Pitutur guru sejati sebelas
Pitutur guru sejati sebelas

1. Jangan engkau membesarkan nilai penghargaan terhadap
makhluk tetapi Besarkan-lah nilai penghargaanmu terhadap Allah semata-mata
karena adalah yang sangat berhak ke atasnya maka Ia akan membalasnya setimpal
kepadamu.
2. Tidak akan merasa manisnya (bahagia paling puncak) pada
hari akhirat bagi seseorang yang bersifat egoistik dan suka bangga diri karena
ia seolah merampas hak ketuhanan yang bersifat al-Jabbar. Dan saat tertariknya
penglihatan pada diri sendiri menyebabkan terdindingnya diri dari
ma’rifatullah.
3. Jika engkau berdoa, berdoalah dengan penuh keikhlasan
serta konsentrasi karena orang yang berdoa dengan tidak penuh keikhlasan dan
konsentrasi tidak ter-kabulkan doanya.
4. Jiwa yang jernih itu selalu dalam musyahadah.
Memandang tidak ada takdir selain takdir-Nya dan tidak ada
zikir pikiran dan jiwa melainkan melainkan dzikir kepada.
5. Sadarilah bahwa semulia-mulia hal di sisi Dzat yang
paling ditakuti dan Zat yang paling diharapkan rahmat-Nya adalah ucapan yang
senantiasa BENAR (as-siddiq) dalam semua situasi dan dalam semua hal yang
ditangani.
6. Allah Maha Esa dan Maha kuasa. Jangan engkau menunduk
diri sesama makhluk. Hendaklah engkau selalu mendekat diri kapadanya dan mengarahkan
semua tujuan hanya kepada dan keredhoan-Nya.
Jika engkau membesarkan Allah dalam hati dan jiwamu pasti
tampak kecil saja makhluk ciptaan-Nya.
7. Sebenar bertauhid ada bertawakal. Kedua itu budi pekerti
muliamu terhadap Allah jika kau hayati karena parkir kepercayaan penuh terhadap
segala yang telah ada, yang sedang ada dan yang akan ada di sisi Allah dari
azali.
8. Sabda Rasulullah, `Siapa yang merendah diri terhadap
orang kaya karena kekayaannya niscaya hilang 2/3 dari agamanya`. Jika kau tunduk
merendah beserta seluruh jiwamu kepadanya maka mungkin akan hilanglah seluruh
agamamu.
9. Kebaikan budi pekerti dari jiwa yang luhur itu laksana
bumi walau dilontar dengan segala benda keburukan dan kebusukan namun ia tetap
menumbuhkan pokok keindahan dan kewangian.
10. Binakan Mahligai Nurani dalam dirimu melalui empat pintu
maut;
=. Maut putih – Kuatkan cintamu padaNya.
=. Maut Hitam – Terima baik segala takdirNya.
=. Maut Merah – Beramal dengan penuh keikhlasan kepadaNya.
Jangan
perturutkan hawa nafsu `Amarah Bissu` mu.
=. Maut Kuning – Senantiasa merasa fakir terhadapNya.
11. Bila ternyata bagimu suatu aib pada diri saudara muslim
sejati (bukan yang ‘asyi dan munafiq `) hendaklah engkau mencari 70 pintu
alasan untuk menutup aibnya itu, moga dosamu diampuni Allah dan aibmu juga
ditudungi Allah swt
12. Berputus asa jangan, mengeluh pun jangan, bersabarlah
menunggu keputusan Tuhanmu. Sungguhnya setiap detik engkau berada dalam
pengawasan Tuhanmu.
13. Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Karena
sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah itu adat nya orang kafir.
14. Ingatlah, jika kau telah bermaqam di sisi Allah jangan
tersalah hatimu terikat kepada makhluk nanti kau akan mendapat siksa seketika
itu juga.
15. Ketahuilah jika kau tidak mengetahui bahwa Dia melihat
kamu maka kerusakan telah berada dalam iman kamu. Tapi jika kau mengetahui
bahwa sesungguhnya Dia melihat kamu, awas bertakwalah dari membuat Dia
`menghinakan` kamu.
16. Hati selalu terganggu karena kebodohan dan kelalaian.
Tetapi hati menjadi lapang melalui ilmu dan makrifat.
17. Jika di dunia ini engkau tidak perdulikan dirimu karena
Allah niscaya Ia akan mengangkat derajatmu di akhirat.
18. Jika engkau melihat dan menganggap dirimu mulia, jelas
sekali engkau dalam kehinaan di sisi Allah. Andai kata engkau melihat kehinaan
dirimu di sisiNya niscaya engkau akan dimuliakan-Nya.
19. Jika sungguh engkau Ahlullah, `berbicara katalah bersama
Allah` jangan berkata-kata dengan manusia ( batinmu bersama Allah selalu) kalau
tidak engkau terhijab.
20. Hendaklah engkau selalu merasa cukup dengan penglihatan
dan pendengaran Allah swt Sebab tindakan Allah maha bijaksana untuk dirimu.
21. Jangan engkau mengaitkan semua kejadian kepada selain
Allah meskipun terhadap waktu dan hari, nanti engkau kan merasa letih dan susah
gelisah. Tenggelamkan dirimu dalam kesaksian kepada Tuhan yang menjadikan waktu
dan hari.
22.Waspadalah terhadap perbuatan dan tutur katamu dan
percayalah sepenuhnya apa saja yang telah dipilih oleh Allah untuk dirimu
karena kebijaksanaan Allah tidak siapa yang tahu arah tujuannya melainkan Dia.
23.Jika kamu kata kamu cintakan Allah tetapi tidak bisa
bersabar dengan gigitan seekor semut merah dengan mengutuknya, bisakah di
percaya kata-kata manismu..?
24. Jika engkau mengutamakan hak Allah dari hak dirimu
sendiri, insyaAllah ini akan menundukkan semua makhluk terhadapmu dan akan
mengkhidmatkan diri kepadamu jika ada kebutuhanmu.
25.Kesabaran bisa menjadi bekal bagi orang yang terpaksa
tetapi kerelaan adalah derajat tertinggi bagi pencinta terhadap Sang Kekasih.
26. Jika engkau mati demi untuk Tuhanmu sebenarnya engkau
adalah hidup bahagia. Andaikata engkau hidup tetapi dalam pelanggaran terhadap
hak Allah sebenarnya engkau mati dan binasa walaupun bernafas dan jadilah
dirimu bangkai bernyawa.
27. Fahamkah engkau terhadap wahyu Ilahi berfirman,
`Hual awwalu walakhiru wazzhohiru walbaatin..? Inilah percikan makrifat yang dituntut engkau
mengerti;
=.. Al-awwalu: Yang pertama adanya sebelum sesuatu ada dan
tidak permulaannya.
=.. Al-Akhiru: Tetap ada setelah segala sesuatu itu
berakhir-Musnah.
Ia tidak kesudahan dalam wujud-Nya.
=.. Az-Zhohiru: Yang nyata (dapat disaksikan kekuasaan-Nya).
Maha menaklukkan terhadap semua makhluk.
=.. Al-Bathin: Yang tidak dapat dilihat mata akan Zat-Nya –
Maha mengetahui terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.
Maka Ialah yang paling awal dengan kebaikan yang Akhir
dengan ampunan yang Zhohir dengan nikmat yang Bathin dengan rahmat-Nya.
28. Jika engkau telah mencapai kakimu ke karpet makrifat
jangan lagi engkau memandang ke lain dari Maha Raja Agung yang engkau telah
berada di majelisnya itu dan jangan kau harapkan pemberian selain-Nya
29. Jika engkau telah meminta kebutuhanmu kepada Maha Raja
Agung jangan lagi kamu berpaling memohon kepada yang lain, nanti Ia akan
mencabut rahmatnya dari hatimu lalu kamu di biarkan dengan perasaan senantiasa
mengharapkan kepada makhluk. Oh, alangkah hinanya martabatmu di kala itu.
30. Harus tindakanmu senantiasa sejalan dengan wahyu Allah
(Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw Kalau tidak Dia tidak akan memelihara hati
sanubarimu di jalan yang lurus meskipun `keduniaan` ini kau takluki.
31. Agama memiliki dua dimensi. Dimensi ketuhanan dan
dimensi kemanusiaan. Yang pertama harus kamu berlaku benar (Siddiq) terhadap
Allah dan menghambakan diri kepadaNya saja. Yang kedua harus kamu berbudi luhur
sesama makhluk.
32. Ketinggian budi pekerti ialah engkau selalu berwaspada
agar tidak menghambakan diri kepada selain Allah. Tetapi keindahan budi itu
adalah bisa berlapang dada apabila engkau terkena oleh segala sesuatu hal yang
engkau benci atau yang nafsu jahat kau tidak ingini.
33. Lebih baik engkau berkawan dengan si-fasik tetapi indah
budi pekerti dan baik budi bahasanya dari engkau berkawan dengan si abid (ahli
ibadah) tetapi buruk budi pekertinya dan jahat tingkah laku serta celupar
mulutnya.
Karena budi luhur itu adalah kalung keridhoan Allah tetapi
budi yang buruk itu adalah kalung kemurkaan Allah.
Namun jika engkau bertemu dengan saorang fasik yang memang
buruk budi pekertinya dan jahat tingkah lakunya harus engkau lari seperti
larinya engkau dari dikerkah anjing gila kecuali engkau tampak ada taufik
hidayah Allah terhadapnya melalui tangan barokahmu.
34. Jika engkau menjunjung sunnah Rasulullah saw dan wahyu
Tuhan sebagai pemerintah yang menguasai dirimu dalam ucapan dan perbuatan
niscaya tutur katamu penuh dengan hikmah.
Tetapi jika kau menjadikan hawa nafsu jahatmu sebagai
penguasa atas dirimu niscaya perbuatan dan tutur katamu penuh dengan keburukan.
Hayatilah sabda Rasulullah saw ini: ` Siapa yang menyukai sunnahku maka ia
menyintai diriku dan siapa yang telah mencintai diriku niscaya akan bersamaku
di surga `. Hal ini sejalan dengan berfirman Allah: Artinya: `Katakan lah
(wahai Muhammad ) jika engkau mencintai Allah, maka ikutilah aku, Allah akan
menyintaimu.
Dan ketahuilah bahwa Syafaat Rasulullah dikaruniai kepada
siapapun yang dengan ikhlas menghidupkan sunnah-sunnah beliau yang telah
terpinggirkan atau yang telah padam.
35.Jika engkau mau persoalanmu selesai dan hajatmu sampai
harus hatimu di penuhi dengan tawakkal, mohon berlindung dengan Allah dan jarum
hatimu tekun menanti sinyal-Nya
36. Jika engkau sungguh-sungguh ingin mencapai derajat ahlul-haq hendakalah
engkau zahid, arif, wajdan dan muwahid. Andainya telah nyata (kasyaf) padamu
rahasia asma-asma Ilahi maka engkau sebenarnya sudah termasuk dalam golongan
tingkat tinggi dalam keimanan.
37. Nabi yang Mulia bersabda: ` Bertafakurlah akan ciptaan
Allah tetapi jangan bertafakurkan dzatnya `. Kalau kau paham ada dua pengertian
dari sabda yang mulia iaitulah `transendensi` dan `imanensi` yaitu tanzih dan
tasybih.
Di situ wajah Tuhan tidak mungkin diketahui tetapi di sisi
yang lain engkau dapat memahami Diri-Nya melalui asma-asmanya, inilah suatu
pengetahuan yang haq tentang Tuhan.
38. Hadis al-Qudsi ada menyatakan, ` Aku adalah khazanah
tersembunyi, aku ingin (cinta) untuk dikenal, maka kuciptakan makhluk agar
mereka mengenalku `. Tahukah tuan harta tersembunyi itu adalah manifestasi
seluruh perwujudan mumkinat ini termasuk dirimu dan diriku.?.
Semuanya dicakup oleh asma-asma Allah sesuai dengan wahyunya
Yang Maha Perkasa dan Maha Agung yaitu: `Sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar
meliputi sesuatu `(QS Al-Thalaq (65): 12).
Maka benarlah bahwa engkau dan aku dijelmakan-Nya
(diciptakan) sebagai manifestasi agung ilmu Pengetahuan yang azali. Alangkah
ber-artinya diri kita jika mengenal
hakikat diri.
39. Sabda Rasulullah saw `Sembahlah Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya, dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa Ia
melihat kamu`.
Sebenarnya itulah Semboyan hidup untuk mukmin atau mukminat
yang `defacto` sesungguhnya jika kau merealisasikan selalu kesadaran batinmu
pesanan Paduka Yang Mulia Penghulu kita ini ia akan membersihkan jiwa dan
memurnikan hatimu selalu.
40. Wahai sahabatku, hendaklah engkau `matikan` dirimu dari
seluruh manusia nanti kau akan hidup dengan lakuan Tuhanmu. Sebab jikalau kamu
tidak lagi memiliki keberadaan (fana`) maka kelenyapanmu itu menjadi keberadaan
pula bersamanya Tuhan RabbaniMu.
sumber :https://jiwa2kegelapan.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar