; lemah tekad, rendah semangat, dan selalu gelisah 

tak ubahnya dengan gerbong kereta yang mengangkut kesedihan, kecemasan, 

dan kekhawatiran. Oleh sebab itu, barangsiapa membiasakan jiwanya 

bersabar dan tahan terhadap segala benturan, niscaya goncangan apapun 

dan tekanan dari manapun akan terasa ringan. 

Kala seorang jelata dalam kesengsaraannya 
ringan baginya untuk mendaki gundukan lumpur 

Di antara musuh utama kegembiraan adalah wawasan yang sempit, 
pandangan yang picik, dan egoisme. Karena itu, Allah melukiskan musuh- 
musuh-Nya adalah sebagaimana berikut: 

{Mereka dicemaskan oleh diri mereka sendiri.} 

(QS. Ali 'Imran: 154) 



68 La Tahzan 



Orang-orang yang berwawasan sempit senantiasa melihat seluruh alam 
ini seperti apa yang mereka alami. Mereka tidak pernah memikirkan apa 
yang terjadi pada orang lain, tidak pernah hidup untuk orang lain, dan 
tidak pernah memperhatikan sekitarnya. Memang ada kalanya kita harus 
memikirkan diri kita sendiri dan menjaga jarak dari sesama, yaitu tatkala 
kita sedang melupakan kepedihan, kegundahan, dan kesedihan kita. Dan, 
itu artinya kita dapat mendapatkan dua hal secara bersamaan: 
membahagiakan diri kita dan tidak merepotkan orang lain. 

Satu hal mendasar dalam seni mendapatkan kegembiraan adalah 
bagaimana mengendalikan dan menjaga pikiran agar tidak terpecah. Apalagi 
bila Anda tidak mengendalikan pikiran Anda dalam setiap melakukan 
sesuatu, niscaya ia tak akan terkendali. la akan mudah membawa Anda 
pada berkas-berkas kesedihan masa lalu. Dan pikiran liar yang tak terkedali 
itu tak hanya akan menghidupkan kembali luka lama, tetapi juga 
membisikkan masa depan yang mencekam. Ia juga dapat membuat tubuh 
gemetar, kepribadian goyah, dan perasaan terbakar. Karena itu, kendalikan 
pikiran Anda ke arah yang baik dan mengarah pada perbuatan yang 
bermanfaat. 

{Dan, bertawakallah kepada Dzat Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati.} 

(QS. Al-Furqan: 58) 

Hal mendasar yang tak dapat dilupakan dalam mempelajari cara meraih 
kegembiraan adalah bahwa Anda harus menempatkan kehidupan ini sesuai 
dengan porsi dan tempatnya. Bagaimanapun, kehidupan ini laksana 
permainan yang harus diwaspadai. Pasalnya, ia dapat menyulut kekejian, 
kepedihan, dan bencana. Jika demikian halnya sifat-sifat dunia, maka 
mengapa ia harus begitu diperhatikan dan ditangisi ketika gagal diraih. 
Keindahan hidup di dunia ini acapkali palsu, janji-janjinya hanya 
fatamorgana belaka, apapun yang ia lahirkan senantiasa berakhir pada 
ketiadaan, orang yang paling bergelimang dengan hartanya adalah orang 
yang paling merasa terancam, dan orang yang selalu memuja dan 
memimpikannya akan mati terbunuh oleh pedang waktu yang pasti tiba. 

Adakah kita generasi yang sama saja dengan moyangnya? 

penghuni negeri yang hanya melihat gagak sepanjang hidupnya, 

hingga kita selalu meratapi dunia, sedang di dunia 

tak ada sekumpulan manusia yang tak pernah berpisah 

Betapa nasib para durjana, kaisar-kaisar penguasa, dan penimbun 

harta, 

adakah harta dan jabatan mereka kekal dan masih ada di tangan 
mereka? 

Barangsiapa merasa terhimpit oleh langit kehidupannya, 



La Tahzan 69 



dia akan terus merasa sesak sampai masuk ke dalam liang kuburnya 
seakan mereka tuli saat diseru, dan tak pernah tahu bahwa 
menasehati mereka itu boleh, boleh sekali 

Dalam sebuah hadits disebutkan: "Sesungguhnya ilmu itu didapat hanya 
dengan belajar, dan kesabaran itu diperoleh hanya dengan latihan. " 

Satu hal mendasar yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa 
kegembiraan itu tidak datang begitu saja. Tapi, harus diusahakan dan 
dipenuhi segala sesuatu yang menjadi prasyaratnya. Lebih dari itu, untuk 
mencapai kebahagiaan Anda harus menahan dari hal-hal yang tak 
bermanfaat. Begitulah cara menempa jiwa agar senantiasa siap di ajak 
mencari kebahagiaan. 

Kehidupan dunia ini sebenarnya tidak berhak membuat kita bermuram 

durja, pesimistis dan lemah semangat. Sebuah syair mengatakan: 

Hukum kematian manusia masih terus berlaku, 

karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi. 

Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita, 

dan esok hari tiba-tiba menjadi bagian dari suatu berita, 

ia dicipta sebagai makhluk yang senantiasa galau nan gelisah, 

sedang engkau mengharap selalu damai nan tenteram. 

Wahai orang yang ingin selalu melawan tabiat, 

engkau mengharap percikan api dari genangan air. 

Kala engkau berharap yang mustahil terwujud, 

engkau telah membangun harapan di bibir jurang yang curam. 

Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan, 

maka manusia di antara keduanya; dalam alam impian dan khayalan 

Maka, selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur-umurmu, 

akan terlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan 

ditanyakan. 

Sigaplah dalam berbuat baik laksana kuda yang masih muda, 

kuasailah waktu, karena ia dapat menjadi sumber petaka 

Dan zaman tak akan pernah betah menemani Anda, karena ia 

akan selau lari meninggalkan Anda sebagai musuh yang menakutkan 

dan karena zaman memang dicipta sebagai musuh orang-orang 

bertakwa. 

Adalah suatu kenyataan yang terelakkan bila Anda tidak akan mampu 
menyapu bersih noda-noda kesedihan dari Anda. Karena bagaimanapun, 
memang seperti itulah kehidupan dunia ini tercipta. 

{Kami telah menciptakan manusia dalam susah pay ah.} 

(QS. Al-Balad: 4) 

{ Sesungguhnya, Kami menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur 
yang Kami hendak mengujinya.j 

(QS. Al-Insan: 2) 



70 La Tahzan 



/ Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. } 

(QS. Al-Mulk: 2) 

Demikian penjelasan Sang Pencipta tentang tabiat dan dasar dari 
makhluk yang bernama manusia. 

Semua itu kenyataan. Maka, Anda hanya berkewajiban mengurangi 
dan bukan menghilangkan kesedihan, kecemasan dan kegundahan pada 
did Anda. Sebab, kesedihan itu akan sirna bersama akar-akarnya hanya di 
surga kelak. Terbukti, dalam al-Qur'an disebutkan bahwa para penduduk 
surga akan ada yang berkata, 

{Segala puji bagiAllahyang telah menghilangkan duka cita dari kami.J 

(QS. Fathir: 34) 

Ini merupakan isyarat bahwa kesedihan hanya akan tersapu bersih dari 
seseorang tatkala ia sudah berada di surga kelak. Dan ini sama halnya dengan 
nasib kedengkian yang tak akan benar-benar musnah kecuali setelah 
manusia masuk surga. 

{Dan, Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di dalam hati mereka.J 

(QS. Al-Hijr: 47) 

Inilah dunia. Orang yang mengetahui apa dan bagaimana dunia, niscaya 
ia akan dapat menghadapi setiap rintangan dan menyikapi tabiatnya yang 
kasar dan pengecut itu. Dan kemudian, ia akan menyadari bahwa memang 
demikianlah sifat dan tabiat dunia itu. 

Jika benar dunia seperti yang kita gambarkan di atas, maka sungguh 
pantas bagi orang yang bijak, cerdik serta waspada untuk tidak mudah 
menyerah pada kesengsaraan, kesusahan, kecemasan, kegundahan, dan 
kesedihan dalam hidupnya. Sebaliknya, mereka harus melawan semuanya 
itu dengan seluruh kekuatan yang telah Allah karuniakan kepadanya. 

{Dan, siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu 
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan 
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu.j 

(QS. Al-Anfal: 60) 

{Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan 
Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).} 

(QS. Ali 'Imran: 146) 



La Tahzan 71 



Rehat 



Jangan bersedih karena hidup miskin, karena masih banya orang di 
sekitar Anda yang hidup dililit hutang! Jangan bersedih karena tak punya 
mobil, sebab masih banyak orang di sekitar Anda yang kakinya buntung. 
Jangan bersedih karena suatu penyakit, karenan masih banyak orang selain 
Anda yang mungkin telah bertahun-tahun tergolek lemas di atas ranjang. 
Jangan bersedih karena kehilangan seorang anak, sebab Anda bukan satu- 
satunya orang yang kehilangan anaknya. 

Jangan bersedih, bila Anda memang seorang muslim yang beriman 
kepada Allah, para rasul-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Hari Kiamat 
dan qadha' serta qadar yang baik dan yang buruk! Karena, masih banyak 
orang kafir yang mengingkari Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, 
memutarbalikkan makna al-Qur'an, dan tak mempercai Hari Kiamat, serta 
ingkar terhadap qadha ' dan qadar. 

Jangan bersedih! Kalau memang Anda tak sengaja telah berbuat dosa, 
cepatlah bertobat; kalau Anda telah melakukan kejahatan, mintalah 
ampunan-Nya; dan kalau Anda telah melakukan satu kesalahan, perbaikilah 
kesalahan itu. Bagaimanapun, rahmat dan kasih sayang Allah itu tak 
terhingga luasnya, pintu ampunan-Nya selalu terbuka dan ampunan-Nya 
senantiasa melimpah ruah. 

Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan menyebabkan syaraf 
cepat letih, jiwa mudah tergoncang, hati menjadi lemah, dan pikiran tak 
tak terarah. 

Seorang penyair berkata, 

Mungkin saja seseorang merasa terhimpit cobaan, 
karena tak sadar bahwajalan keluar ad a di tangan Sang Pencipta 
Kola kesesakan semakain berat terasa, dan semua lingkaran 
terbuka, ia akan melihat apa yang tak pernah terbayang olehnya. 

Mengendalikan Emosi 

Emosi dan perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan 
yang memuncak dan musibah yang berat. Dalam sebuah hadits Rasulullah 
bersabda, "Sesungguhnya aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi 
tercela: keluhan tatkala mendapat nikmat dan umpatan tatkala mendapat 
musibah. " 



72 La Tahzan 



Dan, Allah berfirman, 

{ ( Kamijelaskan yang demikian itu ) supaya kamu jangan berduka cita terhadap 
apa yang luput dan kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa 
yang diberikan-Nya kepadamu.} 

(QS. Al-Hadid: 23) 

Maka dari itulah, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kesabaran itu ada 
pada benturan yang pertama. " 

Barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, 
baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan, maka dialah orang 
yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Karena 
itu pula, ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan dikarenakan 
keberhasilannya mengalahkan nafsu. Allah s.w.t. menyebutkan bahwa 
manusia adalah makhluk yang senang bergembira dan berbangga diri. 
Namun, menurut Allah, ketika ditimpa kesusahan manusia mudah berkeluh 
kesah, dan ketika mendapatkan kebaikan manusia sangat kikir. Akan tetapi, 
tidak demikian halnya dengan orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya. 
Itu karena merekalah orang-orang yang mampu berdiri seimbang di antara 
gelombang kesedihan yang keras dengan dan luapan kegembiraan yang 
tinggi. Dan mereka itulah yang akan senantiasa bersyukur tatkala mendapat 
kesenangan dan bersabar tatkala berada dalam kesusahan. 

Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, dan 
meresahkan diri sendiri. Sebab, ketika marah, misalnya, maka kemarahannya 
akan meluap dan sulit dikendalikan. Dan itu akan membuat seluruh 
tubuhnya gemetar, mudah memaki siapa saja, seluruh isi hatinya tertumpah 
ruah, nafasnya tersengal-sengal, dan ia akan cenderung bertindak 
sekehendak nafsunya. Adapun saat mengalami kegembiraan, ia 
menikmatinya secara berlebihan, mudah lupa diri, dan tak ingat lagi siapa 
dirinya. 

Begitulah manusia, ketika tidak menyukai seseorang, ia cenderung 
menghardik dan mencelanya. Akibatnya, seluruh kebaikan orang yang tidak 
ia sukai itu tampak lenyap begitu saja. Demikian pula ketika menyukai 
orang lain, maka orang itu akan terus ia puja dan sanjung setinggi-tingginya 
seolah-olah tak ada cacatnya. Dalam sebuah hadist dikakatan: "Cintailah 
orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu 
di lain waktu, dan bencilah musuhmu itu sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi 
sahabatmu di lain waktu. " 

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, "Ya Allah soya minta pada- 
Mu keadilan pada saat marah dan lapang dada. " 



La Tahzan 73 



Barangsiapa mampu menguasai emosinya, mengendalikan akalnya dan 
menimbang segalanya dengan benar, maka ia akan melihat kebenaran, akan 
tahu jalan yang lurus dan akan menemukan hakekat. 

{Sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti 
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca 
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.} 

(QS. Al-Hadid: 25) 

Islam mengajarkan keseimbangan norma, budi pekerti, dan perilaku 
sebagaimana ia mengajarkan manhaj yang lurus, syariat yang diridhai, dan 
agama yang suci. 

{Dan, demikianlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat 
yang adil dan pilihan.} 

(QS. Al-Baqarah: 143) 

Keadilan merupakan tuntutan yang ideal sebagaimana ia dibutuhkan 
dalam penerapan hukum. Itu terjadi, karena pada dasarnya Islam dibangun 
di atas pondasi kebenaran dan keadilan. Yakni, benar dalam memberitakan 
berita-berita Ilahi dan adil dalam menetapkan hukum, mengucapkan 
perkataan, melakukan tindakan dan berbudi pekerti. Dan, 

{Telah sempurnalah kalimatRabb-mu (al-Qur'an) sebagai kalimatyang benar 
dan adil.} 

(QS. Al-An'am: 115) 

«ooo 

Kebahagiaan Para Sahabat 
Bersama Rasulullah s.a.w. 

Rasulullah s.a.w. diutus kepada umat manusia dengan membawa pesan 
dakwah rabbaniyah dan tidak memiliki propaganda apapun tentang dunia. 
Maka, Rasulullah s.a.w. tak pernah dianugerahai gudang harta, hamparan 
kebun buah yang luas, dan tidak pula tinggal di istana yang megah. Dan 
saat pertama kali datang, hanya beberapa orang yang mencintainya saja 
yang bersumpah setia mengikuti ajaran yang dibawanya. Dan mereka tetap 
teguh memegang janji meski pelbagai kesulitan dan ancaman datang 
mendera. Begitulah, betapa kuatnya keimanan dan kecintaan mereka pada 
Muhammad s.a.w.; saat berjumlah sedikit, masih sangat lemah, dan nyaris 
selalu diliputi ancaman dari orang-orang disekitarnya, mereka tetap teguh 
mencintai Rasulullah s.a.w. 



74 La Tahzan 



Mereka pernah ada yang dikucilkan masyarakatnya, dipersulit jalur 
perekonomiannya, dicemarkan nama baiknya, dijatuhkan martabat dan 
kewibawaannya di depan umum, diusir dari kampungnya, dan disiksa 
bersama keluarganya. Meski demikian, kecintaan mereka terhadap 
Muhammad tak goyah sejengkalpun. 

Diantara mereka, ada yang pernah dijemur di tengah padang pasir 
yang panas, dikurung dalam penjara bawah tanah, dan disiksa dengan 
berbagai cara. Namun demikian, mereka tetap mencintai Rasulullah s.a.w. 

Negeri, kampung halaman, dan rumah-rumah mereka pun pernah 
diperangi dan dirampas. Maka, mereka banyak yang harus bercerai berai 
dengan keluarganya, berpisah dengan kawan karibnya dan meninggalkan 
harta bendanya. Meski demikian, ternyata mereka tetap mencintai 
Rasulullah s.a.w. 

Kaum mukminin seringkali mendapatkan cobaan saat menjalankan 
dakwah. Mereka tak hanya dibatasi ruang geraknya, tetapi kadang keluarga 
dan dirinya juga diancam akan dibunuh. Bahkan, ada kalanya dalam 
menjalan dakwah mereka harus rela dan sabar menanggung kesengsaraan 
dan penderitaan yang panjang. Namun, karena tetap berprasangka baik 
terhadap Allah, maka mereka pun tetap sangat mencintai Rasulullah s.a.w.. 

Tak sedikit pada sahabat muda Nabi s.a.w. yang tak sempat menikmati 

masa mudanya sebagaimana anak muda yang lain. Itu terjadi, karena mereka 

harus senantiasa ikut berperang di bawah bayang-bayang kilatan pedang 

musuh demi membela keyakinan dan kecintaan mereka pada Muhammad 

s.a.w.. Tentang mereka ini, sebuah syair mengatakan: 

Kilatan pedang-pedang itu laksana bayangan bunga di kebun hijau, 
dan menebarkan bau wangi yang semerbak. 

Begitulah, pada masa itu setiap pemuda siap berangkat ke medan perang 
dan menjemput maut. Meski demikian, mereka tak gentar sedikitpun dan 
justru memandang perjuangan di medan perang itu laksana sebuah wisata 
atau pesta di malam hari raya. Dan itu, tak lain juga didorong oleh kecintaan 
mereka terhadap Rasulullah s.a.w. 

Syahdan, seorang sahabat pernah diutus untuk masuk ke kandang 
musuh dan menghantarkan surat kepada mereka. Sahabat itu sadar bahwa 
kemungkinan dirinya dapat kembali lagi sangat kecil. Namun, ternyata ia 
tetap melakukan tugas itu. Ada pula seorang sahabat yang ketika diminta 
menjalankan suatu tugas, ia menyadari bahwa tugas itu adalah tugasnya 
yang terakhir. Namun ia tetap pergi dengan suka cita menjalankan tugas 
tersebut. Demikianlah, semua hal tadi mereka lakukan adalah karena 
kecintaan mereka yang besar terhadap Nabi Muhammad s.a.w. 



La Tahzan 75 



Mengapa mereka sedemikian rupa mencintai Rasulullah s.a.w.? 
Mengapa mereka sangat bahagia dengan risalah yang dibawanya, merasa 
tenteram dengan manhaj-nya, sangat gembira menyambut kedatangannya, 
dan mampu melupakan semua rasa sakit, kesulitan, tantangan dan ancaman 
demi mengikutinya? 

Jawabannya adalah karena mereka melihat pada diri Nabi Muhammad 
terdapat semua makna kebaikan dan kebahagiaan. Juga, tanda-tanda 
kebajikan dan kebenaran. Beliau mampu menjadi penunjuk jalan bagi siapa 
saja dalam pelbagai masalah besar. Bahkan, dengan sentuhan kelembutan 
dan kasih sayangnya beliau mampu memadamkan semua gejolak hati mereka. 
Dengan ucapannya, beliau mampu menyejukkan isi dada siapa saja. Dan 
dengan risalahnya, ia mampu menghangatkan ruh mereka. 

Rasulullah s.a.w juga berhasil menancapkan kerelaan pada jiwa setiap 
sahabatnya. Maka, tak mustahil bila mereka tidak lagi pernah 
memperhitungkan pelbagai rintangan yang menghadang jalan dakwah 
mereka. Sebab, kokohnya keyakinan yang ada dalam dada mereka telah 
melupakan semua luka, tekanan, dan kesengsaraan itu. 

Beliau berhasil meluruskan hati nurani mereka dengan tuntunannya, 
menyinari mata hati mereka dengan cahayanya, menyingkirkan unsur-unsur 
jahiliyah dari leher mereka, menghapuskan warna paganisme dari punggung 
mereka, menanggalkan semua kalung kemusyrikan dari leher mereka, dan 
memadamkan semua api kedengkian dan permusuhan dari ruh-ruh mereka. 
Dan lebih dari itu, beliau berhasil menuangkan air keyakinan ke dalam 
perasaan mereka. Karena itu, jiwa raga mereka menjadi tenteram, hati mereka 
senantiasa sejuk damai, dan otot-otot syaraf mereka selalu kendur dan mudah 
terkendali. 

Ada banyak faktor yang membuat kecintaan para sahabat terhadap 
Rasulullah s.a.w. semakin besar. Diantaranya, saat bersama Rasulullah s.a.w." 
mereka senantiasa merasakan kenikmatan hidup, saat berada di dekatnya 
mereka merasakan hangatnya kasih sayang dan ketulusan hati, saat berada 
di bawah payung ajarannya mereka merasakan ketenteraman, dengan 
mematuhi perintahnya mereka mendapatkan keselamatan, dan dengan 
meneladai sunah-sunahnya mereka mendapatkan kekayaan batin. 

(Dan, tidaklah Kami utus kamu kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam.j 

(QS. Al-Anbiyr: 107) 

(Dan sesungguhnya, kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang 
lurus.} 

(QS. Asy-Syura: 52) 



76 La Tahzan 



{Dan, (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap 
gulita kepada cahaya.J 

(QS. Al-Mi idah: 16) 

(Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara 
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka Kitab dan Hikmah 

( asSunah ). Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan 
yang nyata.J 

(QS. Al-Jumu'ah: 2) 

(Dan, membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada 
pada mereka.} 

(QS. Al-A'raf: 157) 

(Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada 
suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.} 

(QS. Al-Anfal: 24) 

{Dan, kamu telah berada di tepijurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu 
darinya.} 

(QS. Ali 'Imran: 103) 

Sungguh, mereka benar-benar menjadi orang yang bahagia dalam arti 

yang sebenarnya,saat bersama pemimpin dan suri tauladan mereka. Maka 

dari itu, sangatlah pantas bila mereka berbahagia dan bergembira. 

Wahai malam yang menakutkan, tidakkah engkau kembali? 
zamanmu akan diguyur dengan hujan dari langit 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada si pembebas akal 
dari belenggu-belenggu penyimpangan, dan si penyelamat jiwa dari 
ketergelinciran itu. Karuniakanlah ridha-Mu kepada para sahabat yang mulia 
sebagai ganjaran atas apa yang telah mereka perjuangkan. 

Enyahkan Kejenuhan dari Hidupmu! 

Orang yang hidup mengekang diri dengan satu gaya atau model hidup, 
sudah tentu akan dilanda kejenuhan. Itu terjadi, karena jiwa manusiapada 
dasarnya cenderung mudah jenuh. Tabiat dasar setiap manusia adalah tidak 
senang berada dalam satu keadaan yang sama. Dan karena itu pula, maka 
Allah menciptakan banyak warna dan bentuk untuk suatu tempat, zaman, 
makanan, minuman, dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Ada malam ada 



La Tahzan 77 



siang, ada dataran tinggi ada dataran rendah, ada putih ada hitam, ada 
panas ada dingin, dan ada manis ada kecut. Keberagaman dan perbedaan 
ini seringkali disebut Allah dalam beberapa firman-Nya. Diantaranya Allah 
menyebutkan bahwa, 

{Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam 
warnanya.} 

(QS. An-Nahl: 69) 

{Daripohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang.} 

(QS. Ar-Ra'd: 4) 

{Dan, di antara gunung-gunung itu ada garis-garis yang putih dan merah yang 
beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.} 

(QS. Fathir: 37) 

{Dan, masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami per gilirkan di antara manusia 
( agar mereka mendapat pelajaran ). } 

(QS. Ali 'Imran: 140) 

Syahdan, Bani Israel pernah merasa bosan dengan makanan paling 
baik mereka dan mengeluh pada Allah, 

{Kami tidak bisa sabar ( tahan) dengan satu macam makanan saja.} 

(QS. Al-Baqarah: 61) 

Al-Makmun kadang kala membaca sambil duduk, sesekali dengan 
berdiri, dan pada saat yang lain sambil berjalan. Dan karena itu pula ia 
pernah berkata, "Jiwa manusia itu sungguh sering kali jenuh." 

{ (Yaitu ) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam 
keadaan berbaring.J 

(QS. Ali 'Imran: 191) 

Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam beribadah pun manusia akan 
merasa jenuh. Oleh karena itu, maka Allah pun memberikan banyak pilihan 
bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana kita 
ketahui, Allah telah menetapkan pelbagai amalan hati, amalan lisan, amalan 
badan, dan ada amalan harta. Kita juga tidak hanya diwajibkan shalat, 
tetapi juga membayar zakat, menjalankan puasa, menunaikan haji dan ikut 
berjihad. Bahkan, dalam shalat pun kita tak hanya disuruh berdiri saja, 
tetapi juga ruku', berdiri, sujud, dan duduk. 

Semua ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang menginginkan 
kepuasan, semangat yang selalu baru dan produkti vitas, maka ia harus pandai 



78 La Tahzan 



membagi waktunya. Yakni, ia perlu membagi waktu kapan ia harus bekerja, 
merenung, dan mencari hiburan. Dalam hal membaca pun, Anda perlu variasi; 
kapan Anda harus membaca al-Qur'an, tafsir, sirah Rasulullah, hadits, fikih, 
sejarah, sastra dan ilmu pengetahuan umum. Demikian pula dalam 
menjalankan kegiatan rutin harian, Anda harus dapat menentukan kapan 
waktu untuk beribadah, mencari hiburan, mengunjungi relasi, menerima 
tamu, berolahraga, dan berekreasi. Dengan begitu, niscaya jiwa Anda akan 
selalu merasa segar dan bergairah. 

000° 

Buanglah Rasa Cemas! 

Tak usah bersedih, karena Rabb-mu berfirman, 
(Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.} 

(QS.Al-Insyirah: 1) 

Pesan ayat ini bersifat umum untuk setiap orang yang menerima 
kebenaran, melihat cahaya dan menempuh hidayah. Allah juga berfirman, 

{Maka, apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk 
( menerima ) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya ( sama dengan 
orang yang membatu hatinya)? Maka, kecelakaan yang besarlah bagi mereka 
yang telah membatu hatinya.} 

(QS. Az-Zumar: 22) 

Maka dari itu, menjadi jelas bahwa ada kebenaran yang akan 
melapangkan dada dan ada kebatilan yang akan membuat hati menjadi keras. 

Allah berfirman, 

/ Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, 
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam.) 

(QS.Al-An'am: 125) 

Ini menandakan bahwa Islam merupakan suatu tujuan yang hanya 
dapat dicapai oleh orang yang memang dikehendaki Allah. 

(Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita.} 

(QS. At-Taubah: 40) 

Demikian Allah berfirman. Dan kalimat seperti itu hanya akan 
diucapkan oleh orang yang sangat yakin dengan pengawasan, perlindungan, 
kasih sayang dan pertolongan Allah. 



La Tahzan 79 



{(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka 
ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah 
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada 
mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka 
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik- 
baik Pelindung. "} 

(QS. Ali 'Imran: 173) 

Yakni, bahwa pemenuhan dan perlindungan Allah sudah sangat cukup 
bagi kita. 

{HaiNabi, cukuplah, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi or- 
ang-orang mukmin yang mengikutimu.} 

(QS. Al-Anfal: 64) 

Dan, siapapun yang menempuh jalan tersebut akan memperoleh 
kemenangan sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut. 

{Dan, bertawakalah kamu kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal) Yang tidak 
mati.J 

(QS. Al-Furqan: 58) 

Yakni, selain Allah akan mati, tidak akan hidup selamanya, akan sirna 
dan tak abadi. Dan derajatnya pun rendah dan tidak mulia. 

(Bersabarlah (hai Muhammad) dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan 
pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) dan 
janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. 

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat kebaikan.} 

(QS. An-Nahl: 127-128) 

Ayat ini melukiskan tentang bagaimana penyertaan khusus Allah 
terhadap para wali-Nya, yakni dengan cara selalu menjaga, mengawasi, 
membantu dan melindungi mereka sesuai dengan kadar ketakwaan dan 
jihad mereka. 

{Dan, janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati, padahal 
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang 
yang beriman.j 

(QS. Ali 'Imran: 139) 

Maksudnya adalah ketinggian tingkat ubudiyah dan kedudukannya di 
sisi Allah. 

{Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain 
dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, 



80 La Tahzan 



eBook by MR. 



pastilah mereka berbalikmelarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian, mereka 
tidak mendapat pertolongan. } 

(QS.Ali 'Imramlll) 

{Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang. " Sesungguhnya 
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.} 

(QS. Al-Mujadilah: 21) 

{Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman 
dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat).} 

(QS. Al-Mu'min: 51) 

Bentuk ketetapan pada kalimat ini merupakan janji Allah yang tidak 
akan pernah diingkari dan tidak akan pernah ditunda. 

{Dan, aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha 
Melihat akan hamba-hamba-Nya. Maka, Allah memeliharanya dari kejahatan 
tipu day a mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azabyang amat 
buruk.} 

(QS. Al-Mu'min: 44-45) 

{Dan, hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin bertawakal. } 

(QS. Ali 'Imran: 122) 

Janganlah bersedih! Anggap saja diri Anda tidak akan hidup kecuali 
sehari saja, sehingga mengapa Anda harus bersedih dan marah pada hari 
ini? 

Dalam sebuah atsar disebutkan: Ketika pagi tiba, janganlah menunggu 
sore; dan ketika sore tiba, janganlah menunggu datangnya pagi. 

Artinya, hiduplah dalam batasan hari ini saja. Jangan mengingat-ingat 
masa lalu, dan jangan pula was-was dengan masa yang akan datang. 

Seorang penyair berkata, 

Yang lalu telah berlalu, dan harapan itu masih gaib 
dan engkau pasti puny a waktu di mana engkau harus ada 

Menyibukkan diri dengan mengingat masa lalu, dan meratapi kembali 

kegetiran-kegetiran hidup yang pernah terjadi dan telah berlalu, adalah 

sebuah ketololan dan kegilaan. 

Pepatah Cina menyebutkan: "Jangan dulu menyeberangi jembatan 
sebelum Anda sampai di jembatan itu." 

Artinya, jangan bersikap apriori terhadap kejadian-kejadian yang belum 
tentu terjadi, sampai Anda benar-benar mengalami dan merasakannya 
sendiri. 



eBook oleh Nurul Huda Kariem MR. 
nurulkariem@yahoo.com 



La Tahzan 8 1 



Salah seorang ulama salaf mengatakan: "Wahai anak Adam, hidupmu 
itu tiga hari saja: hari kemarin yang telah berlalu, hari esok yang belum 
datang, dan hari ini di mana Anda harus bertakwa kepada Allah!" 

Bagaimana orang yang masih menanggung beban berat kesedihan masa 
lalu dan kecemasan terhadap masa depan dapat hidup tenang hari ini? 
Bagaimana mungkin orang yang selalu mengingat-ingat sesuatu yang telah 
lewat dan telah berlalu akan tenang dalam hidupnya hari ini? Pasalnya, 
pastilah waktunya akan habis untuk meratapi semua kesedihan yang telah 
berlalu itu. Dan pada akhirnya, semua itu sama-sama tidak ada gunanya. 

Atsar yang berbunyi: Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore; dan jika 
sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi, dapat pula diartikan bahwa 
Anda harus membatasi angan-angan Anda, menunggu ajal yang sewaktu- 
waktu menjemput Anda, dan selalu berbuat yang terbaik. Jangan larut dalam 
kecemasan-kecemasan di luar hari ini. Kerahkan segala kemampuan untuk 
hari ini. Berbuadah semaksimal mungkin, dan pusatkan konsentrasi Anda 
untuk melakukan sesuatu dengan cara meningkatkan kualitas moral, 
menjaga kesehatan, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. 

000° 

Rehat 

Jangan bersedih, lcarena qadha' telah ditetapkan, takdir pasti terjadi, 
pena-pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan pun telah 
dilipat, dan semua perkara telah habis ditetapkan. Betapapun, kesedihan 
Anda tidak akan mengajukan atau mengundurkan kenyataan yang akan 
terjadi, dan tidak pula akan menambahkan atau menguranginya. 

Jangan bersedih, sebab kesedihan itu akan mendorong Anda untuk 
menghentikan putaran roda zaman, mengikat matahari agar tak terbit, 
memutar jarum jam kembali ke masa lalu, berjalan ke belakang, dan 
membawa air sungai kembali ke sumbernya semula. 

Jangan bersedih, sebab rasa sedih itu laksana angin puyuh yang hanya 
akan mengacaukan arah angin, membuat air bah di mana-mana, mengubah 
cuaca langit, dan menghancurkan bunga-bunga nan indah yang ada di taman. 

Jangan bersedih, sebab orang yang bersedih itu ibarat seorang wanita 
yang mengurai pintalan tenun setelah kuat pintalannya, ibarat seorang yang 
meniup wadah yang berlubang, dan ibarat seseorang yang menulis di atas 
air dengan tangannya. 



82 La Tahzan 



Jangan bersedih, sebab usia Anda yang sebenarnya adalah kebahagiaan 
dan ketenangan hati Anda. Oleh sebab itu; jangan habiskan usia Anda 
dalam kesedihan, jangan boroskan malam-malam Anda dalam kecemasan, 
jangan berikan menit-menit Anda untuk kegundahan, dan jangan berlebihan 
dalam menyia-nyiakan hidup, sebab Allah tidak suka terhadap orang-orang 
yang berlebihan. 




Jangan Bersedih, Karena Rabb Maha 
Pengampun Dosa dan Penerima Taubat! 

Firman Allah, 

{Katakanlah: "Hai hamba-hamba'Ku yang melampaui batas terhadap diri 
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, 
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dia-lah Yang Maha 
Pengampun lagiMaha Penyayang. "} 

(QS. Az-Zumar: 53) 

Tidakkah firman Allah ini dapat melapangkan hati, menghilangkan 
keresahan, dan menghapuskan kegundahan Anda? 

Tampak bahwa Allah sengaja menyapa manusia dengan kalimat "Wahai 
hamba-hamba-Ku..." Adapun tujuannya, tak lain adalah menyatukan hati 
para hamba-Nya dan menyentuh perasaan mereka agar mendengarkan ayat 
tersebut dengan baik. Setelah itu, terlihat bahwa Dia mengkhususkan firman- 
Nya itu untuk orang-orang yang melampaui batas. Itu dilakukan Allah 
karena mereka merupakan golongan manusia yang paling banyak melakukan 
dosa dan kesalahan. Nah, bagaimana dengan kita yang tentu saja juga sering 
melakukan dosa dan kesalahan? 

Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang hamba-Nya berputus asa 
dalam memohon ampunan Allah. Allah mengabarkan pula bahwa Dia akan 
mengampuni siapa saja yang bertobat kepada-Nya, baik dari dosa-dosa kecil 
maupun yang besar. 

Tidakkah Anda merasa gembira dan bahagia dengan firman Allah s.w.t, 

{Dan, (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau 
menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun 
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain 
dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka 
mengetahui.J 



La Tahzan 83 



(QS. Ali 'Imran: 135) 

Juga firman-Nya, 

{Dan, barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia 
memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun 
lagi Maha Penyayang.J 

(QS.An-Nisa':110) 

Firman-Nya yang lain, 

{Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu 
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu ( dosa-dosamu) 
yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).} 

(QS.An-Nisa':31) 

Firman-Nya yang lain, 

I Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu 
memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, 
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.J 

(QS. An-Nisa': 64) 

/ Dan, sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, 
beramal salih, kemudian tetap dijalan yang benar.} 

(QS. Thaha: 82) 

Tatkala Musa membunuh seseorang maka dia berkata: 

{"Hai Rabb-ku, ampunilah aku, " maka Dia mengampuninya. } 

(QS. Al-Qashash: 16) 

Juga firman Allah yang menjelaskan tentang Nabi Daud setelah 
bertobat dan Allah mengampuninya, 

{Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya, dia 
mempunyai kedudukan yang sangat dekat Pada sisi Kami dan tempat kembali 
yang baik.} 

(QS. Shad: 25) 

Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengasih dan Maha Mulia. 
Bagaimana tidak, Dia masih menawarkan rahmat dan maghfirah-Nya kepada 
orang-orang yang meyakini trinitas. Firman Allah tentang mereka, 

/ Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah adalah 
salah satu dari yang tiga, "padahal sekali-kali tidak ada Ilah selain dari Ilah Yang 
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang- 



84 La Tahzan 



orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. Maka, mengapa 
mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan 
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.} 

(QS. Al-Ma'idah: 73-74) 

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah s.a.w. bersabda, 'Allah Yang 
Maha Tinggi berfirman: "Wahai anakAdam, sesungguhnya jika kamu berdoa 
kepada-Ku dan mengharapkan-Ku makaAku akan mengampunimu atas semua 
dosa yang kamu lakukan, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, andaikata 
dosa-dosamu itu sampai ke puncak langit kemudian kamu meminta ampunan 
kepada-Ku niscaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, 
seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa yang besamya seisi bumi 
seluruhnya, kemudian datang menemui-Ku dan tidak menyekutukan Aku dengan 
yang lain niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang besamya 
seisi bumi seluruhnya. " 

Dalam sebuah hadits shahih yang lain Rasulullah bersabda, 
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar orang- 
orang yang melakukan dosa pada siang hari bertobat dan Dia membentangkan 
tangan-Nya di siang hari agar orang yang melakukan kesalahan di malam hari 
bertobat, hingga nanti ketika matahari terbit dari arah barat. " 

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan: "Wahai hamba-hamba-Ku, 
sesungguhnya kalian melakukan dosa di malam hari, sedangkanAku mengampuni 
semua dosa. Maka, mmtalah kalian semua ampunan kepada-Ku, niscaya Aku 
akan mengampuni kalian. " 

Dalam sebuah hadits shahih yang lain disebutkan: "Demi Dzat yang 
jiwaku ada di tangan-Nya. Seandainya kalian tidak melakukan dosa niscaya Al- 
lah akan menghilangkan kalian, dan akan mendatangkan kaum yang lain yang 
melakukan dosa-dosa namun memohon ampunan kepada Allah, yang kemudian 
Dia akan mengampuni mereka. " 

Juga disebutkan dalam hadits shahih yang lain: "Kalian semua adalah 
orang-orang yang sering melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang 
melakukan kesalahan adalah orang yang bertobat. " 

Pada kesempatan yang lain Rasulullah juga bersabda, "Allah lebih. gembira 
dengan taubat seorang hamba-Nya di antara kalian, yang berada di atas 
kendaraannya, yang telah tersedia makanan dan minuman. Kemudian kendaraannya 
itu hilang dipadang pasir. la mencarinya ke sana kemari hingga putus asa, dan ia 
pun tertidur. Pada saat terbangun, kendaraannya itu sudah berada di dekat kepalanya. 
Kemudian dia berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan Aku adalah Rabb- 
Mu. ' la salah mengucapkan karena saking gembiranya. " 



La Tahzan 85 



Dalam riwayat shahih yang lain Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya 
seorang hamba yang melakukan sebuah dosa kemudian ia mengucapkan: 'Ya 
Allah, ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang bisa memberi ampunan 
terhadap dosa-dosa kecuali Engkau. ' Kemudian ia kembali melakukan dosa, dan 
setelah itu berdoa kembali: 'Ya Allah, ampunilah dosaku sesungguhnya tidak ada 
yang bisa memberi ampunan terhadap dosa-dosa kecuali Engkau. ' Kemudian 
kembali melakukan dosa, dan berdoa kembali: 'Ya Allah, ampunilah dosaku, 
karena sesungguhnya tidak ada yang berhak memberi ampunan terhadap dosa- 
dosa kecuali Engkau. 'Allah berfirman: 'Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Rabb 
yang bisa menjatuhkan siksa atas dosa yang dilakukannya dan bisa pula 
memberikan ampunan terhadap dosa itu. Maka hamba-Ku pun melakukan 
semaunya. " 

Singkatnya, selama hamba itu bertaubat, meminta ampunan dan 
menyesali perbuatannya, maka Allah akan mengampuninya. 

<Xx> 

Jangan Bersedih, Semua Hal Akan Terjadi Sesuai 
Qadha' dan Qadar! 

Segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha 
dan qadar-nya. Ini merupakan keyakinan orang-orang Islam dan para 
pengikut setia Rasulullah s.a.w. Yakni, keyakinan mereka bahwa segala 
sesuatu di dunia ini tidak akan pernah ada dan terjadi tanpa sepengetahuan, 
izin, dan ketentuan Allah. 

{Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu 
sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami 
menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.) 

(QS. Al-Hadid: 22) 

{Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.j 

(QS. Al-Qamar: 49) 

(Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, 
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita 
gembira kepada orang-orang yang sabar. } 

(QS. Al-Baqarah: 155) 

Dalam sebuah hadits disebutkan: "Sungguh unik perkara orang mukmin 
itu ! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka 



86 La Tahzan 



itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka 
itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan ini hanya akan terjadipada orang 
mukmin. " 

Rasulullah juga bersabda: "Jika engkau memohon, maka memohonlah 
kepada Allah, dan engkau minta pertolongan mintalah kepada Allah. Ketahuilah 
bahwa seandainya seluruh makhluk itu berkumpul untuk memberikan manfaat 
kepadamu berupa sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan 
manfaat kepadamu selain berupa sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. 
Dan, seandainya mereka semua berkumpul untuk mencelakakanmu dengan 
sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu kecuali dengan 
sesuatu yang ditetapkan Allah atasmu. Pena-pena telah kering dan lembaran- 
lembaran telah dilipat. " 

Dalam sebuah hadits shahih yang lain disebutkan: "Ketahuilah bahwa 
apa yang menimpamu tidak akan luput darimu, dan apa yang tidak akan 
menimpamu tidak akan pernah menimpamu. " 

Juga diriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda, "Pena telah kering, 
wahaiAbu Hurairah, berkaitan dengan apa yang akan engkau hadapi. " 

Beliau juga bersabda, "Kejarlah apa yang bermanfaat untukmu, dan 
mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan mudah menyerah dan jangan pernah 
berkata, 'Kalau saja aku melakukan yang begini pasti akan jadi begini. ' Tapi 
katakanlah, Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki pasti akan 
Dia lakukan. " 

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Rasulullah dia 
bersabda, Allah tidak menentukan sebuah qadha' bagi hamba kecuali qadha' 
itu baik baginya. " 

Pernah sebuah pertanyaan tentang kemaksiatan dilontarkan kepada 
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah, "Apakah maksiat itu baik bagi seorang hamba?" 

Dia menjawab, "Ya! Namun dengan syarat dia harus menyesali, 
bertaubat, beristighfar, dan merasa sangat bersalah." 

Allah berfirman, 

(Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh 
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah 
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.} 

(QS. Al-Baqarah: 216) 

Dua bait syair berbunyi: 



La Tahzan 87 



Ini adalah takdir maka celalah aku atau tinggalkan 
semua takdir akan berjalan walau terhadap lubang jarum. 

ooo 

Jangan Bersedih, Tunggulah Jalan Keluar! 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi disebutkan: 
"Sebaik-baik ibadah adalah menunggu jalan keluar. " 

(Bukankah subuh itu sudah dekat?} 

(QS. Hud: 81) 

Cahaya fajar bagi orang-orang yang ditimpa kesedihan itu telah 
menyeruak, maka jelanglah pagi dan tunggulah kemenangan dari sang 
penakluk. 

Orang Arab berkata, "Jika seutas tali sudah sangat meregang, niscaya 
ia akan segera putus! Artinya: Jika persoalannya sudah kritis, maka 
tunggulah jalan keluar. 

Allah berfirman, 

{Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan 
baginya jalan keluar.} 

(QS. Ath-Thalaq: 2) 

{Dan, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus 
kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahalanya.} 

(QS. Ath-Thalaq: 5) 

{Dan, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan 
baginya jalan kemudahan dalam urusannya.} 

(QS. Ath-Thalaq: 4) 

Salah seorang penyair berkata, 

Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah rasa putus asa 
dan betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan. 
Siapa yang berbaik sangka pada Pemilik 'Arasy dia akan memetik 
manisnya buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri 

Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan: 'Aku sesuai sangkaan hamba- 

Ku kepada-Ku, maka ia bebas berprangsaka apa saja kepada-Ku. " 

Allah berfirman, 

/ Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan 
mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada 



88 La Tahzan 



para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami 
kehendaki.} 

(QS. Yusuf: 110) 

{Maka, sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya 
bersama kesulitan itu ada kernudahan.} 

(QS. Al-Insyirah: 5-6) 

Ada sebuah pernyataan yang beredar di kalangan ahli tafsir, yang bahkan 
menurut sebagian dari mereka ditetapkan sebagai hadits. Pernyataan berbunyi 
demikian: "Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kernudahan. " 

Allah berfirman, 

{Barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu halyang berat.J 

(QS. Ath-Thalaq: 1) 

(Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amatdekat.} 

(QS. Al-Baqarah: 214) 

{Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat 
baik.} 

(QS. Al-A'raf: 56) 

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Ketahuilah bahwa pertolongan 
itu ada bersama dengan kesabaran dan jalan keluar itu akan selalu beriringan 
dengan cobaan. " 

Seorang penyair berkata, 

Jika persoalan telah sangat sulit, tunggulah jalan keluarnya, 
sebab ia akan segera menemukan jalan keluarnya. 

Penyair yang lain berkata, 

Banyak mata yang tetap melek dan banyak pula yang tidur 
dalam masalah yang mungkin terjadi atau tidak akan terjadi 
Tinggalkanlah kesedihan sedapat yang engkau lakukan sebab 
jika engkau terus bersedih engkau akan berubah menjadi gila 
Sesungguhnya Rabb yang telah mencukupimu sebelumnya 
Dia kan mencukupimu besok dan hari-hari mendatang 

Penyair yang lain mengatakan, 

Biarkanlah takdir berjalan dengan tali kekangnya 
danjanganlah engkau tidur kecuali dengan had yang bersih 
Tak ada di antara kerdipan mata dan meleknya 
kecuali Allah kan mengubah dari kondisi ke kondisi lainnya. 

*000* 



La Tahzan 89 



Rehat 



Jangan bersedih, karena kesedihan itu akan membuat harta yang 
tersimpan di lemari-lemari Anda yang indah, di istana-istana Anda yang 
megah, dan di dalam kebun-kebun Anda yang hijau itu hanya akan 
menambah kecemasan dan kesedihan Anda saja. 

Jangan bersedih, karena kesedihan itu akan membuat obat yang 
diberikan dokter, dijual di apotik, dan diagnosa seorang dokter tidak akan 
pernah membahagiakan diri Anda. Apalagi bila Anda masih menanamkan 
kesedihan dalam hati, menggantungkan kesedihan di dalam kedua kelopak 
mata, membiarkan diri Anda untuk dimasuki kesedihan itu, dan 
menyusupkannya di bawah kulit, maka semua itu hanya akan sia-sia. 

Jangan bersedih; karena Anda masih memiliki doa, Anda boleh 
bersimpuh di depan pintu-pintu Tuhan Yang Maha Kuasa, dan Anda dapat 
memperoleh ketenangan di depan pintu-pintu Sang Raja Diraja. Anda juga 
masih memiliki waktu sepertiga akhir malam dan masih memiliki waktu 
untuk menempelkan dahi ke tanah, alias bersujud. 

Jangan bersedih; karena Allah telah menciptakan bumi dengan segala 
isinya, telah menumbuhkan taman-taman yang memberikan pemandangan 
indah, kebun-kebun yang berisi tumbuh-tumbuhan yang indah, rimbun dan 
taman-taman dengan tumbuh-tumbuhan yang indah untukmu, kurma-kurma 
yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, bintang- 
bintang yang bercahaya, hutan belantara, dan sungai-sungai. Namun Anda 
bersedih! 

Jangan bersedih; karena Anda masih dapat minum air yang jernih, 
menghirup udara yang segar, berjalan di atas kedua kaki tanpa menggunakan 
alas kaki, dan Anda juga masih dapat tidur pada malam hari dengan nyenyak. 

000° 

Jangan Bersedih, Perbanyaklah Istighfar 
Karena Allah Maha Pengampun! 

{Maka, aku katakan kepada mereka: "Mohon ampunlah kepada Rabb-mu, 
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan 
hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, 
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya 
untukmu sungai-sungai. "} 



90 La Tahzan 



(QS. Nuh: 10-12) 

Perbanyaklah membaca istighfar agar Anda dapat menemukan jalan 
keluar, mendapatkan ketenangan batin, harta yang halal, keluarga yang 
salih, dan hujan yang deras. 

Allah berfirman, 

{Dan, hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada- 
Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi 
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada ivaktu yang 
telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orangyang mempunyai 
keutamaan (balasan) keutamaannya. } 

(QS. Hud: 3) 

Dalam sebuah hadits disebutkan: "Barangsiapa memperbanyak istighfar, 
niscaya Allah akan memberikan jalan keluar untuk setiap kecemasan dan akan 
membukakan pintu keluar dari setiap kesempitan. " 

Anda harus banyak membaca sayyidul istighfar, sebagaimana termuat 
dalam hadits Shahih Bukhari: 

"Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Hah selain Engkau. Engkau 
ciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan menjalankan semua 
janjiku untuk-Mu dengan segala kemampuanku. Aku berlindung kepada- 
Mu dari keburukan yang aku lakukan. Aku kembali kepada-Mu dengan 
segala nikmat-Mu atasku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah 
aku karena tidak ada yang memberi ampunan terhadap dosa-dosa kecuali 
Engkau. " 



La Tahzan 91 



Jangan Bersedih, Ingatlah Allah Selalu! 



{Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah- lah hati menjadi tenang.J 

(QS. Ar-Ra'd: 28) 

{Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscayaAku ingat (pula) kepadamu.J 

(QS. Al-Baqarah: 152) 

{Laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah. } 

(QS.A1-Ahzab:35) 

{Wahai orang-orang yang beriman, banyaklah kamu mengingat nama Allah dan 
bertasbihlah di waktu pagi dan petang.J 

(QS.AI-Ahzab:41) 

fHai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu 
melalaikan kamu dari mengingat Allah.} 

(QS. Al-Munafiqun: 9) 

{Dan, ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa.} 

(QS. Al-Kahfi: 24) 

{Dan, bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri. Dan 
bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam 
bintang-bintang ( di waktu f ajar).} 

(QS. Ath-Thur: 48-49) 

{Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), 
maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya 
agar kamu beruntung.} 

(QS. Al-Anfal: 45) 

Disebutkan dalam hadits shahih: "Perumpamaan orang yang mengingat 
Rabb-nya dan yang tidak mengingat Rabb-nya adalah seperti orang yang hidup 
dan orang yang mati. " 

Rasulullah juga bersabda, "Para mufarridun akan mendahului". 

Para sahabat bertanya, "Siapakah para mufarridun itu, wahai 
Rasulullah?" 

Rasulullah bersabda, "Kaum laki-laki dan perempuan yang mengingat 
Allah." 

Dalam hadits shahih yang lain disebutkan: "Maukah aku beritahukan 
kepada kalian suatu amalyang paling baik dan paling suci dalam pandangan Raja 



92 La Tahzan 



kalian, dan lebih baik dari menginfakkan emas dan uang, dan lebih baik daripada 
kalian menemui musuh kalian, lalu kalian saling menyabetkan pedang ke leher 
masing-masing?" 

Para sahabat menjawab, "Silahkan, wahai Rasulullah! " Rasulullah bersabda, 
"Dzikir kepada Allah! " 

Dalam sebuah hadits dikisahkan, syahdan seseorang mendatangi 
Rasulullah dan berkata kepadanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat 
Islam telah terlalu banyak untukku, sementara usiaku sudah tua, maka 
kabarkanlah kepadaku sesuatu yang dapat aku pegang teguh." 

Rasulullah menjawab, "Selama lidahmu basah dengan berdzikir kepada 
Allah. " 

Jangan Bersedih dan Putus Asa dari Rahmat Allah! 

{Sesungguhnya, tiada berputus ada dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.J 

(QS. Yusuf: 87) 

/ Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi ( tentang keimanan 
mereka) dan meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para 
rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki.} 

(QS. Yusuf: 110) 

{Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari 
kedukaan. Dan, demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.} 

(QS.A1-Anbiyr:88) 

{Dan, kamu menyangka kepada Allah dengan bermacam-macam prasangka. 

Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan 

yang sangat.J 

(QS. Al-Ahzab: 10-11) 

ooo* 

Jangan Bersedih Karena Gangguan Orang Lain, dan 
Maafkanlah Orang yang Berbuat Jahat Kepada Anda! 

Harga hukuman (qisash) yang paling mahal adalah yang harus 
dibayarkan oleh seorang pendendam dan pendengki saat ia mendengki or- 

La Tahzan 93 



ang lain. Pasalnya, ia harus membayar semua itu dengan hati, daging, darah, 
perasaan, kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaannya. Maka, betapa 
meruginya seorang pendengki. 

Allah telah mengabarkan kepada kita tentang obat dan penyembuhan 
dari penyakit ini, 

{Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) or- 
ang.} 

(QS. Ali 'Imran: 134) 

{Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah or ang mengerjakan yang ma'ruf, serta 
berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.} 

(QS. Al-A'raf: 199) 

/ Tolaklah ( kejahatan ) itu dengan cara yang lebih baik, dan tiba-tiba orang yang 
antara kamu dan dia ada permusuhan, seolah-olah dia telah menjadi teman yang 
amat setia.} 

(QS. Fushshilat: 34) 

«OO0o 

Jangan Bersedih Atas Kegagalan, Karena Anda 
Masih Memiliki Banyak Kenikmatan! 

Renungkanlah: betapa banyaknya nikmat dan karunia Allah yang Ada 
pada Anda. Lalu, bersyukurlah kepada-Nya atas semua itu, dan sadarilah 
bahwa Anda benar-benar telah bergelimang dengan pemberian-Nya. 

Allah berfirman, 

{Dan, jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan 
mampu menghitungnya.j 

(QS. Ibrahim: 34) 

{Dan, menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.J 

(QS. Luqman: 20) 

{Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dariAllahlah datangnya.J 

(QS.An-Nahl:53) 

Allah menegaskan betapa besarnya kenikmatan yang Dia berikan 
kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana berikut, 



94 La Tahzan 



{Bukankah Kami telah memberikan kepadanya kedua mata, Lidah dan dua bibir. 
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.J 

(QS. Al-Balad: 8-10) 

Ada banyak kenikmatan yang terus mengalir: nikmat kehidupan, 
nikmat kesehatan, nikmat pendengaran, nikmat penglihatan, nikmat kedua 
tangan dan kedua kaki, nikmat air dan udara, dan nikmat makanan. Dan, 
yang paling agung dari semua itu adalah nikmat hidayah rabbaniyah, yakni 
agama Islam. Apakah Anda ingin mata Anda dibeli dengan harga satu juta 
dolar? Apakah Anda ingin menjual kedua telinga Anda dengan harga satu 
juta dolar? Apakah Anda ingin kedua kaki Anda dibeli dengan harga satu 
juta dolar? Apakah Anda ingin kedua tangan Anda dibeli dengan harga 
satu juta dolar? Apakah Anda ingin menjual hati Anda dengan harga satu 
juta dolar? Betapa banyak harta yang ada di tanganmu namun Anda tidak 
menunaikan rasa syukurmu. 

000° 

Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Tak Pantas Anda 

Sedihkan 

Kebahagiaan seseorang akan semakin bertambah, berkembang, dan 
mengakar adalah manakala ia mampu mengabaikan semua hal sepele yang 
tak berguna. Karena, orang yang berambisi tinggi adalab yang lebih memilih 
akhirat. 

Syahdan, seorang ulama salaf memberi wasiat kepada saudaranya 
demikian, "Bawalah ambisimu itu ke satu arah saja, yakni bertemu dengan 
Allah, bahagia di akhirat, dan damai di sisi-Nya." 

(Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabb-mu), tiada sesuatu pun dan 
keadaanmu yang tersembunyi bagi Allah.} 

(QS. Al-Haqqah: 18) 

Tidak ada ambisi yang lebih mulia selain ambisi yang demikian itu. 
Apalah arti sebuah ambisi yang hanya tertuju pada kepada kehidupan ini 
saja. Karena, semua itu hanya akan bermuara pada ambisi untuk meraih 
kedudukan, jabatan, emas perak, anak-anak, harta benda, nama besar dan 
kemasyhuran, istana-istana dan rumah-rumah besar yang kesemuanya ini 
akan musnah dan sirna. 

Allah s.w.t. menggambarkan salah satu sifat musuh-musuh-Nya, yakni 
kaum munafik sebagaimana berikut: 



La Tahzan 95 



{Sedangkan yang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri. Mereka 
menyangka yang tidak benar terhadap Allah. } 

(QS. Ali Tmran: 154) 

Begitulah, mereka hanya berambisi memuaskan hawa nafsu, perut, dan 
syahwat mereka. Maka, mereka pun tak memiliki ambisi yang lebih tinggi 
dari itu. 

Syahdan, tatkala Rasulullah membaiat para sahabat di bawah suatu 
pohon, ada seorang munafik yang justru meninggalkan baiat itu untuk 
mencari untanya yang berwarna merah. Dan orang itu berkata, "Aku akan 
lebih bahagia dengan menemukan untaku daripada aku ikut baiat yang 
kalian lakukan itu." Maka Rasulullah pun berkata, "Kalian semua mendapat 
ampunan, kecuali pemilik unta merah ini." 

Bahkan, orang munafik seringkali tak hanya ingin menyesatkan dirinya 
sendiri, tetapi juga acapkali mengajak para sahabat yang lain. Terbukti, 
mereka misalnya pernah berkata, "Tak usahlah kalian berangkat perang 
pada saat panas-panas begini." Maka, Allah pun menimpali demikian, 

{Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu jauh lebih panas. "} 

(QS. At-Taubah: 81) 

Orang munafik yang lain pernah berkata, 

(Berilah say a izin ( tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadihan say a 
terjerumus ke dalamfitnah.} 

(QS. At-Taubah: 49) 

Itulah orang munafik. Dia hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja. 

(Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalamfitnah.} 

(QS. At-Taubah: 49) 

Selain itu, orang munafik selalu mencemaskan harta dan keluarganya 
saja. Terbukti, mereka pernah berkata, 

{Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan 
bagi kami.} 

(QS. Al-Fath: 11) 

Demikianlah, semua ambisi dan keiinginan mereka itu sangat rendah 
sekali dan tak bernilai. Dan, ambisi seperti itu hanya akan dikejar oleh orang- 
orang bodoh yang tak berharga. Lain halnya dengan para sahabat yang agung, 
karena mereka selalu mengharapkan keutamaan dan keridhaan dari Allah. 

000° 



96 La Tahzan 



Jangan Bersedih, Usirlah Setiap Kegalauan! 



Berhentinya seorang mukmin dari beraktivitas adalah kelalaian. 
Kekosongan adalah musuh yang mematikan, dan kesenggangan adalah 
sebuah kemalasan. Dan, kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup 
dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya 
dan sedikit aktivitasnya. Adapun manfaat yang mereka dapatkan dari semua 
itu adalah hanya sekadar desas-desus dan omong kosong yang tak berguna. 
Itulah keuntungan yang juga diraih oleh mereka yang tak pernah 
mengerjakan amalan yang bermakna dan berbuah pahala. 

Oleh sebab itu, hendaknya kamu senantiasa bergerak, bekerja, mencari, 
membaca, membaca al-Qur'an, bertasbih, menulis atau mengunjungi sahabat. 
Gunakan waktu sebaik-baiknya, dan jangan biarkan ada satu menit pun 
yang terbuang sia-sia! Ingat, sehari saja Anda kosong tak bergerak, niscaya 
kegundahan, keresahan godaan dan bisikan setan akan mudah menyelinap 
dalam tubuh Anda! Dan bila sudah demikian, maka Anda akan menjadi 
lapangan permainan para setan. 

Jangan Bersedih Bila Kebaikan Anda Tak Dihargai 
Orang, Sebab yang Anda Cari Adalah Pahala dari Al- 
lah! 

Niatkan semua amal perbuatan itu hanya karena Allah semata dan 
jangan pernah mengharap terima kasih dari orang lain! Jangan pernah resah 
dan gundah karena kebaikan Anda pada orang lain justru dibalas dengan 
perbuatan keji, atau ketika "tangan putih" yang Anda ulurkan dibalas 
dengan tamparan yang menyakitkan. Betapapun, apa yang Anda cari 
seharusnya hanya pahala dari kebaikan dari Allah. 

Allah berfirman tentang wali-wali-Nya, 

{Mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. } 

(QS. Al-Fath: 29) 

Juga tentang nabi-nabi-Nya, 

{ "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku. "} 

(QS. Shad: 86) 

/ Katakanlah: "Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. "} 



La Tahzan 97 



(QS. Saba': 47) 

(Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang hams 
dibalasnya.} 

(QS. Al-Lail: 19) 

{Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk 
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan 
tidak pula (ucapan) terima kasih.} 

(QS. Al-Insan: 9) 

Seorang penyair berkata, 

Siapa yang berbuat baik tidak akan sirna pahalanya 

dan tak akan sirna kebaikannya di sisi Allah dan manusia. 

Berbuat baiklah hanya untuk Yang Maha Esa, sebab hanya Dia-lah 

yang akan memberi pahala. Dia lah yang akan memberi karunia. Allah lah 

yang akan menjatuhkan sanksi, membalas setiap amal. Dan, Dia yang akan 

meridhai dan juga murka. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah. 

Ketika para sahabat banyak yang terbunuh sebagai syuhada di kota 
Kandahar, Umar berkata kepada para sahabat yang tersisa, "Siapa saja yang 
terbunuh?" Maka disebutkanlah sejumlah nama. "Dan, masih banyak lagi 
yang tak kau kenal," jawab para sahabat itu. Maka tiba-tiba kedua mata 
Umar meneteskan air mata, dan seketika itu ia menimpali, "Tapi Allah 
mengetahui mereka." 

Alkisah, ada seorang salih memberi sepiring makanan kepada orang 
yang buta. Konon, ketika mengetahui akan hal itu, keluarga orang salih itu 
berkata, "Bukankah orang buta itu tidak tahu apa yang dimakannya." 

"Tapi, bukankah Allah mengetahuinya.," jawab orang salih itu. 

Selama Allah masih melihat dan mengetahui kebaikan yang Anda 
lakukan, serta mengetahui keutamaan yang Anda ulurkan, maka janganlah 
mengharapkan pujian dari orang lain. 

ooo 

Jangan Bersedih Atas Cercaan dan Hinaan Orang! 

(Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain 
dari gangguan-gangguan celaan saja.} 

(QS.Ali 'Imran: 111) 



98 La Tahzan 



/ Dan, janganlah kamu bersedih hati terhadap ( kekafiran ) mereka dan janganlah 
kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.} 

(QS. An-Nahl: 127) 

/ Dan, janganlah kamu hiraukan gangguan 'gangguan mereka dan bertawakallah 
kepada Allah. Dan, cukuplah Allah sebagai pelindung.} 

(QS. Al-Ahzab: 48) 

(Maka, Allah member sihkanny a dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan.} 

(QS. Al-Ahzab: 69) 

Sebuah hadits hasan menyebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, 
"Janganlah kalian menyampaikan kejelekan-kejelekan sahabatku kepadaku, sebab 
say a ingin keluar menemuimu dalam keadaaan dada yang bersih. " 

ooo 

Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Sedikit, Sebab 
Padanya Terdapat Keselamatan! 



Setiap kali raga menikmati kemewahan, ruh sebenarnya merasa 
tertekan. Dan, dalam situasi yang serba kekurangan itu sebenarnya tersimpan 
keselamatan. Bersikap zuhud terhadap di dunia misalnya, ternyata 
merupakan kesenangan yang hanya akan diberikan Allah kepada hamba- 
hamba yang disukai-Nya. 

{Sesungguhnya, Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di 
atasnya.} 

(QS. Maryam: 40) 

Seorang penyair mengatakan, 

Air, rati, dan naungan konon 
adalah nikmat yang paling besar 
Aku mengingkari nikmat Rabb-ku 
jika aku berkata itu sedikit saja 

Bukankah dunia memang tak lebih dari air dingiri, roti yang hangat, 
dan nenaungan yang teduh? 

Penyair yang lain mengatakan, 

Curahkan hujan mutiara langit Sardib 

dan luapkan sumur-sumur Takruratibra 

Jika aku hidup maka aku tidak bernah kehabisan makan 

dan jika aku mati tak pernah kehabisan kuburan 

Ambisiku adalah ambisi raja dan jiwaku 



La Tahzan 99 



adalah jiwa merdeka yang melihat kehinaan sebagai kekufuran 
Jika aku tidak puas dengan makanan selama. hidupku 
maka kenapa aku datang menemui Zaid dan Umar 

Seperti itulah sikap orang-orang yang hidup dengan berpegang teguh 
prinsip, jujur dalam dakwah, dan sungguh-sungguh dalam menjalankan 
risalah mereka. 

«00O 

Jangan Bersedih Atas Apa yang Masih 
Mungkin Akan Terjadi! 

Dalam kitab Taurat disebutkan bahwa kebanyakan hal yang ditakuti 
tidak pernab terjadi. Ini berarti, kebanyakan kekhawatiran manusia itu tidak 
akan terjadi. Karena, dalam otak manusia itu memang lebih banyak khayalan 
daripada kabar kebenaran yang pasti terjadi. 

Seorang penyair mengatakan, 

Aku berkata pada kalbuku saat didera rasa takutyang mengejutkan, 
"Bergembiralah, sebab kebanyakan hal yang kau takuti adalah dusta" 

Artinya, manakala sebuah peristiwa terjadi pada diri Anda, atau Anda 

mendengar ramalan tentang suatu bencana, Anda tak perlu resah, cemas, 

dan bersedih. Sebab, berita-berita dan kemungkinan-kemungkinan itu 

tidaklah benar. Jika ada yang mampu mengubah takdir, pastilah akan 

mencarinya. Namun jika tidak, maka tinggal bagaimana takdir itu harus 

Anda sikapi. 

{Dan, aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha 
Melihat akan hamba-hamba-Nya. Maka, Allah memeliharanya dari kejahatan 
tipu day a mereka.} 

(QS. Al-Mu'min: 44-45) 

Jangan Bersedih Menghadapi Kritikan dan Hinaan! 

Sesungguhnya, Anda akan mendapatkan pahala dikarenakan kesabaran 
Anda menghadapi kritikan dan cercaan itu. Dan kritikan mereka itu, pada 
dasarnya pertanda bahwa Anda memiliki harga dan derajat. Sebab, manusia 
tak akan pernah menendang bangkai anjing dan orang-orang yang tak 
berharga pastilah tak akan pernah terkena sasaran pendengki. Artinya, 



100 La Tahzan 



manakala kritikan yang Anda terima semakin pedas, maka semakin tinggi 
pula harga Anda. 

Seorang penyair mengatakan, 

Niscaya terhadap orang-orang mulia itu se(alu ada yang mendengki 
dan taf^ kan ^aujumpai orang-orang yang hina itu di dengki 

Zuher mengatakan, 

Mereka se(alu didengki karena ni^mat yang mereka miliki, 
padahal M(ah taf^ akan mencabut apa mereka deng^i^an itu 

Seorang penyair yang lain berkata, 

Mereka tetap dengki padaku meski aku tefah mati, 
sungguh aneh diri^u; ^ematianku pun mereka dengkikan 

Penyair yang lain berkata, 

JL%u mengeluh karena k§zaliman pemfitnah, dan tidak$ah eng^au 
dapatkan 

manusia yang punya kgmutiaan me(ainkan akan se(alu diterpa 
^edengkian. 

Hiia <Eng^au manusia yang mulia, maka engkau kan se(alu didengki- 
Namun kg.(a kff-u mis^in taf^ berharga, mana mungkin ada yang 
mendengki 
Penyair lain berkata, 

Ji^a seseorang berhasil menggapai puncaf^ (angit kgmuliaan 
makg. musuhnya adalah 6intang-6intang di (angit k\edengk\ian 
ia akan dikmpar dengan 6usur-6usur atas semua k\ebesarannya 
meskj apa yang mereka lakukan tidak, akan sampai sasaran 

Syahdan, ketika Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar Dia 
menghentikan kejahatan mulut kaumnya, Allah berfirman, "Wahai Musa, 
Aku tidak lakukan itu untuk diri-Ku. Aku menciptakan dan memberi mereka 
rezeki, namun mereka justru mencela dan mengejek-Ku. " 

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Allah 
berfirman: "Anak Adam mencerca dan menghina-Ku padahal tidak seharusnya 
ini ia lakukan. Adapun cercaannya kepada-Ku adalah bahwa dia mencerca zaman, 
padahal Akulah zaman. Aku bolak-balikan malam dan siang sekehendak-Ku. 
Sedangkan hinaannya kepada-Ku adalah ia mengatakan bahwa Aku memiliki 
sahabat wanita dan anak, padahal Aku tidak memiliki sahabat wanita dan anak. " 

Anda tidak akan pernah dapat membungkam mulut manusia untuk 
tidak melakukan pelecehan terhadap kehormatan Anda. Meski demikian, 
Anda dapat melakukan kebaikan dan menghindari perkataan dan kritikan 
mereka. 

Seorang penyair berkata, 

Aku 6erjumpa dengan orang bodoh yang mencelaku 
Xutinggatkan ia seraya berkata, "aku tidak^peduli" 



eBook oleh <3fwml^$uJa -J^a^m dMS&. 



101 



Penyair yang lain berkata, 
Jihff orang bodoh bicara, jangan kffu timpaCi 
sebab sebaikzbaik^jawaban baginya adalah diam seribu bahasa 
Meski demikian, tak ada salahnya bila orang-orang yang bodoh itu 
sesekali dilawan dan ditantang. Atau katakan saja pada mereka, 

Jihff kebaikffn yang tampak^ pada perbuatanhu adahih dosa-dosa 
makff kg.takff.nlah kepadaku, bagaimana aku hams meminta maaf 

Pada umumnya, orang-orang yang kaya senantiasa dibayangi 

kegelisahan. Bahkan, ketika harga saham mereka tiba-tiba naik pun, mereka 

akan tetap gelisah karena cemas dengan nasib saham mereka yang mungkin 

saja besok akan menurun. 

Allah berfirman, 

{Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta 
dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat 
mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia akan dilemparke neraka 
Huthamah.} 

(QS. Al-Humazah: 1-4) 

Seorang sastrawan Barat mengatakan, "Lakukan apa yang kau pandang 
benar, dan palingkan punggungmu dari semua kritikam yang tak berharga." 

Ada beberapa hal yang perlu Anda renungkan dan Anda dicoba: 

Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati 
Anda! Karena, kesabaranmu dalam menghadapi semua itulah yang akan 
dengan sendirinya menguburkan semua kehinaan. Kesabaran adalah sumber 
kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan untuk mengalahkan musuh, dan 
memaafkan adalah sumber dan tangga untuk mencapai pahala dan 
kemuliaan. 

Ingat, separoh dari orang yang pernah mencerca atau mengkritik Anda 
itu akan melupakan cercaan mereka, sepertiganya tidak sadar dengan apa 
yang mereka lontarkan, dan selebihnya tidak akan mengerti apa dan 
mengapa mereka mencerca Anda. Maka dari itu, jangan pernah cercaan 
mereka kau masukkan hati dan jangan pula berusaha untuk membalas apa 
yang mereka katakan itu. 

Seorang bijakbestari berkata, "Orang-orang akan sibuk menggunjingku 
manakala jatah roti mereka berkurang dari jatahku. Dan jika tak ada 
seseorang pun dari mereka yang kehausan, maka mereka tak akan pernah 
mengusik kematianku dan kematianmu." 



102 



Rumah yang senantiasa tenteram meskipun hanya ada sepotong roti di 
dalamnya, adalah lebih baik dari sebuah rumah yang penuh dengan makanan 
lezat tetapi tak pernah lekang dari kegaduhan dan sumpah serapah. 

Rehat 

Jangan bersedih! Karena rasa sakit dapat sirna, cobaan akan pergi, 
dosa akan terampuni, hutang akan terbayar, narapidana akan dibebaskan, 
orang yang hilang akan kembali, orang yang melakukan kemaksiatan akan 
bertaubat, dan orang yang fakir akan menjadi kaya. 

Jangan bersedih! Tidakkah Anda memperhatikan bagaimana awan 
hitam itu tersingkap terang, malam yang demikian pekat menjadi terang 
benderang, angin yang sedemikian kencang itu mendadak tenang, dan angin 
puyuh itu tiba-tiba terhenti? Semua itu menandakan bahwa beban hidup 
Anda yang seberat apapun dapat hilang dan berubah menjadi kebahagiaan. 
Bahkan, kesengsaraan hidup Anda pun pasti akan berakhir pada kehidupan 
yang aman, tenteram dan menjanjikan masa depan yang gemilang. 

Jangan bersedih! Karena teriknya sinar matahari akan diteduhkan oleh 
bayangan, rasa haus yang mencekik di siang bolong akan disegarkan oleh 
air yang dingin, dan rasa lapar yang melilit akan dikenyangkan oleh sepotong 
roti yang hangat. Bukankah keletihan karena begadang malam akan 
berujung pada tidur yang nyenyak, dan perasaan sakit akan tergantikan 
oleh kebugaran? Karena itu, bersabar dan tunggulah barang sejenak. 

Jangan bersedih, meskipun para dokter sudah kehabisan cara, kalangan 
bijakbestari tak lagi mempan nasehatnya, para ulama tidak lagi dapat berbuat 
apa-apa, para penyair hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala, dan semua 
usaha tidak lagi ada yang berguna di hadapan takdir, qadha dan keniscayaan 
Allah. 

Ali ibn Abi Talib mengatakan, 

"Semoga jatan kgluar ter6u^a, semoga 
kita 6isa mengobati jiwa kita dengan doa. 
Janganlah engkau ierputus asa manakala 
kecemasan yang menggenggam jiwa menimpa 
Saat paling dekat dengan jalan keluar adalah 
ketika telah terbentur pada putus asa." 

«oot> 



103 



Jangan Bersedih! Pilihlah Apa yang Telah 
Dipilih Allah untuk Anda 



Bangunlah jika Dia membangunkan diri Anda, dan duduklah jika 
Dia menyuruh Anda duduk! Bersabarlah ketika Allah menjadikan diri Anda 
sebagai orang yang miskin, dan bersyukurlah manakala Dia menjadikan 
diri Anda orang yang kaya. Itu semua akan menjadi wujud dari ikrarmiu, 
"Aku rela Allah sebagai Rabb-kn, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad 
sebagai nabiku." 

Seorang penyair mengatakan, 

Janganlah merasa mampu mengatur dirimu 
se6a6 orang yang pandai mengatur pun dapat binasa. 
Terimalah %ami jika %ami memutuskan, 
se6a6 %ami lebih berhak^ dari dirimu. 



Jangan Bersedih dan Mempedulikan Perilaku Orang 

Bagaimanapun, mereka tidak memiliki kekuasaan untuk 
mendatangkan mudharat, manfaat, kematian, dan kehidupan kepada Anda. 
Mereka juga tidak dapat membangkitkan Anda dari kubur, dan tidak pula 
dapat memberi pahala serta siksa. 

Seorang penyair mengatakan, 

Siapa senang mempedulikan perilaku orang, ia akan mati gelisah 
sedang orang yang gagah berani akan meraih kenikmatan 

Penyair lain juga mengatakan, 

Harangsiapa suka mempedulikan orang lain, ia akan gagal meraih 
bahagia, 

sedang orang yang gagah berani akan berhasil meraih kebaikan. 
Ibrahim ibn Adham mengatakan, "Kami hidup dalam suasana yang 
bila para raja itu tahu niscaya mereka akan menebas kami dengan pedang 
mereka." 

Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Di dalam hati seringkali terlintas suatu 
keadaan. Yakni, yang bila kukatakan demikian, 'Seandainya para penghuni 
surga hidup seperti kami, maka mereka akan hidup senang'." 

Dia juga pernah berkata, "Di dalam hati ini selalu muncul suasana di 
mana hati menari riang. Yakni, saat hati bergembira karena mengingat Al- 
lah dan kehangatan hubungan dengan-Nya." 



104 



Dalam kesempatan lain, ia juga mengatakan, "Ketika dijebloskan ke 
penjara, dan sesaat kemudian para sipir mengunci pintunya, aku seperti 
mendengar firman Allah, 

{Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah 
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luamya dari situ ada siksa. } 

(QS.Al-Hadid: 13) 

Di dalam penjara itu, ia mengatakan, "Apa yang bisa dilakukan musuh- 
musuh itu kepadaku? Surga dan tamanku ada di dalam dadaku. Ke manapun 
aku berjalan, maka keduanya akan selalu bersamaku. Kalaupun aku dibunuh, 
maka itu adalah kematian sebagai seorang syahid. Kalaupun diusir dari negeri 
asalku, maka itu adalah sebuah rekreasi, dan penjara adalah tempatku 
menyendiri." 

Apakah yang akan diperoleh orang yang telah kehilangan Allah dari 
dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang telah menemukan 
Allah dalam dirinya? Antara yang pertama dan kedua, tidak akan pernah 
sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan 
kehilangan segalanya. 

^000* 

Jangan Bersedih dan Pahamilah Harga yang Anda 

Sedihkan! 

Rasulullah bersabda, "Bagiku, mengucapkan, 'Subhanallah, 
Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu akbar', adalah lebih aku senangi 
daripada sesuatu yang terkena sinar matahari (dunia)." 

Seseorang dari salafussalih pernah mengatakan tentang orang-orang 

kaya, istana-istana, rumah-rumah megah, dan harta mereka sebagaimana 

berikut, "Kami makan dan mereka pun juga makan. Kami minum dan mereka 

pun juga minum. Kami melihat dan mereka juga melihat. Namun kami 

tidak akan dihisab ketika mereka mereka dihisab." 

<Pada tnatatn pertamaku di aUim ku6ur terlupakan 
istana-istana %hawarniq dan harta karun Jlnukisra 

Ketika Allah berfirman, 

{Dan, sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu 
Kami ciptakan pada mulanya. } 

(QS. Al-An'am: 94), 



105 



orang-orang yang beriman pun berkata, 
{Dan, benarlah Allah dan Rasul-Nya. } 

(QS. Al-Ahzab: 22) 

Sedangkan orang-orang munafik berkata, 

{Allah dan rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu day a.} 

(QS. Al-Ahzab: 12) 

Kehidupan Anda adalah cerminan dari apa yang Anda pikirkan. 
Artinya, semua hal yang Anda pikirkan dan Anda Anda hayati akan sangat 
berpengaruh pada kehidupan Anda, baik ketika bahagia maupun sengsara. 

Sebuah sindiran mengatakan, "Bila Anda tak beralas kaki, lihatlah 
orang yang kedua betisnya buntung, karena Anda akan dapat mensyukuri 
kedua kakimu." 

Seorang penyair mengatakan, 

"KegundaHan ta^a^an penuhi retung hatiku sebelum iajadi ^enyataan, 
dan kff.ta.upun 6enar terjadi, aku ta^an merasa getisah sedikjtpun. " 

Jangan Bersedih Selama Anda Masih Dapat Berbuat 
Baik Kepada Orang Lain 

Berbuat baik untuk dan kepada orang lain merupakan jalan lebar 
menuju kebahagiaan. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Di hari Kiamat 
nanti, yakni saat Allah menghisab hamba-Nya, Dia akan berkata kepadanya, 
'Wahai anakAdam, Aku laparnamun engkau tidak memberiku makan. Hamba 
itu menjawab, 'Bagaimana mungkin aku memberi-Mu makan, sementara Engkau 
adalah Rabb semesta alam?' Allah berkata, 'Tidakkah engkau tahu bahwa hamba- 
Ku, si Fulan ibn Fulan, sedang kelaparan, namun engkau tidak memberinya makan. 
Ketahuilah, seandainya engkau memberinya makan, maka engkau akan dapatkan 
semua itu di sisi-Ku. ' 

'Wahai anak Adam, Aku kehausan namun engkau tidak memberi-Ku 
minum. 'Hamba itu menjawab, 'Bagaimana mungkin aku bisa memberi-Mu minum 
sementara Engkau adalah Rabb semesta alam?' Allah berkata, 'Tidakkah engkau 
tahu bahwa hamba-Ku, si Fulan ibn Fulan, sedang kehausan, namun engkau 
tidak memberinya minum. Ketahuilah, seandainya engkau memberinya minum 
pasti engkau dapatkan itu di sisi-Ku. ' 



106 



Wahai anakAdam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku.' Hamba 
itu menjawab, 'Bagaimana mungkin aku bisa menjenguk-Mu sementara Engkau 
adalah Rabb semesta alam? Allah berkata, 'Tidakkah engkau tahu bahwa Fulan 
ibn Fulan sedang sakit, namun engkau tidak menjenguknya. Ketahuilah, seandainya 
engkau menjenguknya niscaya engkau akan dapatkan Aku di sisinya. " 

Ada satu hal yang menarik di sini. Dalam firman-Nya: "... niscaya engkau 
akan dapatkan Aku di sisinya..., "berbeda dengan dua sebelumnya: "... engkau 
akan dapatkan (semua) itu di sisi-Ku ..." Mengapa? Sebab, Allah di hadapan 
orang yang hatinya hancur tercabik-cabik akan tampak seperti orang sakit. 

Disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah: "Dalam kesulitan itu ada 
pahala. " Juga harus engkau mengerti bahwa Allah telah memasukkan seorang 
wanita pezina dari Bani Israel ke dalam surga hanya gara-gara wanita itu 
memberi minum seekor anjing yang kehausan. Maka, bagaimana dengan 
orang yang memberi minum dan makan kepada sesama, membantu 
meringankan beban, dan menghilangkan kesulitan mereka? 

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah pernah 
bersabda, "Barangsiapa memiliki kelebihan bekal, maka hendaknya ia datang 
dengan bekal itu kepada orangyang tidak memilikinya. Dan barangsiapa memiliki 
kelebihan kendaraan, maka hendaklah dia datang kepada orangyang tidak memiliki 
kendaraan. " 

Hatim, sang penyair itu, mengatakan, 

"Jika engkau pemiRf^ unta muda, jangan biarkan 
sahabatmu 6erja[an di behikangnya tanpa kendaraan 
Rendahhan hendaraanmu dan nai%an iajiha bisa terbawa. 
Itu baih^adanya. Jika tidaf^ bergantianhih." 

Hatim juga pernah berkata kepada seorang pelayannya dalam sebuah 
rangkaian bait syair yang sangat indah, agar mencari seorang tamu. Ia 
berkata, 

,K Hya(akan api, sesungguhnya malum ini sangat dingin, 
jika ada tamu yang datang, engkau akan bebas merdeka. 

Hatim juga berkata kepada isterinya demikian, 

Jiha seksai membuat makanan, carihih orangyang akan makan, sebab 
aku tidak^ akan sanggup memakannya seorang diri." 

Dia juga pernah berkata seperti ini, 

'%etahui(ah, sesungguhnya harta itu akanpergi dan sirna. 
'Yang tersisa dari harta itu hanyahih pembicaraan dan kenangan. 
%etahuihih, kekgyaan itu tidak, adafaedahnya bagi seseorang, yakni 
hahi nafas di tenggorokan dan dada tak^ Ligi mampu memuat. " 

Pada kesempatan yang lain dia mengatakan, 



107 



'%ekgyaan taf^ menambah kgbanggaan atas kgum k§rabat 
dan kgmi tidakjah merasa terhina dengan kgfakjran." 

Ibnul Mubarak pernah memiliki tetangga seorang Yahudi. Namun, ia 

selalu lebih dahulu memberi makan tetangganya itu sebelum anak-anaknya 

sendiri. Bahkan, ia selalu memberi pakaian padanya sebelum memberi 

pakaian anak-anaknya. 

Ketika orang-orang menawar rumah si Yahudi itu, "Jual saja tempat 
tinggalmu itu kepada kami!" 

Yahudi itu berkata, "Saya akan jual rumahku ini dengan harga dua 
ribu dinar. Seribu dinar untuk harga rumahku dan seribu lagi karena aku 
bertetangga dengan Ibnul Mubarak." 

Mendengar jawaban itu, Ibnul Mubarak dalam doanya selalu memohon 
demikian, "Ya Allah, tunjukilah ia ke dalam Islam." Dan beberapa saat 
kemudian, si Yahudi itu pun, dengan izin Allah, akhirnya masuk Islam. 

Saat hendak berangkat haji, Ibnul Mubarak bertemu satu rombongan 
yang bermaksud sama. Dalam rombongan itu, ia melihat seorang wanita 
yang mengambil bangkai burung gagak dari sebuah tong sampah. Kemudian 
dia menyuruh pembantunya untuk melihat apa yang dilakukan wanita itu. 
Orang suruhannya itu bertanya kepada si wanita tentang apa yang 
dilakukannya tadi. Si wanita itu menjawab, "Selama tiga hari kami hanya 
makan dari sisa-sisa makananyang dibuang ke dalam tong sampah. " Karena iba 
mendengar jawaban itu, Ibnul Mubarak meneteskan air mata. Ia pun 
memerintahkan agar semua perbekalannya dibagikan kepada rombongan 
itu. Dan, karena sudah tidak punya bekal lagi maka ia pun pulang. Ia 
menangguhkan hajinya tahun itu. Dalam tidurnya, ia bermimpi ada orang 
berkata kepadanya, "Haji yang mabrur, sebuah tindakanyang harus diganjar, 
dan dosa(mu) telah terampunkan. " 

{Dan, mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri. 
Sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. } 

(QS. Al-Hasyr: 9) 

Seorang penyair mengatakan, 

"Wataupun a^ujauH dari sahabatkg, (aksana 6umi dan (angit. 
JLfiu akgn mengirimkgn pertotanganku dan menghapuskgn 
k§sulitannya. 

JL%u akg.nja.wab seruan dan panggiCan suaranya. 

3ikg dia memakgi pakaian yang indah makg. a£u tidaf^ akgn 

mengatakan, 

'Seandainya aku diberi pakgian yang 6ai^ dari yang ia pakgi'. " 



108 



Ya Allah, sungguh sebuah perilaku yang sangat indah. Sungguh sebuah 
karunia yang sangat agung. Sungguh sebuah budi pekerti yang sangat 
mengharukan. 

Orang yang senang melakukan kebajikan, tak akan pernah menyesal 
meski sangat banyak kebajikan yang telah dikerjakannya. Tetapi ia justru 
akan menyesal manakala melakukan kesalahan, meski hanya sebuah 
kesalahan kecil. 

Seorang penyair berkata, 

'%ebaikg.n itu kbih abadi, wataupun itu dHa^u^an sekg-li 
dan kgjahatan ada(ah bekff-l terburuf^yang engkff-u usaha^an." 

ooo* 

Jangan Bersedih Jika Mendengar Kata-kata Kasar, 
Karena Kedengkian Itu Sudah Ada Sejak Dulu 

Tama^faH menghimpun ^eutamaan, dan tekunthh 
abai^an cetaan si pendengki. 

%etahui(ah bahwa umur itu adafah saat-saat kgbaikg-n diterima 
dan setetah ^ematian kedengkian itu terputus dengan sendirinya 

Seorang ulama kontemporer mengatakan, "Kepada orang-orang yang 

sangat sensitif terhadap kritikan agar mereka menuangkan apa saja yang dingin 

ke dalam syarafhya pada saat menghadapi kritikan yang pedas dan menyengat." 

Dikatakan, sungguh hebat Allah menempatkan kedengkian itu, la 

sungguh adil. Berawal dari pertemanan, lalu membunuhnya. 

M-Mutanabbi mengatakan, '%enangan seseorang itu ada(ah umurnya 
yang kgdua, dan kginginannya 

yang taf^ ^esampaian. Selebihnya adatafi k§sibukff.nnya." 
Sahabat Ali r.a. mengatakan, "Kematian adalah taman yang terjaga 
ketat." 

Seorang bijak bestari mengatakan, "Seorang pengecut mati beberapa 
kali. Sedangkan, pemberani hanya mati sekali." 

Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba di saat-saat 
yang tertekan, maka Dia menjadikan hamba itu mengantuk sebagai wujud 
penjagaan dari-Nya. Hal yang sama pernah terjadi pada diri Thalhah r.a. 
pada saat perang Uhud, sebelum perang dimulai. Karena begitu berat 
kantuknya sampai-sampai pedang yang dipegangnya jatuh beberapa kali. 
Itu sebagai wujud ketenangan dan kedamaian di dalam hati. 

Namun ada juga kantuk untuk ahli bid'ah. Syabib ibn Yazid merasakan 
kantuk yang tak tertahankan saat ia sedang menunggang seekor baghlah 



109 



(hewan peranakan kuda dengan keledai). Dia adalah seorang lelaki yang 
sangat pemberani. Sedangkan isterinya, bernama Ghazalah, adalah seorang 
perempuan pemberani yang pernah mengusir Al-Hajjaj. 

Seorang penyair mengatakan, 

"Menjadi singa ketika berhadapan denganku, 

tapi datatn perang ia menjadi seekor 6urung yang taf^ berdaya 

(ari ter6irit-6irit hanya karena suitan saja 

Tidakk&h engkau keluar menantang QhazaLih yang sombong 

atau hatimu dengan dua sayapnya akan segera ter6ang." 

Allah berfirman, 

[Katakanlah: "Tidak adayang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu 
dari dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan 
menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya atau (azab) dengan 
tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu 
bersamamu. "} 

(QS. At-Taubah: 52) 

Firman'Nya yang lain, 

{Sesuatu yang bemyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai 
ketetapanyang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendakipahala dunia, 
niscaya Kami berikan kepadanyapahala dunia itu. Dan barangsiapa menghendaki 
pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanyapahala akhirat. Dan Kami akan 
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. } 

(QS. Ali 'Imran: 145) 

Seorang penyair lain berkata, 

"(pemah aku biking pada jiwa, namun ma(ah terbang menjadi 
bayangan pahCawan, ce(aka engkau, kenapa tidak, memperhatikan 
Jika kau mohon sehari saja diundurkan dari ketetapan ajal, tak^akan 
dipenuhi. 

Hersabarfah menghadapi maut, bersabartah 

toh tak, seorang pun mampu menggapai keabadian. 

<Pakaian kehidupan itu bukaniah pakaian kekuasaan 

karena 6isa diambil dari seorang saudara yang menginginkan. " 

Singkatnya, syair ini berarti bahwa jika ajal telah datang, maka tidak 
akan diajukan dan tidak akan pula diundurkan walau hanya satu jam. 

Ali ibn Abi Thalib mengatakan, 

"Kapan aku hams (ari dari dua hari kematianku, 

hariyang telah ditentukan atau hah hari yang tidak, ditentukan. 

'Pada hariyang tidak, ditentukan aku tah^takut, 

karena yang telah ditentukan itu tidak, ^ sa diubah dengan 

kewaspadaan. " 



110 



Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata: "Carilah kematian, niscaya kalian 
akan diberi kehidupan." 



°000° 

Rehat 

Jangan bersedih, sebab Allah senantiasa membela Anda, para malaikat 
selalu memintakan ampunan untuk Anda, orang-orang mukminin bersatu 
mendoakan diri Anda setiap usai shalat, Nabi memberikan syafaat, dan ab 
Qur'an memberikan janji yang baik. Namun di atas segalanya, ada kasih 
sayang Dzat Yang Maha Pengasih. 

Jangan bersedih, sesungguhnya satu kebaikan itu akan dibalas dengan 
sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat. Bahkan dengan kelipatan 
yang tidak terhingga. Sedangkan kejahatan itu hanya akan dibalas dengan 
kejahatan yang serupa, kecuali jika Allah memberikan ampunan. Bukankah 
Allah memiliki demikian banyak kemurahan yang tidak ada bandingannya? 

Jangan bersedih, karena Anda termasuk pemuka-pemuka tauhid, 
pembawa agama yang hak, dan ahli kiblat. Dalam diri Anda terdapat dasar 
cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasululah. Anda merasa menyesal 
saat melakukan dosa, dan gembira saat melakukan kebaikan. Anda memiliki 
kebaikan tapi tidak menyadarinya. 

Jangan bersedih, sebab Anda selalu berada dalam kebaikan, baik dalam 
keadaan sengsara maupun bahagia, dalam keadaan kaya maupun miskin, 
dan dalam keadaan tertekan maupun lapang. Sebagaimana Rasulullah 
sabdakan, "Sungguh unikperkara orangmukmin itu 1 . Semua perkaranya adalah 
baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan 
baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah 
kebaikan baginya. Dan ini hanya akan terjadipada orangmukmin." 

°ooo 

Jangan Bersedih! Sebab Bersabar Atas Sesuatu yang 
Tidak Anda Sukai Adalah Jalan Menuju Kemenangan 

[Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan 
pertolongan Allah.} 

(QS. An-Nahl: 127) 



111 



{Maka kesabaran yang baik itulah kesabaran-Ku. Dan Allah sajalah yang dimohon 
pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan. } 

(QS. Yusuf: 18) 

{Maka, bersabarlah kamu dengan sabaryang baik.} 

(QS.A1-Ma'arij:5) 

{(Sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum."} 

(QS. Ar-Ra'd: 24) 

{Dan, bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. } 

(QS. Luqman: 17) 

{Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di 
perbatasan negerimu). } 

(QS. Ali 'Imran: 200) 

Umar ibn al-Khaththab mengatakan, "Dengan kesabaran, kita tahu 
makna hidup yang baik." 

Di kalangan ahli sunah ada tiga hal yang harus dilakukan ketika sedang 
menghadapi musibah: bersabar, berdoa, kemudian mencari jalan keluar. 

Seorang penyair mengatakan, 

"Kami memberi minum mereka dan mereka memberi minum yang 
serupa, 

natnun kami lebih sa6ar atas kematian daripada mereka." 
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Tidak ada yang lebih sabar 
atas cercaan yang didengar daripada Allah. Sesungguhnya, mereka mengatakan 
bahwa Allah memiliki seorang anak dan seorang teman wanita. Namun Allah 
tetap memberikan kesehatan dan memberikan rezeki pada mereka. " 

Rasulullah juga bersabda, "Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya 
kepada Musa, yang lebih banyak mendapatkan cobaan dari pada (umat) ini, 
namun dia bisa bersabar. " 

Rasulullah juga bersabda, "Barangsiapayang selalu melatih dirinya untuk 
bersabar, maka Allah akan membuatnya menjadipenyabar. " 

Seorang penyair berkata, 
''Engkau merangkak, mencari mulia, 

dan orang-orang yang mencarinya berusaha sepenuH jiwa menempuh 
kgktahan. 

Mere^a.mengejar mulia hingga 6anya^ yang jemu, 
yang akan menemukannya hanyayang sungguh-sungguh dan bersabar. 
Jangan mengira bahwa mulia adalah kurma yang akan kau makan, 
tak^ kan pernah kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar. 



112 



Kemuliaan itu tidak akan pernah diraih melalui impian-impian dalam 
tidur. Kemuliaan hanya dapat diraih dengan tekad yang besar dan kerja 
keras." 

°000° 

Jangan Bersedih Karena Perlakuan Orang Lain, Tapi 
Lihatlah Perlakuan Mereka Terhadap Sang Khaliq 

Menurut Imam Ahmad, dalam bukuny a Az-Zuhd, Allah pernah berkata: 
"Sungguh aneh kamu wahai anak Adam. Aku ciptakan kamu, namun kamu 
menyembah selain Aku, dan Aku beri kamu rezeki namun kamu bersyukur pada 
selainAku. Aku berikan cinta-Ku melalui nikmat-nikmat itu, padahalAku sama 
sekali tidak membutuhkanmu, namun kamu melakukan kebencian pada-Ku 
dengan melakukan kedurhakaan padahal kamu sangat membutuhkan-Ku. 
Kebaikan-Ku turun kepadamu, namun kejahatanmu naik pada-Ku." 

Dikisahkan dalam catatan biografi Isa a.s. bahwa ia telah mengobati 
sebanyak tiga puluh orang sakit dan telah menyembuhkan banyak orang 
buta, namun mereka itu kemudian berbalik menjadi musuh-musuhnya. 

0000° 

Jangan Bersedih Karena Rezeki yang Sulit 

Yang memberi rezeki itu hanya satu. Seluruh rezeki hamba itu berada 
di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu. 

{Dan, di langit ter dapat (sebab-sebab) rezekimu dan ter dapat (pula) apa yang 
dijanjikan kepadamu. } 

(QS. Adz-Dzariyat: 22) 

Jika memang yang memberi rezeki itu adalah Allah, maka mengapa 
manusia itu hams menjilat dan mengapa harus merendahkan diri di hadapan 
orang lain hanya karena ingin mendapatkan rezeki dari sesama manusia? 

{Dan, tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah 
yang memberi rezekinya. } 

(QS. Hud: 6) 

Dalam firman-Nya yang lain disebutkan: 



113 



{Apa sajayang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak 
ada seorangpun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka 
tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.} 

(QS. Fathir: 2) 

Jangan Bersedih, Karena Masih Ada Sebab-sebab yang 
Membuat Musibah Terasa Ringan 

1. Menunggu pahala dan ganjaran dari sisi Allah: 

{Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala 
mereka tanpa batas.} 

(QS. Az-Zumar: 10) 

2. Melihat kepada orang lain yang mendapat musibah: 

Seandainya bukan karena banyak orang di sekitarku yang menangisi 
saudara-saudara mereka, pastilah aku akan bunuh diri. 

Menolehlah ke kanan dan ke kiri. Apakah yang Anda lihat di sekeliling 
hanya orang-orang yang tertimpa musibah dan ujian semua? Seperti itulah. 
Di setiap hamparan lembah selalu saja ada Bani Sa'd. 

3. Musibah yang menimpa diri Anda itu jauh lebih ringan dibandingkan 
dengan yang menimpa orang lain. 

4. Musibah itu menimpa hal-hal yang berkaitan dengan dunia saja, 
bukan agama. 

5. Melakukan ubudiyah dalam sebuah kepasrahan pada saat-saat 
tertekan terkadang lebih agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada 
saat-saat bahagia. 

6. Tidak ada siasat untuk menghindarkan musibah: 

Tak usahlah berkilah untuk menghindarinya, karena berkilah untuk 
menghindar hanyalah menghentikan berkilah itu sendiri. 

OOO 



114 



Jangan Memakai Baju Kepribadian Orang Lain 



[Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri ) yang ia menghadap kepadanya. 
Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.} 

(QS. Al-Baqarah: 148) 

{Dan, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia 
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat.} 

(QS. Al-An'am: 165) 

{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).} 

(QS. Al-Baqarah: 60) 

Setiap manusia memiliki kelebihan, potensi dan bakat masing-masing. 
Dan, salah satu keagungan Rasulullah adalah kemampuannya untuk 
menempatkan setiap sahabatnya sesuai dengan kemampuan, bakat, dan 
kesiapan mereka masing-masing. Ali misalnya, ditempatkan pada posisi 
kehakiman, Mu'adz dalam masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al- 
Qur'an, Zaid dalam masalah Faraidh, Khalid ibn Walid dalam persoalan jihad, 
Hassan dalam masalah syair, dan Qais ibn Tsabit dalam orasi. 

Menempatkan parfum di tempat pedang tentu sangat berbahaya 
sebagaimana pedang kala ditempatkan di tempat parfum. 

Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri. Memakai 
baju kepribadian orang lain adalah sebuah pembunuhan yang direncanakan. 

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat yang ada 
pada manusia dan karakter yang mereka miliki, serta perbedaan bahasa 
dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya 
yang pengasih telah memberikan manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan 
sikapnya yang keras dan keteguhannya telah membangkitkan Islam dan 
pemeluknya. Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian yang 
ada pada diri Anda, merupakan karunia. Oleh sebab itu, kembangkanlah, 
tumbuhkanlah, dan dapatkanlah manfaat darinya. 

{Allah, tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. } 

(QS. Al-Baqarah: 286) 

Taklid buta dan terlalu mudah melebur ke dalam kepribadian orang 
lain merupakan penguburan hidup-hidup terhadap bakat yang Allah berikan, 
pembunuhan terhadap kemauan, dan penghancuran sistem terhadap 
karakter penciptaan manusia itu sendiri. 

ooo 



115 



'Uzlah dan Dampak Positifnya 



Yang saya maksudkan dengan 'uzlah (pengasingan diri) di sini adalah 
ber-uzlah dari segala bentuk kejahatan, dan kemubahan yang berlebihan. 
Ber-'uzlah seperti ini akan membuat dada menjadi lapang dan mengikis semua 
kesedihan. 

Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Ada keharusan bagi hamba untuk 
melakukan 'uzlah agar dapat beribadah kepada Allah, berdzikir kepada- 
Nya, membaca ayat-ayat-Nya, melakukan muhasabah terhadap dirinya, 
berdoa kepada-Nya, meminta ampunan-Nya, menjauhi tindakan-tindakan 
yangjelek, dan lain sebagainya. 

Dalam Shaidul Khathir, Ibnu al-Jauzi telah menuliskan tiga pasal, yang 
ringkasannya demikian: "Saya tidak melihat dan mendengar manfaat yang 
lebih besar daripada 'uzlah. Karena 'uzlah adalah sebuah ketenangan, sebuah 
keagungan, sebuah kemuliaan, sebuah tindakan untuk menjauhkan diri dari 
keburukan dan kejahatan, sebuah kiat untuk menjaga kehormatan dan waktu, 
sebuah cara untuk menjaga usia, sebuah tindakan untuk menjauhkan diri 
dari orang-orang yang mendengki, sebuah perenungan tentang akhirat, sebuah 
persiapan untuk bertemu Allah, sebuah pemusatan jiwa raga untuk melakukan 
ketaatan, sebuah pemberdayaan nalar terhadap hal-hal yang bermanfaat, dan 
sebuah eksplorasi terhadap nilai dan hukum dari nash-nash yang ada." 

Arah pembicaraannya seperti yang dimaksudkan dalam kutipan di atas. 
Karena yang tertulis di sini adalah arti yang melalui penyuntingan. 

Pada bahasan sebelumnya telah saya katakan bahwa dalam 'uzlah itu 
terdapat sebuah kemuliaan yang hanya diketahui oleh Allah saja. Dalam 
ber-'uzlah terjadi pengembangan daya berpikir, pencapaian pada sebuah hasil 
pemikiran, penenangan kalbu, dan penyelamatan kehormatan. Di samping 
itu, dalam ber-'uzlah ada banyak pahala yang didapatkan, ada usaha untuk 
menjauhkan diri dari kemungkaran, ada pemberdayaan jiwa untuk selalu 
melakukan ketaatan, ada waktu untuk mengingat Sang Maha Pengasih, 
ada usaha untuk menjauhi hal-hal yang melenakan dan menyita waktu, 
ada upaya untuk lari menjauh dari fitnah, ada usaha untuk menjauh dari 
kepungan musuh, ada kesempatan untuk tidak mencela orang lain, ada 
pemenuhan hak-hak, ada kesempatan untuk sembunyi dari orang yang 
sombong, dan ada kesempatan untuk bersabar terhadap orang yang bodoh. 

Dalam 'uzlah juga terdapat tabir untuk menutupi aurat: yakni aurat 
berupa aurat lisan, kesalahan melangkah, penyimpangan pikiran, dan 
kecenderungan jiwa yang jahat. 



116 



'Uzlah merupakan hijab untuk menutupi wajah-wajah kebaikan, 
cangkang untuk menyembunyikan mutiara-mutiara keutamaan, dan lengan 
baju untuk membungkus tangan-tangan kebaikan. Alangkah indahnya ber- 
'uzlah dengan buku; karena orang akan dapat menambah usia, dapat 
mengulur kematian, dapat meraih kenikmatan dalam kesendirian, dapat 
mengembara menuju ketaatan, dan dapat berjalan-jalan dalam perenungan. 

Dalam 'uzlah akan Anda dapatkan perenungan, penghayatan, tafakkur, 
dan tadabbur. 

Pada saat ber-'uzlah Anda akan dapat menyelami makna-makna, 
menangkap butiran-butiran nilai, merenungkan tujuan-tujuan hidup, dan 
membangun menara ide serta pemikiran. 

Pada saat ber-'uzlah ruh berada dalam kegembiraan, hati berada dalam 
kebahagiaan terbesar, dan nurani berada dalam perburuan nilai-nilai. 

Jangan riya' pada waktu bev-'uzlah, sebab hanya Allah yang melihat 
Anda. Dan, jangan perdengarkan pembicaraan Anda kepada sesama, sebab 
hanya Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat yang mendengar. 

Semua orang besar menyirami 'tanaman' kemuliaan mereka dengan 
'air' 'uzlah sampai mereka bisa tegak berdiri. Selanjutnya, tumbuhlah pohon 
keagungan mereka dan menghasilkan buahnya yang bisa dipetik setiap saat 
dengan izin Rabb-nya. 

Ali ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata, 

"Mereka bilang padaku bahwa datum dirimu ada kemurungan. 
Se6enarnya mereka melihat seorangyang menjauhi sikap yang rendah. 
Jika dikatakan, ada mata air, soya katakan soya telah melihatnya, 
namunjiwa merdeka tahan terhadap rasa haus 
Soya tidak^ menunaikan hak^ ilmujika setiap kali aku melihat 
sesuatu yang menggiurhan kujadihan dia tangga 6agi diriku 
JLpakah aku akan melakukan itu kemudian aku memetik^ kehinaan? 
Itu sama dengan mengikuti ke6odohan yang demikian pasti. 
Jlndaikata orang berilmu menjaganya dia pasti menjaga mereka. 
Jlndaikata mengagungkannya di dalam jiwa pasti mereka diagungkan. 
Namun mereka meremehkannya, maka hinalah mereka 
mereka menggotorinya dengan ketamakan hingga dia 6ermuka masam." 

Sementara itu Ahmad ibn Khalil al-Hanbali berkata, 

"Siapa menginginkan kemuliaan dan ketenangan dari kesedihan 
panjang melelahkan, 

ia harus menyendiri dan rela dengan yang sedikit saja. 
Hagaimana seseorang akanjadi bersih, jika ia hidup dari yang kotor. 
Jlntara fitnah, celaan para penipu dan 6ujukan kata manis orang- 
orang pandir. 

Di tengah-tengah para penghasut dan kekerdilan orang-orang kikir 



117 



Jlh, menyesaf aku harus mengena[ orang, menyesaf harus mengena[ 
jatan hidupnya. " 

Qadhi Ahmad ibn Abdul Aziz al-Jurjani berkata, 

"Tak^pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukfyi rumah 
dan buku. 

Tak^ ada yang tebih mutia daripada dmu karenanya aku mencarinya 
untuk, teman akrab. 

%ehinaan itu ada karena pergautan, tinggatkantah mereka. dan 
hiduptah dengan mulia." 

Penyair yang lain berkata, 

"Aku diam datum kesendirian dan tinggat datum rumahku, 
ada rasa tentram, dan tumbuh berkembang kebahagiaanku. 
%uputuskan hubunganku dengan sesama, dan aku tidak^peduti 
apakah pasukan tetah berangkat atau panglima tetah menunggang 
kudanya. " 

Al-Humaydi al-Muhaddats berkata, 

(pertemuan dengan manusia tak^ akan mendatangkan faedah apa-apa, 
kecuati hanya menambah pembicaraan yang tak^ tertata 
%urangitah intensitas bertemu dengan mereka 
setain untuk, menuntut itmu atau metakukan kebaikan 

Ibnu Faris berkata, 

"Mereka berkata, bagaimana keadaanmu, kujawab, baik^ 

Satu kebutuhan terpenuhi dan yang tainnya tidak^ 

Jika kesedihan tetah menyesakfcan dada 

Soya katakan, semoga akan datang satu hari dengan bantuan 

Temanku adatah kucingku, sahabat jiivaku adatah buku-buku 

sedangkan kekasihku adatah tentera matam." 

Siapa saja yang mencintai 'uzlah maka itu adalah kemuliaan baginya. 
Untuk itu Anda dapat merujuk buku Al-'Uzlah karangan al-Khithabiy. 

*000° 

Jangan Bersedih Karena Tertimpa Kesulitan! 

Kesulitan-kesulitan itu, sebenarnya, akan menguatkan hati, 
menghapuskan dosa, menghancurkan rasa ujub, dan menguburkan rasa 
sombong. Kesulitan-kesulitan itu; akan meluruhkan kelalaian, menyalakan 
lentera dzikir, menarik empati sesama, menjadi doa yang dipanjatkan oleh 
orang-orang yang salih, merupakan wujud ketundukan kepada tiran, 
merupakan sebuah penyerahan diri kepada Dzat Yang Esa, merupakan sebuah 
peringatan dini, sebuah upaya untuk menghidupkan dzikir, merupakan upaya 
untuk menjaga hati dengan bersabar, merupakan persiapan untuk menghadap 
Sang Tuan, dan sebuah sentilan untuk tidak cenderung pada dunia, merasa 



118 



aman dan tenang dengannya. Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh 
lebih besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besar, dan kesalahan yang 
dimaafkan juga jauh lebih besar. 

OOOo 
Rehat 

Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan membuatmu lemah 
dalam beribadah, membuatmu malas untuk berjihad, membuatmu putus 
harapan, menggiringmu untuk berburuk sangka, dan menenggelamkanmu 
ke dalam pesimisme. 

Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit 
jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur jiwa, dan penebar keraguan dan 
kebingungan. 

Jangan bersedih, karena ada al-Qur'an, ada doa, ada shalat, ada 
sedekah, ada perbuatan baik, dan ada amalan yang memberikan manfaat. 

Jangan bersedih, dan jangan pernah menyerah kepada kesedihan 
dengan tidak melakukan aktivitas. Shalatlah ... bertasbihlah ... bacalah ... 
menulislah ... bekerjalah ... terimalah tamu ... bersilaturrahmilah ... dan 
merenunglah. 

Allah berfirman, 

{Dan, Rabb-mu berfirman: "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya akan Aku 
perkenankan bagimu."} 

(QS. Al-Mu v min: 60) 

{Berdoalah kamu kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. 
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. } 

(QS. Al-A'raf: 55) 

{Maka, sembahlah Allah dengan memumikan ibadah kepada-Nya.} 

(QS. Al-Mu'minun: 14) 

{Katakanlah: "Serulah Allah dengan seruan Ar-Rahman. Dengan noma mana 
saja yang kamu seru, Dia mempunyai al-asma! al-husna (nama-nama yang 
terbaik)."} 

(QS.A1-Isra':110) 



119 



Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia 



1. Sadarilah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari 
ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, 
dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda. 
Inilah makna sabda Rasulullah: "Jikapagi tiba, janganlah menunggu sore; dan 
jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi. " 

2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian 
yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan 
kegilaan. 

3. Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada 
di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya. 

4. Jangan mudah terguncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh 
pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri 
Anda setara dengan kritikan tersebut. 

5. Beriman kepada Allah, dan beramal salih adalah kehidupan yang 
baik dan bahagia. 

6. Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan, dan 
kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah. 

7. Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan 
ketentuan qadha' dan qadar. 

8. Jangan menunggu terima kasih dari orang lain. 

9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk. 

10. Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri Anda. 

1 1. Semua qadha' bagi seorang muslim baik adanya. 

12. Berpikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah. 

13. Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak 
daripada yang dimiliki orang lain. 

14. Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar. 

15. Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdoa. 

16. Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati. 

17. Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan. 

18. Jangan pernah hancur hanya karena perkara-perkara yang sepele. 

19. Sesungguhnya Rabb itu Maha Luas ampunan-Nya. 

sumber :
https://archive.org/stream/AidhAl-qarni-LaTahzan/AidhAl-qarni-LaTahzan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAHASIA LEBIH DARI LAM ALIF لا, LAM jalala Bagian 2

Karakter Diri menurut Juz Al Quran 1-30

Khataman Harian Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya