Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

SIFAT QUDRAT DAN IRADAT TUHAN ATAS KEHIDUPAN MANUSIA

SIFAT QUDRAT DAN IRADAT TUHAN ATAS KEHIDUPAN MANUSIA    أمن هو قانت ءاناء اليل ساجدا وقائما يحذر الآخرة ويرجوا رحمة ربه قل هل يستوي الذين يعلمون و الذين لا يعلمون إنما يتذكر أولوا الألباب (الزمر: 9) Am-man huwa qaanitun aanaa al-laili saajidaw wa qaa-imay-yahdzarul aakhirata wa yarjuu rahmata rab-bih. qul hal yas-tawil ladziina ya’lamuuna wal ladziina laa ya’lamuuna. in-namaa yatadzak-karu ulul albaab => Hai orang musyrik, apakah kamu yang lebih beruntung atau orang yang dengan patuh setia beribadah di malam hari; sujud dan berdiri, takut kepada siksaan akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya?. Katakanlah! “Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”. Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang dapat berfikir (QS. az-Zumar: 9) . Yang dimaksudkan Tuhan dengan berakal pada ayat di atas adalah mereka yang akalnya diterangi Tuhan lewat perjuangan sujud dan berdiri di malam hari karena mengharap rahmat dari-Nya tanpa mengenal lelah.

TIADA LAGI TUHAN BEGINI DAN BEGITU

Gambar
TIADA LAGI TUHAN BEGINI DAN BEGITU  Banyak orang yang bertanya, mengapa dalam mempelajari Agama mesti harus mengenal Rasa ? Memang kalau hanya sampai pada tingkat Syariat, bab rasa tidak pernah dibicarakan atau disinggung. Tetapi pada tingkat Tarekat keatas bab rasa ini mulai disinggung. Karena bila belajar ilmu Agama itu berarti mulai mengenal siapa Sang Percipta itu. Karena ALLAH maha GHOIB maka dalam mengenal hal GHOIB kita wajib mengaji rasa.  Jadi jelas berbeda dengan ting kat syariat yang memang mengaji telinga dan mulut saja.  Dan mereka hanya yakin akan hasil kerja panca inderanya. Bukan Batin! Maka dalam tauhid sir atau tauhid zukkiyyah alias tauhid rasa dikatakan, jasad ini tempat merasakan saja. Dari alur atau skema diatas tadi rasa jasad hanya merasakan "ada" ini dengan rasa Rabbani itu diri Allah? Takut apa? takut dosa tertimpa dosa. Takut neraka masuk neraka, takud syirik tertimpa syirik. Tidak perlu takut karena yang dimaksud disini adalah jasa

BERTUHAN TANPA MURSYID HASILNYA ADALAH TUHAN KIRA KIRA ATAU TUHAN PIKIR PIKIR

Gambar
  BERTUHAN TANPA MURSYID HASILNYA ADALAH TUHAN KIRA KIRA ATAU TUHAN PIKIR PIKIR  “ Barangsiapa mendapatkan kesesatan, maka ia tidak akan menemukan (dalam hidupnya) seorang wali yang mursyid” (Al-kahfi: 17). Peran seorang   Mursyid (pembimbing atau guru rohani) merupakan syarat mutlak untuk mencapai tahapan-tahapan puncak spiritual. Eksistensinya dalam wilayah kesufian menjadi faktor utama dan dalam kontek orde perkumpulan tarekat-tarekat sufi telah di kukuhkan sebagai sebuah symbol dan tradisi Tasawuf. Tarekat identik dengan kemursyidan, tanpa mursyid tarekat tidak memiliki makna dan arti apa-apa. Tharekat tanpa mursyid ibarat kapal tanpa nahkoda. Disisi yang lain kemursyidan sering kali ditolak oleh sebagian ulama, terutama ulama yang anti tasawuf atau mereka yang memahami tasawuf dengan cara-cara individual. Mereka merasa mampu menembus jalan rohani yang penuh dengan rahasia menurut metode dan cara mereka sendiri, bahkan dengan mengandalkan pengetahuan yang selama ini me

Khataman Harian Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya

Gambar
Khataman TQN PP.Suryalaya (Bagian I) Khataman adalah amaliyah mingguan dalam TQN PP.Suryalaya. Untuk saat ini lazim dilaksanakan setiap hari ba'da sholat maghrib setelah dzikir jahar dan ba'da sholat 'isya setelah sholat sunnah Lidaf'il  bala' (Lihat:  JADWAL SHOLAT FARDHU DAN AMALIYAH SHOLAT SUNNAH TQN PP.SURYALAYA ) KHATAMAN: BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM ilaa hadlrotin nabiyyil mushthofaa muhammading shollalloohhu 'alaihhi wa sallama wa 'alaa aalihhii wa ashhaabihhii wa azwaajihhii wa dzurriyyaatihhii wa ahli baitihhil kiroomi ajma'iina syai-ul lillaahhi lahhumul faatihah. "Semoga sampai Rahmat Allah kepada Nabi yang terpilih, yakni Nabi Muhammad saw, dan kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, istri-istrinya, keturunannya, dan kepada orang-orang yang pernah masuk kedalam rumah nabi yang mulia semuanya. Segala perkara itu kepunyaan Allah dan tetaplah kepada-Nya". tsumma ilaa arwaahi aabaa-ihhi wa ummahhaatihhi wa ikhw