Terjemah Kitab At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir Bab.3 Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.
Terjemah Kitab At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir
Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.
KEUTAMAAN ORANG YANG BERIMAN
Mungkin
saja kehendak untuk ikut mengatur terlintas dalam benak orang beriman. akan
tetapi Alloh swt. tidak membiyarkannya, tidakkah kau mendengar firman Alloh, “Alloh
adalah pelindung begi orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan menuju cahaya”.
Alloh
swt. mengeluarkan orang beriman dari gelapnya pengaturan menuju terangnya
kepasrahan. Dia meneguhkan mereka seraya menghilangkan kegelisahan mereka.
keteguhan yang dianugerahkan-Nya itu menghancurkan pilar-pilar kegelisahan,
Alloh berfirman, “Kami timpakan yang haq pada yang bathil, kemudian yang haq
itu menghancurkannya sehingga lenyaplah yang bathil”. Kegelisahan dan
kehendak untuk ikut mengatur tak pernah menetap dalam hati orang yang beriman.
Ia hanya melintas sesaat untuk kemudian pergi lagi. pasalnya, cahaya iman telah
meliputi dan menerangi hati mereka. Cahayanya memadamkan nafsu mereka.
terang cahayanya memenuhi hatimereka menentang dan menghancurkan kegelisahan
yang datang. lintasan hasrat itu datang hanya ketika hati mereka sedang alpa.
namun, ketika sadar, mereka segera bangkit dan menyadari kealpaannya, sehingga
lintasan hasrat itupun langsung sirna.
قال الله تعالى:{إن
الذين اتقوا إذا مسهم طائف من الشيطان تذكروا فإذا هم مبصرون}.
وفي هذه الآية فوائد:
الفائدة
الأولى:
قوله سبحانه وتعالى: {إن الذين اتقوا إذا مسهم طائف
من الشيطان تذكروا فإذا هم مبصرون} دل ذلك على أن
أصل أمرهم على وجود السلامة منه، وإن عرض ذلك الطيف، ففي بعض الأحيان تعريفا بما
أودع فيهم من ودائع الإيمان.
Alloh swt. berfirman, “Apabila bisikan syetan menyentuh
hati orang yang bertaqwa, mereka segera ingat. Dan seketika mereka
melihat”. Ayat tersebut mengandung beberapa pengertian :
PERTAMA,
Ayat
tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka terbebas dari gangguan syetan
meskipun kadang-kadang khayalan dan bisikan terlintas dalam benak mereka. atau
ayat itu menerangkan bahwa iman telah tertanam dalam hati mereka.
الفائدة
الثانية:
قوله تعالى: {إذا مسهم طائف} ولم يقل: إذا أمسكهم، أو أخذهم؟ لأن المس ملامسة من
غير تمكن، فأفادت هذه العبارة، أن طيف الهوى لا يتمكن من قلوبهم، بل يماسها مماسة،
ولا يتمكن منها إمساكا ولا أخذا كما يصنع بالكافرين، لأن الشيطان يستحوذ على
الكافرين، ويختلس اختلاسا من قلوب المؤمنين، حتى تنام العقول الحارسة للقلوب. فإذا استيقظوا انبعثت من قلوبهم جيوش الاستغفار والذلة
والافتقار إلى الله تعالى، فاسترجعوا من الشيطان ما اختلسه، وأخذوا منه ما افترسه.
KEDUA,
Dalam
ayat itu Alloh mengatakan, “Apabila bisikan syetan menyentuh hati orang yang
bertaqwa” dan tidak mengatakan, ‘Apabila bisikan syetan memegang atau
menarik mereka’. Sebab sentuhan merupakan tindakan yang halus, berbeda dengan
tarikan. jadi, redaksi ayat itu menunjukkan bahwa hasrat itu tidak menguasai
hati mereka, hanya ‘menyentuh’. syetan dan bisikannya tidak bisa menguasai atau
memegang hati mereka sebagaimana yang dilakukan kepada orang kafir.
sesungguhnya syetan telah menguasai hati orang kafir, dan mereka terus menunggu
kelengahan hati orang yang beriman. syetan bisa menyentuh dan mencuri dari hati
mereka ketika penjaga hati, yaitu akal tertidur. ketika terbangun kembali,
mereka langsung beristigfar mohon ampun. kemudian hati mereka segera diliputi
rasa rendah, hina, dan membutuhkan kepada Alloh. dengan begitu, mereka bisa
segera mengembalikan dan memenuhi bagian yang dicuri dan menyucikan bagian yang
disentuh oleh syetan.
الفائدة
الثالثة:
قوله تعالى {إذا مسهم طائف من الشيطان} فالإشارة ها هنا بالطيف إلى أن الشيطان لا يمكنه أن
يأتي إلى القلوب الدائمة اليقظة، لأنه إنما يورد طيف الغفلة والهوى على القلوب في
حين منامها بوجود غفلتها، ومن لا نوم له فلا طيف يرد عليه.
KETIGA,
Dalam
ayat itu Alloh mengatakan, “Apabila bisikan syetan menyentuh hati mereka”, Kata
bisikan menunjukkan bahwa syetan tidak dapat menetap dalam hati yang senantiasa
terjaga. ia hanya bisa membisikkan kelalaian dan hasrat kedalam hati ketika
mereka tertidur. Hati yang tidak tidur, tidak akan dibisiki syetan.
الفائدة
الرابعة:
قوله تعالى: {إذا مسهم طيف} ولم يقل إذا مسهم وارد من الشيطان، أو نحوه، لأن الطيف لا ثبت له
ولا وجود له، إنما هو صورة مثالية، ليس لها حقيقة وجودية، فأخبر سبحانه وتعالى
بذلك، أن ذلك غير ضار بالمتقين، لأن ما يورده الشيطان على قلوبهم بمثابة الطيف
الذي تراه في منامك، فإذا استيقظت فلا وجود له.
KEEMPAT,
Dalam
ayat itu Alloh mengatakan, “Apabila bisikan syetan menyentuh hati mereka”, Dan
tidak mengatakan, “Apabila sesuatu yang berasal dari syetan menyentuh
mereka”, sebab, bisikan itu tidak memiliki wujud. Bisikan hanya fantasi. dan
dengan ungkapan itu Alloh swt. hendak mengabarkan bahwa bisikan tidak
membehayakan orang yang bertakwa. karena apa yang dibisikkan syetan kehati
mereka hanyalah seperti lintasan dan mimpi. ketika bangun, mimpi itupun lenyap.
الفائدة الخامسة: قوله تعالى {إذا
مسهم طائف من الشيطان تذكروا} ولم يقل ذكروا،
إشارة إلى أن الغفلة لا يطردها الذكر مع غفلة القلب، إنما يطردها التذكر
والاعتبار، وإن لم تكن الأذكار، لأن الذكر ميدانه اللسان، والتذكر ميدانه القلب.
وطيف الهوى لما ورد إنما ورد على القلوب لا على الألسنة، فالذي ينفيه، إنما هو
التذكر الذي يحل محله، ويمحق فعله.
KELIMA,
Dalam
ayat itu Alloh mengatakan, “Mereka segera ingat”, dan tidak mengatakan “mereka
segera berdzikir”. Sebab, dzikirnya hati yang alpa tidak akan bisa
mnghilangkan kelalaian. kelalaian hanya bisa diusir olehhati yang ingatdan
sadar meskipun meskipun tidak berdzikir. Dzikir adalah wilayah lisan,
sedangkan ingat dan sadar adalah wilayah hati. Hasrat untuk mengatur melintas
kehati, bukan kelisan. lintasan hasrat itu akan lenyap begitu hati kembali
ingat dan sadar.
الفائدة
السادسة:
قوله تعالى: {تذكروا}
حذف متعلقة ولم يقل تذكروا الجنة، أو النار أو العقوبة، أو غير ذلك.وإنما حذف
متعلق تذكروا لفائدة جليلة، ولذلك: أن التذكر الماحي لطيف الهوى من قلوب المتقين،
على حسب مراتب اليقين ومرتبة التقوى، يدخل فيها الأنبياء والرسل والأولياء
والصديقون والصالحون والمسلمون.
فتقوى كل أحد (على حسب حاله ومقامه، وكذلك أيضا تذكر كل أحد) على حسب مقامه، فلو ذكر قسما من أقسام التذكر، لم يدخل
فيه إلا أهل ذلك القسم. فلو قال تعالى: (إن الذين
اتقوا إذا مسهم طائف من الشيطان تذكروا العقوبة فإذا هم مبصرون، خرج عنه الذين
تذكروا التوبة}. ولو قال: تذكروا سابق الإحسان
لخرج منه الذين تذكروا لواحق الامتنان إلى غير ذلك، فأراد الحق سبحانه وتعالى، أن
لا يذكر متعلق التذكير ليشمل المراتب كلها فافهم..
KEENAM,
Dalam ayat itu
Alloh mengatakan, “Mereka segera ingat”, Dia tidak menyebutkan apa atau
siapa yang ingat. dia tidak berkata, “bahwa mereka mengingat surga, neraka,
hukuman, atau yang lainnya. Dia tidak menybutkan objek ingatan karena satu
sebab yang agung, yaitu karena ingat yang dimaksud dalam ayat itu adalah ingat
yang bisa melenyapkan lintasan dan bisikan syetan dari hati orang yang bertakwa
sesuai dengan tingkat keyakinan dan tetakwaan mereka-didalamnya termasuk para
nabi, para rosul, para wali, para shiddiqin, orang sholih dan kaum muslimin.
Tingkat
ketaqwaan manusia berbeda-beda, sesuai dengan ahwal dan maqomnya. Ingatan
mereka pun beragam sesuai dengan kedudukan mereka. seandainya Dia menyebutkan
objeknya, yang tercakup didalamnya hanyalah orang yang mengingat objek itu.
misalnya, jika Alloh mengatakan, “Apabila bisikan syetan menyentuh hati
orang yang bertaqwa, mereka segera ingat akan hukuman”. berarti orang yang
mengingat pahala tidak tercakup oleh ayat ini. Seandeinya Dia mengatakan, “mereka
ingat kebaikan-Nya terdahulu”, berarti orang yang ingat karunia-Nya sesudah
itu tidak tercakup didalamnya, dan seterusnya. Alloh swt sengaja tidak
menyebutkan objek agar meliputi semua tingkatan. Pahamilah ini secara baik.
الفائدة
السابعة:
أنه قال سبحانه: {مبصرون}
ولم يقل: تذكروا فأبصروا، أو تذكروا ثم أبصروا، أو تذكروا وأبصروا فأما ترك
التعبير بالواو: فلأنه كان لا يفيد أن البصرى كانت عن التذكر، والمراد أنها كانت
مسببة عنه، ترغيبا للعباد فيها. وأما عدوله عن ثم لأن فيها ما في الواو، من عدم
الدلالة على السببية، وفيها أنها كانت تقتضي عكس المضي لما فيها من المهلة. ومراد
الحق سبحانه: أن هؤلاء العباد لا تتأخر أبصارهم عن تذكرهم ولم يعبر بالفاء
لاقتضائها التعقيب، بل عبر الحق سبحانه بقوله: {تذكروا
فإذا هم مبصرون} كأنهم لم يزالوا على ذلك البصرى،
ثناء منه سبحانه عليهم وإظهار لوفور المنة إليه لديهم، كما نقول: تذكر زيد
المسألة، فإذا هي صحيحة، أي أنها لم تزل صحيحة، وإنها الآن صحيحة، كما رفع العلم
بها. كذلك المتقون، ما زالوا مبصرين، ولكن حين ورد طيف الهوى عليهم، غطى على
بصيرتهم الثابت نورها فيهم، فلما استيقظوا ذهبت سحابة الغفلة، فأشرقت شمس البصيرة.
KETUJUH,
Dalam
ayat itu Alloh mengatakan, “Dan seketika mereka melihat”. Dia tidak
mengatakan, “Mereka ingat, lalu mereka melihat”, atau “mereka ingat
kemudian melihat”. kata sambung ‘dan’ tidak di pakai karena “melihat” tidak
berasal dari “ingat”. Ayat itu mengandung pengertian bahwa “melihat” disebabkan
oleh “ingat” dengan tujuan agar hamba termotivasi untuk ingat.
Dan
kata sambung “kemudian” tidak dipakai karena maknanya serupa dengan kata “dan”
. keduanya tidak menunjukkan sebab dan akibat. selain itu kata “kemudian”
menunjukkan adanya jarak. dengan ayat ini Alloh memaksudkan bahwa sang hamba
akan “melihatnya” segera setelah ia “ingat”. dengan redaksi itu
seolah-olah Alloh memuji mereka karena mereka senantiasa “melihat” sekaligus
memperlihatkan limpahan karunia-Nya atas mereka. seperti dikatakan, “
ingat itu menambah pertanyaan(keingin tahuan), apabila yang diingat itu selalu
benar/baik, maka akan menjadi baik. seperti tambahnya ilmu itu dengan
mengingat. Orang yang bertaqwa senantiasa melihat. namun, ketika bisikan
melintas, cahaya hati mereka akan tertutupi. maka ketika mereka terbangun, awan
kelalaian tadi lenyap sehingga cahaya hati kembali bersinar.
الفائدة
الثامنة: في
هذه الآية ونظائرها توسعة على المتقين، ولطف بالمؤمنين، لأنه لو قال: إن الذين
اتقوا لا يمسهم طائف من الشيطان، لخرج من ذلك كل أحد إلا أهل العصمة، فأراد سبحانه
وتعالى، أن يوسع دوائر رحمته فقال: {إن الذين
اتقوا إذا مسهم طائف} ليعلمك أن ورود الطيف عليهم،
لا يخرجهم عن ثبوت حكم التقوى لهم، وجريان اسمه عليهم، إذا كانوا كما وصفهم مسرعين
بالتذكر راجعين إلى الله بالتبصر. ومثل
هذه الآية، في بسط رجاء العباد والتوسعة عليهم، قوله تعالى: {إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين}.
ولم يقل: يحب الذين لا
يذنبون لأنه لو قال ذلك لم يدخل فيه إلا القليل، فعلم الحق سبحانه، ما العباد
مركبون عليه من وجود الغفلة، وما تقتضيه النشأة الأولى الإنسانية لكونها ركبت من
أمشاج من نوع المخالفة، وقد قال سبحانه وتعالى: {يريد
الله أن يخفف عنكم، وخلق الإنسان ضعيفا}. قال بعض أهل العلم: يعني لا يتمالك عند قيام الشهوة
به.
قال تعالى: {هو أعلم بكم إذ أنشأكم من الأرض، وإذ أنتم أجنة}. فلأجل ما علم من إن الخطأ غالب على الإنسان، فتح له
باب التوبة ودله عليها، ودعاء إليها، وودعه القبول إذا تاب، والإقبال عليه، إذا
رجع إليه وآب.
وقال صلى الله عليه وسلم:
(كل ابن آدم خطاء، وخير الخطائين التوابون}. فأعلمك صلى الله عليه وسلم، أن الخطأ لازم وجودك، بل
عين وجودك. وقال تعالى: {والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله
فاستغفروا لذنوبهم، ومن يغفر الذنوب إلا الله، ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون}. ولم يقل: {والذين لا
يعملون الفاحشة}.وقال سبحانه وتعال: {وإذا ما غضبوا هم يغفرون}.
ولم يقل: والذين لا يغضبون.
وقال سبحانه وتعالى:
والكاظمين الغيظ، ولم يقل: والذين لا غيظ لهم، فافهم ذلك رحمك الله فهذه أسرار
بينة، وأمور متعينة.
KEDELAPAN,
Ayat
ini dan beberapa ayat lainnya menegaskan anugerah Alloh berupa kelapangan
kepada kaum bertaqwadan kebaikan bagi kaum beriman. sebab andaikata Alloh
berfirman, “Orang bertaqwa tidak akan tersentuh oleh bisikan syetan” tentu yang
dimaksud ayat itu hanyalah orang yang terpelihara dari dosa (ma’shum). Alloh
hendak menunjukkan betapa luasnya kasih sayang-Nya. “apabila bisikan syetan
menyentuh orang bertakwa...” Artinya, orang yang bertaqwa tidak terganggu oleh
bisikan dan mereka tidak akan keluar dari wilayah ketaqwaan karenanya. sebab,
sebagaimana telah dikatakan, mereka segera ingat dan kembali kepada
Alloh.
ayat
yang lain sebagai contoh, menjelaskan bahwa Alloh memberikan harapan dan
kelapangan kepada hamba-hamba-Nya, “Alloh mencintai orang yang bertaubat dan
Dia mencintai orang yang membersihkan diri”. Alloh tidak mengatakan, “Dia
mencintai orang yang tidak berdosa”. jika bunyinya demikian, hanya
segelintir orang yang tercakup oleh ayat itu. Tentu saja Alloh mengetahui hal
itu. manusia memang memiliki sifat lalai karena ia diciptakan dari gabungan
unsur-unsur yang bertentangan. Alloh swt berfirman, “Alloh hendak memberikan
keringanan kepada kalian dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah”. Menurut
sebagian ulama’, Lemah yang dimaksud ayat ini adalah bahwa manusia tidak mampu
mengendalikan syahwatnya. Alloh berfirman, “Dia lebih mengetahui tentang
diri kalian ketika Dia menjadikan kalian dari tanah dan ketika kalian masih
berupa janin”. Karena tahu bahwa manusia sering berbuat salah, Dia
membuka pintu taubat, menunjukkan, dan mengajak mereka menuju-Nya seraya
berjanji untuk menerima apabila mereka bertaubat dan kembali kepada-Nya.
Nabi
saw. bersabda. “Setiap manusia melakukan kesalahan dan sebaik-baiknya yang
melakukan kesalahan adalah yang bertaubat”. Nabi saw. memberi tahu bahwa
kau tak luput dari kesalahan. bahkan kesalahan adalah bagian dari keberadaanmu.
Alloh swt berfirman, “Dan orang-orang yang bila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat kepada Alloh lalu memohon ampunan atas dosa-dosa
mereka. siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Alloh?! Mereka pun
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sementara mereka tahu”. Alloh tidak
mengatakan, “Dan orang-orang yang tidak mengerjakan perbuatan keji”.
Alloh berfirman, “Apabila mereka marah, mereka memberi maaf”.
Alloh tidak mengatakan, “Mereka yang tidak marah”. Alloh berfirman, “Dan
mereka yang menahan amarah”. Alloh tidak mengatakan, “Dan mereka
yang tidak pernah marah”.
Pahamilah
hal itu dengan baik, semoga Alloh merohmatimu. semua ini adalah rahasia yang
begitu jelas.
الفائدة
التاسعة:
تبين مراتب المتذكرين من المتقين.
اعلم أن أهل التقوى، إذا مسهم طيف من الشيطان، لا
تدعهم تقواهم للإصرار على معصية مولاهم، بل يرجعهم إليه تذكرهم، وتذكرهم على
أقسام: متذكر يتذكر الثواب. ومتذكر يتذكر العقاب. ومتذكر
يتذكر الوقوف للحساب.
ومتذكر يتذكر ما
في ترك المعصية من جزيل الثواب.
ومتذكر يتذكر سابق
الإحسان فيستحي من وجود العصيان.
ومتذكر يتذكر لواحق
الامتنان فيستحي أن يقابل ذلك بالكفران. ومتذكر
يتذكر قرب الله تعالى منه.
ومتذكر يتذكر إحاطة
الحق سبحانه.
ومتذكر يتذكر نظر الحق
إليه. ومتذكر يتذكر معاهدة
الله له.
ومتذكر يتذكر فناء
لذته وبقاء مطالبته.
ومتذكر يتذكر وبال
المخالفة وذلها، فيكون لها تاركا، ومتذكر
يتذكر فوائد الموافقة وعزها فيكون لها سالكا. ومتذكر
يتذكر قيومية الحق به.
ومتذكر يتذكر عظمة
الحق وسلطانه.
إلى غير ذلك من تعلقات
التذكر، وهي: لا حصر لها، وإنما ذكرنا منها ما ذكرنا تأنيسا بأحوال المتقين،
وتنبيها على بعض مقامات المتبصرين، فافهم.
KESEMBILAN
Ayat
diatas menjelaskan tingkatan kaum bertaqwa yang ingat dan sadar. Ketahuilah
bahwa bisikan syetan tidak membahayakan orang yang bertaqwa karena ketaqwaan
tidak membiarkan mereka terus berada dalam maksiat. ingatan dan kesadaran
mereka segera mengembalikan kepada-Nya.
Ada
beberapa macam orang yang ingat, diantaranya : Orang yang ingat Pahala. Orang
yang ingat siksa. Orang yang ingat bahwa ia akan dihisab. Orang yang ingat
bahwa berhenti dari maksiat akan memberinya pahala yang berlimpah. Orang yang
ingat kebaikan Alloh yang telah dirasakannya sehingga malu bermaksiat.
Orang yang ingat berbagai nikmat-Nya sehingga malu jika ia membalasnya dengan
kekufuran. Orang yang ingat bahwa Alloh dekat kepadanya. Orang yang
ingat bahwa Alloh mengetahuinya. Orang yang ingat bahwa Alloh
melihatnya. Orang yang ingat perjanjian dirinya dengan Alloh. Orang
yang ingat bahwa kenikmatannya akan lenyap, sementara ia senantiasa
membutuhkan-Nya. Orang yang ingat akibat buruknya pembangkangan kepada
Alloh, sehingga ia segera meninggalkannya. Orang yang ingat bahwa
ketaatan akan mendatangkan kemuliaan dan manfaat sehingga ia selalu berusaha
melakukannya. Orang yang ingat sifat Alloh yang terus-menerus mengurus
hamba-Nya. Orang yang ingat keagungan dan kekuasaan
Alloh. dan berbagai objek ingatan lainnya yang tak terbatas.
kami hanya menyebutkan sebagiannya untuk memperkenalkan kepadamu keadaan orang
yang bertaqwa sekaligus untuk menegaskan berbagai tingkatan orang yang melihat.
Pahamilah !
الفائدة
العاشرة:
يمكن أن يكون قوله سبحانه وتعالى: {إن الذين اتقوا
إذا مسهم طائف} أن يكون المراد الطائف ها هنا طائف
الهاجس أو الخاطر الوارد من وجود النفس بإلقاء الشيطان. وسمي
طيفا لأنه يطيف بالقلب، وتفسره القراءة الأخرى: {إذا
مسهم طائف من الشيطان}. فتكون
إحدى القراءتين مفسرة للأخرى، والهاجس يطيف بالقلب، فان وجد له مسلكا بثلمه، يجدها
في سور مقام اليقين. دخل وإلا ذهب.
KESEPULUH
Mungkin
maksud “bisikan syetan” pada firman Alloh, “Apabila bisikan syetan menyentuh
hati orang yang bertaqwa....”. adalah lintasan pemikiran yang datang dari
keberadaan nafsu yang disentuh oleh syetan.
dan
dinamakan “bisikan” karena selalu membisiki hati. yakni tafsiran ayat ini
yaitu, “Apabila bisikan syetan menyentuh hati” dan ada sebagian ulama ahli
tafsir, menafsiri dengan “ketakutan/kehawatiran yang mengelilingi hati” maka
apa bila kehawatiran itu bisa mengalahkan hati maka akan masuk, jika tidak maka
akan pergi. hal ini terjadi di pagar maqom Yaqin.
sumber : ashakimppa
Komentar
Posting Komentar