Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

MENCACI DAN MELAKNAT BERMADZHAB IBLIS

Gambar
Bismillahirahmanirahim Rasululah dan pewarisnya bukan pelaknat dan bukan pencaci.Di hadapan kita ada Qudwah ( teladan ) Rasulullah Saw bersabda."Seorang mukmin tidak melaknat, menuduh dan berkata keji". "Aku tidak diutus sebagai pelaknat atau apapun berteriak teriak dipasar". Baginda bukan pencaci, bukan pula pelaknat.Begitu juga dengan pengikut baginda dari kalangan ulama, tidak ada diantara mereka pelaknat yang suka melaknat orang. bukan juga pencaci, yang mencaci bahkan terhadap orang awam.Apalagi terhadap ulama, terlebih lagi para sahabat Nabi dan Tabi'in.Mereka para sahabat dan tabi'in adalah sebaik baiknya penghargaan asas kehormatan. Dakwah yang baik dan benar tidak ada caci maki sama sekali.Rasulullah Saw tidak diutus untuk mencaci dan memaki. Tidak pula seorang Wali Allah bertugas untuk mencaci atau memaki.tidak pula berdiri hakikat ilmu dengan caci maki sama sekali !. Tidaklah berdiri suatu madzhab dengan caci maki kecua

Pintar yang munafik

Gambar
Orang pintar yang munafik Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda سيكون في أمتي اختلاف وفرقة ، قوم يحسنون القيل ويسيئون الفعل “Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan (akhlak yang buruk) “. يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ ” Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran “. (Sunan Abu Daud : 4765) Umar bin Khattab r.a. pernah mengingatkan fenomena cendekiawan yang tidak beradab. Dikutip oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, bahwa beliau berkata: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya: Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar r.a. menjawab: “Yaitu orang yang pandai berbicara (bak seorang alim), tapi hati dan perilakunya jahil”. Orang pintar yang munafik adalah ulama (ahli ilmu) seperti Dzul Khuwais