Pitutur guru sejati empat
Pitutur guru sejati empat
Mengandalkan ilmu saja, tanpa mem perdulikan sesama manusia
keturunan Nabi Adam, itu disebut iman tadlot. Ketahuilah bahwa umat manusia itu
termasuk badan jasmanimu. Pengetahuan tanpa guru itu, ibarat orang menyembah
tanpa mengetahui yang disembah.
Dapat menjadi kafir tanpa diketahui, karena yang disembah
kayu dan batu, tidak mengerti apa hukumnya, itulah kafir yang bakal masuk
neraka jahanam. Adapun yang dimaksudkan Rud Idhafi adalah sesuatu yang kelak
tetap kekal sampai akhir nanti kiamat dan tetap berbentuk ruh yang berasal dari
ruh Alloh.
Yang dimaksud dengan cahaya adalah yang memancar terang
serta tidak berwarna, yang senantiasa meserangi hati penuh kewaspadaan yang
selalu mawas diri atau introspeksi mencari kekurangan diri sendiri serta
mempersiapkan akhir kematian nanti. Merasa sebagai anak Adam yang harus
mempertanggungjawabkan segala perbuatan. Ruh Idhafi seudah ada sebelum
tercipta. Syirik itu dapat terjadi, tergantung saat menerima sesuatu yang ada,
itulah yang disebut Jauhar Ning.
Ke enamnya jauhar awal. Jauhar awal adalah mutiara
ibaratnya. Mutiara yang indah penghias raga agra nampak menarik. Mutiara akan
tampak indah menawan. Bermula dari ibarat ketujuh, dikala mendengarkan sabda
Alloh, maka Ruh Idhafi akan menyesuaikan, yang terdapat di dalam Dzat Alloh
Yang Mutlak. Ruh serba pasrah kepada Dzatulloh, itullah yang dimaksudkan Ruh
Idhafi. Jauhar awal itu pula, yang menimbulkan Shalat Daim.
Shalat Daim tidak perlu mengunakan air wudhu, untuk
membersihkan khadas tidak disyaratkan. Itulah shalat batin yang sebenarnya,
diperbolehkan makan tidur syahwat maupun buang kotoran. Demikianlah tadi cara
shalat Daim (shalat selamanya selagi masih hidup di mana saja dan kapan saja
serta situasi bagaimanapun juga). Perbuatan itu termasuk hal terpuji, yang
sekaligus merupakan perwujudan syukur kepada Alloh.
Jauhar tadi bersatu padu menghilangkan sesuatu yang menutupi
atau mempersulit mengetahui keberadaan Alloh Yang Terpilih. Adanya itu
menujukkan adanya Alloh, yang mustahil kalau tidak berwujud sebelumnya.
Kehidupan itu seperti layar dengan wayangnya, sedang wayang
itu tidak tahu warna dirinya. Akibat junub sudah bersatu erat tetap bersih
badan jisimmu. Adapun Muhammad badan Alloh. Nama Muhammad tidak pernah pisah
dengan nama Alloh.
Bukankah hidayah itu perlu diyakini.? Sebagai pengganti
Alloh; Dapat pula disebut utusan Alloh. Nabi Muhammad juga termasuk badan
mukmin atau orang yang beriman. Ruh mukmin identik pula dengan Ruh Idhafi dalam
keyakinanmu. Disebut iman maksum, kalau sudah mendapat ketetapan sebagai
panutan jati (orang yang sudah layak dijadikan suri tauladan segala tingkah
lakunya). Bukankah demikian itu pengetahuanmu..? Kalau tidak hidup begitu, berarti
itu sama dengan hewan yang tidak tahu adanya sesuatu di masa yang telah lewat.
Kelak nanti tidak boleh tidak, karena tidak mengetahui
ke-Islaman, maka matinya tersesat, kufur serta kafir badannya. Namun bagi yang
telah mendapatkan pelajaran ini, segala permasalahan dipahami lebih seksama
baru dikerjakan, Allah itu tidak berjumlah tiga. Yang menjadi suri tauladan
adalah Nabi Muhammad. Bukankah sebenarnya orang kufur itu, mengingkari empat
masalah prinsip. Di antaranya bingung karena tiada pedoman manusia yang dapat
diteladani. Kekafiran mendekatkan pada kufur kafir.
Fakir dekat dengan kafir. Sebabnya karena kafir itu, buta
dan tuli tidak mengerti tentang surga dan neraka. Fakhir tidak akan mendekatkan
pada Tuhan. Tidak mungkin terwujud pendekatan ini, Tidak menyembah dan memuji,
karena kefakirannya. Seperti itulah kalau fakir terhadap Dzatulloh. Dan
sesungguhnya Tuhan Alloh, mematikan kefakiran manusia, kepastiannya ada di
tangan Alloh semata-mata.
Adapun wujud Dzatulloh itu, tidak ada satu makhluk pun yang
mengetahui kecuali Alloh sendiri. Ruh Idhafi menimbulkan iman. Ruh Idhafi berasal
dari Alloh Yang Maha Esa, itulah yang disebut iman tauhid. Meyakini adanya
Alloh juga adanya Muhammad sebagai Rasululloh. Tauhid hidayah yang sudah ada
padamu, menyatu dengan Tuhan Yang Terpilih. Menyatu dengan Tuhan Alloh, baik di
dunia maupun di akhirat. Dan kamu harus merasa bahwa Tuhan Alloh itu ada dalam
dirimu.
Ruh Idhafi ada di dalam dirimu. Makrifat itu sebutannya.
Hidupnya disebut Syahadat, hidup tunggal didalam hidup. Sujud rukuk sebagai
penghiasnya. Rukuk berarti dekat dengan Tuhan Pilihan. Penderitaan yang selalu
menyertai menjelang ajal tidak akan terjadi padamu, jangan takut menghadapi
sakarotul maut. Jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu dengan Allah.
Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat.
Ruh Idhafi tidak akan mati. Hidup mati, mati hidup. Akuilah
sedalam-dalamnya bahwa keberadaanmu itu, terjadi karena Allah itu hidup dan
menghidupi dirimu, dan menghidupi segala yang hidup. Sastra Alif (huruf alif)
harus dimintakan penjelasannya pada guru. Jabar jer-nya pun harus berani susah
payah mendalaminya. Terlebih lagi pengetahuan tentang kafir dan syirik..!
Sesungguhnya semua itu, tidak dapat dijelaskan dengan tepat
maksud sesungguhnya.
Orang yang menjalankan shalat itu berarti sudah mendapatkan
anugrah sifat Tuhan Alloh. Sebagai sarana pengabdian hamba kepada Tuhan Alloh.
Yang menjalankan shalat sesungguhnya raga. Raga yang shalat itu terdorong oleh
adanya iman yang hidup pada diri orang yang menjalankannya.
Seandainya nyawa tidak hidup, maka Lam Tamsyur (maka tidak
akan menolong) semua perbuatan yang dijalankan.
Secara yang tersurat, shalat itu adalah perbuatan dan
kehendak orang yang menjalankan, namun sebenarnya Alloh-lah yang berkehendak
atas hambanya. Itulah hakikat dari Tuhan penciptanya. Ruh Idhafi berada di
tangan orang mukmin
https://jiwa2kegelapan.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar