EMPAT FASE PERTAMA UMAT ISLAM MENUJU FASE AKHIR ZAMAN – AMALAN PERSIAPAN AKHIR ZAMAN 1

EMPAT FASE PERTAMA UMAT ISLAM MENUJU FASE AKHIR ZAMAN – AMALAN PERSIAPAN AKHIR ZAMAN 1

 

 

APA YANG HARUS KITA PERSIAPKAN UNTUK MENGHADAPI AKHIR ZAMAN?
Agar kita tidak hanya dihantui oleh kegamangan, tetapi ada kepastian sebagai antisipasi serta langkah-langkah yang pasti harus segera dibuat. Persis seperti para Sahabat, ketika mereka mendengar uraian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang akhir zaman, para sahabat itu yakin bahwa kiamat akan terjadi di zaman mereka. Dampaknya?
LUAR BIASA POSITIF. Hidup mereka terasa ada stimulus yang merangsang dari belakang. Ada pemicu dan pemacu yang menjadikan mereka berlomba-lomba mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mereka lakukan. Dan membuat mereka mempersiapkan persiapan terbaik apapun dalam rangka menghadapi hari-hari perang.
Dan kita pun berharap, energi seperti itulah yang akan muncul pada diri-diri kita sebagai umat di akhir zaman ketika membahas perkara ini.
Ummat ini menjalani 5 fase sejarah.

Fase pertama adalah awal sejarah perjalanan umat islam. Fase dimana umat dipimpin oleh manusia paripurna, pemimpin orang-orang yang bertaqwa, panglima para mujahid. Dialah Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan fase ini telah berakhir dengan wafatnya Nabi.
Fase kedua adalah fase kekhalifahan khulafaur rasyidin. Umat islam pada fase inidipimpin oleh para khalifah-khalifah yang cerdas nan mulia, dengan menggunakan konsep Minhajin Nubuwah. Fase pertama dan kedua inilah fase teladan yang seharusnya dijadikan rujuka dan referensi bagi umat islam. Fase itupun telah berakhir.

Fase ketiga adalah fase dinasti, yaitu Dinasti Umawiyyah, Dinasti Abbasiyah, dan Dinasti Utsmaniyyah. Sebuah fase dengan sistem kerajaan yang menggigit. Sekitar 13 abad ummat Islam di bawah kekuasaan raja-raja yang menggigit ini (mulkan ‘adhdhan).
Pada masa ini para khalifah disebut raja, karena secara formal menjabat khalifah tetapi pada dataran operasional pola pemerintahannya menerapkan sistem kerajaan. Kepemimpinan bukan dilahirkan oleh syura tetapi diwariskan kepada keluarga dekat kerajaan, anak keturunannya. Disebut “raja yang menggigit” karena masih menggigit Kitabullah dan Sunnah Rasul, tetapi hampir-hampir lepas. Dan pada akhirnya lepas juga pada tahun 1924 dengan munculnya Dewan Nasional Turki oleh Mustafa Kamal Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Namun, para ulama’ yang istiqamah menggelarinya dengan Mustafa Kamal A’da’ut Turk (Musuh Bangsa Turki). Inilah masa keruntuhan dan keterpurukan ummat Islam. Fase ini pun telah berakhir

Fase keempat, fase dimana ummat islam tidak dipimpin oleh seorang Khalifah pun. Inilah fase sekarang. Fase kediktatoran. Pada fase ini, semua fitnah-fitnah perang akhir zaman diceritakan nabi. Pada fase ini, dukhon akan menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, bumi ini gelap gulita. Dengan kabut yang teramat gelap, tebal, dan teramat panas, serta asap, sehingga menjadikan tidak ada manusia yang mampu melihat telapak tangannya sendiri. Tidak diketahui mana siang mana malam. Sungguh panas yang amat sangat. Hingga melepuhlah kulit-kulit orang kafir. Hingga menggelegarlah jantung mereka. Sebagian besar manusia musnah. Laa haula wa laa quwwata illa billaah.
Setelah terjadinya dukhon ini, dunia mengalami perubahan iklim yang teramat sangat radikal. Air susah didapat dimana-mana. Makanan menjadi langka. Kemarau panjang di seluruh dunia. Dan seluruh manusia di bumi terancam kelaparan. Penyakit menyebar dimana-mana.
Akibat dukhon, bangkai-bangkai manusia dan binatang bertebaran dimana-mana. Kehidupan telah berakhir. Dalam artian, tak ada lagi teknologi yang akan melayani kebutuhan manusia. Dapat kita bayangkan, betapa beratnya hidup tanpa teknologi. Tak ada lagi listrik. Air-air yang disalurkan ke rumah-rumah melalui PAM-pun menggunakan teknologi. Hingga air-air tersebut tak lagi bisa kita manfaatkan.
Dapat kita bayangkan, perusahaan-perusahaan besar tutup. Pabrik-pabrik industri berhenti produksi. Bahkan seluruh Negara di dunia pun nyaris tutup. Karena orang bekerja dengan teknologi.
Kelaparan membungkus seluruh bumi. Seluruh rumah sakit tidak berfungsi, karena seluruh peralatan rumah sakit pun menggunakan teknologi.
Uang kita yang berada di bank hanya akan menjadi kenangan, tidak bisa ditarik sebab seluruh bank di bumi ini menggunakan teknologi. Semua telah berakhir.
Rasulullah berkata, saking berat dan pahitnya kehidupan di masa itu, para Muslimin yang imannya kuat ketika melewati makam, ia berkata “Betapa bahagianya orang-orang yg berada dalam tanah itu… kalaulah saya yang disana…”
Saking beratnya ia hidup di atas daratan, maka yang di dalam tanah pun sampai dicemburuinya. Itulah orang beriman. Bayangkan bagaimana dengan pikiran orang yang imannya tipis atau bahkan tidak beriman?
Pada masa ini, ummat islam –khususnya- diberikan tantangan terberat dimana akibat berlapis-lapisnya fitnah, tumpang tindihnya petaka bencana dan musibah, maka kita saksikan pada fase yang keempat ini bersatulah seluruh kubu syaithan : jin dan syaithan manusia. Dengan tujuan memperbanyak calon penghuni neraka. Termasuk saat Dajjal keluar pun, seluruh bangsa syaithan jin berkenan menjadi pelayan Dajjal dalam rangka menyesatkan anak cucu Adam sebanyak-banyaknya.
Dan benar kata Rasulullah, ketika Dajjal keluar, mayoritas penduduk Bumi akan menuhankan dajjal. Bahkan umat beliau –Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam- pun terfitnah oleh Dajjal. Kecuali orang-orang yang memang imannya sudah pekat, yang amalnya sebelum itu memang sudah berat dan banyak, insya Allah orang-orang macam ini lah yang akan dilindungi dari Dajjal.
Subhaanallah. Bagaimana dengan kita yang imannya masih ala kadarnya? Ketika amal belum ada peningkatan yang berarti. Dajjal pun muncul. Laa haula wa laa quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah. Inifase ke 4.
Upaya jin, syaithan, dajjal, dan manusia, berhasil untuk menyesatkan anak cucu adam sebanyak2nya.
Inilah fase ke empat. Fase ketika ummat islam benar-benar kehilangan rumah pelindung. Fase dimana umat islam kehilangan kekuatan. Inilah fase terparah. Dan kita hidup pada fase ini. Semoga AllahTa’ala kuatkan kita.
Himpitan hidup terasa semakin berat dan menjadi-jadi. Disamping teknologi musnah, tanaman-tanaman kering, kemarau melanda seluruh dunia. Menjelang dajjal keluar, kita pasti menghadapi itu. Kita akan menghadapi hari-hari tidak ada makanan dan minuman di bumi ini. Sampai-sampai para sahabat bertanya  pada Rasulullah, “Yaa Rasulullah, bagaimana kami dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum?” Jawaban Nabi saat itu, “Makan dan minum kalian adalah Dzikir.”
Lalu bagaimana cara menghadirkan zikir, yang ketika zikir itu dilantunkan, ia bisa berfungsi sebagai pengganti makanan? Ketika zikir itu dibacakan dan ketika do’a itu dilafazkan, ia bisa mengganti minuman sebagai suplemen dan vitamin? Bisa menjadikan energi-energi bagi orang2 lemah dan penyembuh bagi org2 sakit? Bagaimanakah caranya?
#Bersambung ke Bagian 2#

sumber : http://zulkiflima.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAHASIA LEBIH DARI LAM ALIF لا, LAM jalala Bagian 2

Karakter Diri menurut Juz Al Quran 1-30

Khataman Harian Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya