Pitutur guru sejati empat belas
Pitutur guru sejati empat belas
RISALAH AL GHAUTSIYYAH…ADALAH SEBENTUK DIALOG BATINIAH
ANTARA ALLAH (DIA) DAN SYEKH ABDUL QADIR
AL JAILANI (AKU) YANG DITERIMA MELALUI ILHAM QALBI DAN PENYINGKAPAN RUHANI
(KASYF MA’NAWI).
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Sang Penghapus Duka. Shalawat atas manusia terbaik,
Muhammad SAW. Berkatalah sang wali agung (Syekh Abdul Qadir Al Jailani), kepada
ALLAH .
Allah Berkata :
“Wahai wali agung!”
Aku menjawab : “Aku mendengar panggilan-Mu, Wahai Tuhannya
si wali.”
Dia Berkata : “Setiap tahapan antara alam Naasut (alam
manusia) dan alam Malakut adalah syariat; setiap tahapan antara alam Malakut
dan Jabarut adalah tarekat; dan setiap tahapan antara alam Jabarut dan alam
Lahut adalah hakikat.”
Lalu Dia berkata kepadaku : “Wahai wali agung ! Aku tidak
pernah mewujudkan Diri-Ku dalam sesuatu sebagaimana perwujudanKu dalam diri
manusia.”
Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau memiliki
tempat ?”, Maka Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Akulah Pencipta
tempat, dan Aku tidak memiliki tempat.”
Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau makan dan
minum ?”, Maka Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, makanan dan minuman
kaum fakir adalah makanan dan minuman-Ku.”
Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, dari apa Engkau ciptakan
malaikat ?”. Dia Berkata kepadaku : “Aku Ciptakan malaikat dari cahaya manusia,
dan Aku Ciptakan manusia dari cahaya-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Jadikan
manusia sebagai kendaraan-Ku, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai
kendaraan baginya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, betapa
indahnya Aku sebagai Pencari ! Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari !
Betapa indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai
kendaraan baginya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, manusia
adalah rahasia-Ku dan Aku adalah Rahasianya. Jika manusia menyadari
kedudukannya di sisi-Ku, maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya,
‘milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?’.
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tidaklah
manusia makan sesuatu, atau minum sesuatu, dan tidaklah ia berdiri atau duduk,
berbicara atau diam, tidak pula ia melakukan suatu perbuatan, menuju sesuatu
atau menjauhi sesuatu, kecuali Aku Ada [Berperan] di situ, Bersemayam dalam
dirinya dan Menggerakkannya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tubuh manusia,
jiwanya, hatinya, ruhnya, pendengarannya, penglihatannya, tangannya, kakinya,
dan lidahnya, semua itu Aku Persembahkan kepadanya oleh Diri-Ku, untuk Diri-Ku.
Dia tak lain adalah Aku, dan Aku Bukanlah selain dia.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, jika engkau
melihat seseorang terbakai oleh api kefakiran dan hancur karena banyaknya
kebutuhan, maka dekatilah ia, karena tidak ada penghalang antara Diri-Ku dan
dirinya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, janganlah
engkau makan sesuatu atau minum sesuatu dan janganlah engkau tidur, kecuali
dengan kehadiran hati yang sadar dan mata yang awas.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa
terhalang dari perjalanan-Ku di dalam batin, maka ia akan diuji dengan perjalanan
lahir, dan ia tidak akan semakin dekat dari-Ku melainkan justru semakin menjauh
dalam perjalanan batin.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, kemanunggalan
ruhani merupakan keadaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Siapa
yang percaya dengannya sebelum mengalaminya sendiri, maka ia telah kafir. Dan
barang siapa menginginkan ibadah setelah mencapai keadaan wushul, maka ia telah
menyekutukan Allah .”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa
memperoleh kebahagiaan azali, maka selamat atasnya, dia tidak akan terhina
selamanya. Dan barang siapa memperoleh kesengsaraan azali, maka celaka baginya,
dia tidak akan diterima sama sekali setelah itu.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Jadikan
kefakiran dan kebutuhan sebagai kendaraan manusia. Barangsiapa menaikinya, maka
ia telah sampai di tempatnya sebelum menyeberangi gurun dan lembah.”
Lalu Dia Berkatak kepadaku : “Wahai wali agung, bila manusia
mengetahui apa yang terjadi setelah kematian, tentu ia tidak menginginkan hidup
di dunia ini. Dan ia akan berkata di setiap saat dan kesempatan, ‘Tuhan,
matikan aku !’.
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, semua makhluk
pada hari kiamat akan dihadapkan kepadaKu dalam keadaan tuli, bisu dan buta,
lalu merasa rugi dan menangis. Demikian pula di dalam kubur.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, cinta
merupakan tirai yang membatasi antara sang pencinta dan yang dicintai. Bila
sang pencinta telah padam dari cintanya, berarti ia telah sampai kepada Sang
Kekasih.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Melihat
Ruh-ruh menunggu di dalam jasad-jasad mereka setelah ucapanNya, ‘Bukankah Aku
ini Tuhanmu ?’ sampai hari kiamat.”
Lalu sang wali berkata : “Aku melihat Tuhan Yang Maha Agung
dan Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa bertanya kepadaKu
tentang melihat setelah mengetahui, ber-arti ia terhalang dari pengetahuan
tentang melihat. Barangsiapa mengira bahwa melihat tidak sama dengan
mengetahui, maka berarti ia telah terperdaya oleh melihat Allah .
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, orang fakir
dalam pandangan-Ku bukanlah orang yang tidak memiliki apa-apa, melainkan orang
fakir adalah ia yang memegang kendali atas segala sesuatu. Bila ia berkata
kepada sesuatu, ‘jadilah !’ maka terjadilah ia.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Tak ada persahabatan dan
kenikmatan di dalam surga setelah kemunculan-Ku di sana, dan tak ada
kesendirian dan kebakaran di dalam neraka setelah sapaan-Ku kepada para
penghuninya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Yang
Paling Mulia di antara semua yang mulia, dan Aku Yang Paling Penyayang di
antara semua penyayang.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tidurlah di
sisi-Ku tidak seperti tidurnya orang-orang awam, maka engkau akan melihatKu.”
Terhadap hal ini aku bertanya : “Wahai Tuhanku, bagaimana aku tidur disisi-Mu
?”.
Dia Berkata : “Dengan menjauhkan jasmani dari kesenangan,
menjauhkan nafsu dari syahwat, menjauhkan hati dari pikiran dan perasaan buruk,
dan menjauhkan ruh dari pandangan yang melalaikan, lalu meleburkan dzatmu di
dalam Dzat.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, katakan
kepada sahabatmu dan pencintamu, siapa di antara kalian yang menginginkan
kedekatan dengan-Ku, maka hendaklah ia memilih kefakiran, lalu kefakiran dari
kefakiran. Bila kefakiran itu telah sempurna, maka tak ada lagi apapun selain
Aku.”
Lalu Dia Berkata : “Wahai wali agung, berbahagialah jika
engkau mengasihi makhluk-makhluk-Ku, dan beruntunglah jika engkau memaaafkan
makhluk-makhluk-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, katakan
kepada pencintamu dan sahabatmu, ambillah manfaat dari do’a kaum fakir, karena
mereka bersama-Ku dan Aku Bersama mereka.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Bersama
segala sesuatu, Tempat Tinggalnya, Pengawasnya, dan kepada-Ku tempat
kembalinya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, jangan peduli
pada surga dan apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa
perantara. Dan jangan peduli pada neraka serta apa yang ada di sana, maka
engkau akan melihat Aku tanpa perantara.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, para penghuni
surga disibukkan oleh surga, dan para penghuni neraka disibukkan oleh-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sebagian
penghuni surga berlindung dari kenikmatan, sebagaimana penghuni neraka
berlindung dari jilatan api.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, barangsiapa
disibukkan dengan selain Aku, maka temannya adalah sabuk [tanda kekafiran] pada
hari kiamat.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, orang-orang
yang dekat mencari pertolongan dari kedekatan, sebagaimana orang-orang yang
jauh mencari pertolongan dari kejauhan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sesungguhnya
Aku Memiliki hamba-hamba yang bukan nabi maupun rasul, yang kedudukan mereka
tidak diketahui oleh siapapun dari penghunidunia maupun penghuni akhirat, dari
penghuni surga
ataupun neraka, tidak juga malaikat Malik ataupun Ridwan,
dan Aku Tidak Menjadikan mereka untuk surga maupun untuk neraka, tidak untuk
pahala ataupun siksa, tidak untuk bidadari, istana maupun pelayan-pelayan
mudanya. Maka beruntunglah orang yang mempercayai mereka meski belum mengenal
mereka.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, engkau adalah
salah satu dari mereka. Dan di antara tanda-tanda mereka di dunia adalah
tubuh-tubuh mereka terbakar karena sedikitnya makan dan minum; nafsu mereka
telah hangus dari syahwat, hati mereka telah hangus dari pikiran dan perasaan
buruk, ruh-ruh mereka juga telah hangus dari pandangan yang melalaikan. Mereka
adalah pemilik keabadian yang terbakar oleh cahaya perjumpaan [dengan Tuhan].”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila
seseorang yang haus datang kepadamu di hari yang amat panas, sedangkan engkau
memiliki air dingin dan engkau sedang tidak membutuhkan air, jika engkau
menahan air itu baginya, maka engkau adalah orang yang paling kikir. Bagaimana
Aku Menolak mereka dari rahmat-Ku padahal Aku Telah Menetapkan atas Diri-Ku,
bahwa Aku Paling Pengasih di antara yang mengasihi.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tak seorang
pun dari ahli maksiat yang jauh dari-Ku, dan tak seorangpun dari ahli ketaatan
yang dekat dari-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila
seseorang dekat kepada-Ku, maka ia adalah dari kalangan maksiat, karena ia
merasa memiliki kekurangan dan penyesalan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, merasa
memiliki kekurangan merupakan sumber cahaya, dan mengagumi cahaya diri sendiri
merupakan sumber kegelapan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, ahli maksiat
akan tertutupi oleh kemaksiatannya, dan ahli taat akan tertutupi oleh
ketaatannya. Dan Aku Memiliki hamba-hamba selain mereka, yang tidak ditimpa
kesedihan maksiat dan keresahan ketaatan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sampaikan
kabar gembira kepada para pendosa tentang adanya keutamaan dan kemurahan, dan
sampaikan berita kepada para pengagum diri sendiri tentang adanya keadilan dan
pembalasan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, ahli ketaatan
selalu mengingat kenikmatan, dan ahli maksiat selalu mengingat Yang Maha
Pengasih.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku Dekat
dengan pelaku maksiat setelah ia berhenti dari kemaksiatannya, dan Aku Jauh
dari orang yang taat setelah ia berhenti dari ketaatannya.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, Aku
Menciptakan orang awam namun mereka tidak mampu memandang cahaya kebesaran-Ku,
maka Aku Meletakkan tirai kegelapan di antara Diri-Ku dan mereka. Dan Aku
Menciptakan orang-orang khusus namun mereka tidak mampu mendekati-Ku dan mereka
sebagai tirai penghalang.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, katakan
kepada para sahabatmu, siapa di antara mereka yang ingin sampai kepada-Ku, maka
ia harus keluar dari segala sesuatu selain Aku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, keluarlah
dari batas dunia, maka engkau akan sampai ke akhirat. Dan keluarlah dari batas
akhirat, maka engkau akan sampai kepada-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, keluarlah
engkau dari raga dan jiwamu, lalu keluarlah dari hati dan ruhmu, lalu keluarlah
dari hukum dan perintah, maka engkau akan sampai kepada-Ku.”
Maka aku bertanya : “Wahai Tuhanku, shalat sepert apa yang
paling dekat dengan-Mu ?.” Dia Berkata : “Shalat yang di dalamnya tiada apapun
kecuali Aku, dan orang yang melakukannya lenyap dari shalatnya dan tenggelam
karenanya.”
Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, puasa seperti apa yang
paling utama di sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Puasa yang di dalamnya tiada apa pun
selain Aku, dan orang yang melakukannya lenyap darinya.”
Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, amal apa yang paling
utama di sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Amal yang di dalamnya tiada apa pun selain
Aku, baik itu [harapan] surga ataupun [ketakutan] neraka, dan pelakunya lenyap
darinya.”
Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, tangisan seperti apa yang
paling utama di sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Tangisan orang-orang yang tertawa.”
Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, tertawa seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Tertawanya orang-orang yang menangis karena
bertobat.” Lalu aku berkata :
“Wahai Tuhanku, tobat seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Menjawab : “Tobatnya orang-orang yang suci.” Lalu aku bertanya
: “Wahai Tuhanku, kesucian seperti apa yang paling utama di sisi-Mu ?.” Dia
Menjawab : “Kesucian orang-orang yang bertobat.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, pencari ilmu
di mata-Ku tidak mempunyai jalan kecuali setelah ia mengakui kebodohannya,
karena jika ia tidak melepaskan ilmu yang ada padanya, ia akan menjadi setan.”
Berkatalah sang wali agung : “Aku bertemu Tuhanku SWT dan
aku bertanya kepada-Nya, ‘Wahai Tuhan, apa makna kerinduan [‘isyq] ?’, Dia
Menjawab : ‘Wahai wali agung, [artinya] engkau mesti merindukan-Ku dan
mengosongkan hatimu dari selain Aku.’” Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, jika engkau
mengerti bentuk kerinduan maka engkau harus lenyap dari kerinduan, karena ia
merupakan penghalang antara si perindu dan yang dirindukan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila engkau
berniat melakukan tobat, maka pertama kali engkau harus bertobat dari nafsu,
lalu mengeluarkan pikiran dan perasaan buruk dari hati dengan mengusir
kegelisahan dosa, maka engkau akan sampai kepada-Ku. Dan hendaknya engkau
bersabar, karena bila tidak bersabar berarti engkau hanya bermain-main belaka.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila engkau
ingin memasuki wilayah-Ku, maka hendaknya engkau tidak berpaling kepada alam
mulk, alam malakut, maupun alam jabarut. Karena alam mulk adalah setannya orang
berilmu, dan malakut adalah setannya ahli makrifat, dan jabarut adalah setannya
orang yang sadar. Siapa yang puas dengan salah satu dari ketiganya, maka ia
akan terusir dari sisi-Ku.”
Dan Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, perjuangan
spiritual [mujahadah] adalah salah satu lautan di samudera penyaksian
[musyahadah] dan tela dipilih oleh orang-orang yang sadar.
Barangsiapa hendak masuk ke samudera musyahadah, maka ia
harus memilih mujahadah, karena mujahadah merupakan benih dari musyahadah dan
musyahadah tanpa mujahadah adalah mustahil. Barangsiapa telah memilih
mujahadah, maka ia akan mengalami musyahadah, dikehendaki atau tidak
dikehendaki.”
Dan Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, para pencari
jalan spiritual tidak dapat berjalan tanpa mujahadah, sebagaimana mereka tak
dapat melakukannya tanpa Aku.”
Dan Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, sesungguhnya
hamba yang paling Ku Cintai adalah hamba yang mempunyai ayah dan anak tetapi
hatinya kosong dari keduanya. Jika ayahnya meninggal, ia tidak sedih karenanya,
dan jika anaknya pun meninggal, ia pun tidak gundah karenanya. Jika seorang
hamba telah mencapai tingkat seperti ini, maka di sisi-Ku tanpa ayah dan tanpa
anak, dan tak ada bandingan baginya.”
Dan Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, siapa yang
tidak merasakan lenyapnya seorang ayah karena kecintaan kepada-Ku dan lenyapnya
seorang anak karena kecintaan kepada-Ku, maka ia tak akan merasakan lezatnya
Kesendirian dan Ketunggalan.”
Dia juga Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, bila engkau
ingin memandang-Ku di setiap tempat, maka engkau harus memilih hati resah yang
kosong dari selain Aku.” Lalu aku bertanya : “Tuhanku, apa ilmunya ilmu itu ?.”
Dia Menjawab : “Ilmunya ilmu adalah ketidaktahuan akan ilmu.”
Dan Dia Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, berbahagialah
seorang hamba yang hatinya condong kepada mujahadah, dan celakalah bagi hamba
yang hatinya condong kepada syahwat.”
Lalu aku bertanya kepada Tuhanku tentang mi’raj. Dia Berkata : “Mi’raj adalah
naik meninggalkan segala sesuatu kecuali Aku, dan kesempurnaan mi’raj adalah
pandangan tidak berpaling dan tidak pula melampauinya [ QS 53 : 17].” Lalu Dia
Berkata kepadaku : “Wahai wali agung, tidak ada shalat bagi orang yang tidak
melakukan mi’raj kepada-Ku.”
sumber :https://jiwa2kegelapan.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar