JANGAN MENYEKUTUKAN ALLAH BAIK DALAM ANGN ANGAN
Janganlah menyukutan Allah baik dalam
angan-angan
Ahad pagi
tanggal 14 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah di Pondok,
Beliau
berkata:
Janganlah
menyukutan Allah baik dalam berangan-angan pengertian dengan nafsu, hawa dan
tabiatmu, takutlah Dia pasang dalam jiwa.
Ada Ulama
berkata : “Iktuilah Allah berkait dengan ciptaan dan jangan ikuti mereka
untuk-Nya; patahkan orang yang mematahkan, sombongi orang yang sombong diri,
belajarlah untuk menyesuaikan dengan Allah melalui orang yang shalih yang
dilimpahkan taufik, ilmu itu dijadikan agar diamalkan tidak hanya untuk
dipelihara secara tersendiri; belajarlah dan beramallah lalu kenali orang lain;
jika kamu berilmu kemudian rela beramal, maka ilmu itu terucap darimu jika kamu
diam bicaralah dengan lisan yang dihiasi amal – perbanyak – daripada yang kamu
bicarakan dengan lisan ilmu. Karena itu ada Ulama berkata : “Ilmu yang tidak
bermanfaat, maka tidak bermanfaat pula tuturnya. Orang beramal dengan ilmu akan
mendapat manfaat dengan ilmu tersebut, baik untuk diri sendiri atau orang lain;
karena itu Allah menjadikan tutur kataku menurut kehendak-Nya atas dasar
kemampuan situasi yang melingkupi diriku; jika tidak, niscaya antara daku dan kamu
terjadi permusuhan; tujuanku padamu percuma sedang tiaa sesuatu bagiku dan
tiada bagiku sesuatu; kalaupun ada sesuatu untukku tentu kamu menolaknya; tiada
apa pun di antara aku dan kamu selain nasihat yang kuterima dari Allah untukmu,
bukan untukku, terimalah ketentuan Allah, jika tidak tentu mematahkan dirimu;
berjalanlah bersamanya menurut dasar usaha, jika tidak niscaya memberangusmu;
jadilah orang yang bertabaruk di hadapan-Nya sampai kamu mendapat rakhmat dan
menyatu di belakang-Nya.
Wahai
manusia, atas kemampuan himahmu yang harus kau berikan – jauhilah selain Allah
sepenuh hati, hingga memperekatmu dengan-Nya; padamkan nafsumu dan dari
makhluk; sungguh hijab telah terangkat antaramu dan Tuhan-mu. Ditanyakan :
bagaimana cara memadamkan? Jawabnya : padamkan jiwamu yang mengikuti nafsu,
hawa, tabiat, makhluk dan seebabsebab yang berlingkar atas mereka, tinggalkan
syirik dan tinggalkan mencari keberadaan ini selaina Allah.
Jadilah
seluruh amalmu karena Allah semata jangan untuk mencari nikmat-Nya – dengan
ketentuan dan perbuatan-Nya; sebab kau lakukan ini berarti kehendakmu telah
mati sebaliknya bercinta Dia.
Wahai
orang jahil (tidak mengenal) Allah dan para khawash-Nya, kamu tidak merasakan
makanan ghoyah mereka, karena hal itu racun pembunuh; peliharalah jiwa ragamu
jangan sampai berpaling kepada mereka dengan membawa keburukan; karena mereka
terperdaya oleh mereka; wahai orang munafiq sungguh di hatimu tumbuh
bintik-bintik nifaq menjalar sampai menguasai lahir dan batin-mu; amalkan
tauhid, ikhlas dalam segala aktivitas niscaya keraguan yang mengitarimu lenyap;
alangkah banyak huku syara’ yang kau bakar lalu mengoyak busana ketaqwaanmu
yang kuat, melobangi busana tauhid, memadamkan cahaya iman dan membenci Tuhanmu
dalam segala situasi dan kondisi. Jika seseorang di antaramu mendapat untung
dan melaksanakan taat, bisa dimengerti ia terlingkupi busana ujub, ingin
dilihat orang atau mencari pujian dari mereka.
Siapa di
antaramu ingin bersembah diri kepada Allah hendaklah beruzlah dari ciptaan,
karena pandangan mereka terhadap amal bisa membatalkan rencana itu. Nabi saw.
bersabda :
”Peliharalah
uzlah, sesungguhnya uzlah itu termasuk ibadah, dan sesungguhnya perbuatan itu
(uzlah) merupakan laku orang-orang shalih sebelum kamu.”
Peliharalah
iman, yakni, fana’ dan exsistensi Allah – bukan dirimu atau yang lain – beserta
menjaga hukum-hukum-Nya dengan mendapat kerelaan Rasulullah saw. kerelaan orang
yang memahami, orang yang mendengar dan membaca; tidak ada kemuliaan bagi
orang berkata selain ini; inilah yang tersurat dalam mushaf di lauh
makhfudz sebagaimana dikalamkan Allah yang yang tampak dalam kekuasaan-Nya dan
yang tampak di hadapan kita. Jagalah Allah jangan sampai terputus dari-Nya dan
bergantung kepada-Nya; karena hanya Dia-lah pelimpah kecukupan dunia akhirat;
jagalah penjaga hidup dan mati dan pelihara dirimu dalam berbagai kondisi;
peliharalah kehidupan ini agar tetap putih, layani Dia sampai kau dilayani;
genggamlah sekuat hati sewajarnyalah di hadapan Tuhan sambil beramal tentu
sayap hatimu merekah lalu terbang menuju Allah.
Wahai
kaum sufi -- terapkan tasauf dalam sirr, dalam hati, kemudain dalam
jiwa dan untuk tubuhmu; bidayah zuhud dari sana membentuk dirimu – bukan
dari lahir ke batin; apabila sirr telah jernih maka kejernihan itu berputar
menuju hati; jiwa, anggota tubuh, makanan, minuman dan keseluruhan tingkah
laku; untuk pertama kali sesuatu menyelimutimu dalam rumah adalah bila telah
sempurna bangunannya lalu kterkeluarkan ke bangunan pintu;sudah menjadi hukum
tiada lahir tanpa batin; tiada cipta tanpa pencipta; tiada pintu tanpa rumah;
tiada kunci pada yang hancur; ada panggilan : wahai dunia dan akhirat; wahai
cipta tanpa pencipta. Terhadap segala apa –pun yang
dirimu berada di dalamnya tidak membawa manfaat untukmu di hari kiamat, bahkan bisa
membawa sengsara atasmu. Inilah kehidupan yang seiring denganmu dan yang
melingkupi keberadaan ini; di sana tempat hidupmu untuk beriya’, bermunafiq dan
bermaksiat, dus segala sesuatu yang tidak laku di pasar akhirat.
Luruskan
Islam bagi kau perolehnya; Islam itu Musytaq dari Istaslama, Jika takdir kamu
serahkan kepada Allah serahkan pula jiwamu luruskan kepada-Nya, lupakan apa
yang mengitari dan ketakutanmu termasuk dunia, nafkahkan untuk mencapai tunduk
kepada Allah; amalkan dengan taat, serahkan dunia dan lupakan ia, karena setiap
perbuatanmu cenderung terhenti, setiap amal yang tidak dibarengi ikhlas, maka
ia seperti kulit tanpa akal, laksana jasad tanpa ruh, laksana gambar tanpa
arti, nah demikian ilustrasi amaliah orang munafiq.
Anak-anak
muridku, seluruh makhluk ini kedudukannya hanya sebagai alat, tidak lebih
dari itu; Allah-lah Sang Pencipta yang mengaturnya; siapa memahami ini akan
memeproleh perekat dengan alat dan mengetahui dzat pengatur di sana. Berhenti
bersama ciptaan amat di benci dan berhenti bersama Allah tercinta juga sebagai
kebaikan dan nikmat tersendiri; rupanya kamu orang yang terputus dari kebesaran
orng pendahulumu; sebenarnya kamu berqana’ah tapi kamu tidak mengangkat guru
yang bisa menjelaskan dan menuntun adatmu. Wahai orang terputus dari kebenaran;
wahai orang yang dipermainkan setan, manusia dan jin, wahai penyembah nafsu,
hawa dan tabiat.
Celaka
kamu membisu tak sudi mohon pertolongan Allah; kembalilah kepada-Nya dengan
langkah yang bisa dirasa dan penuh kekuatan, sehingga kamu , memperoleh apa
yang ada di tangan musuhmu dan selamat dari benturan gelombang samudera
kehancuran; berpikirlah tentang akibat ini; apakah kamu termasuk mereka yang
ada di dalam; sungguh teramat mudah kau meninggalkan Dia; rupanya kamu tertutup
batang kelalaian; keluarlah dari bayangannya niscaya kamu melihat sinar mentari
dan jalan lurus membentang; pohon kelupaan terpelihara oleh air
kebodohan..dan batang jaga dan ma’rifat tepelihara oleh air fikir; adapun pohon
taubat terjaga oleh air sesal; dan pohon cinta terjaga oleh air persesuaian.
Anak-anak
muridku, sungguh keberadaanmu terletak di antara kendala sedang saat itu dirimu
masih kanak-kanak atau masih muda; sampai kini; ketika telah beranjak mencapai
usia ke 40 tahun atau lebih saat itu kamu suka bermain-main seperti anak kecil;
takutlah pembauran sifat bodoh dan kholwat (pacaran) sebaliknya bergaulah
dengan guru-guru yang bertakwa; jauhilah anak-anak muda yang bodoh; berdirilah
lurus dengan ulama; siapa datang keapdamu jadilah ia seperti dokter mereka;
jadilah kamu untuk manusia seperti saudara sekandung, perbanyaklah takut kepada
Allah, karena mentaati-Nya itu termsuk dzikir. Sabda Nabi saw. :
“Barangsiapa
taat kepada Allah berarti telah mengenang-Nya kendati sedikit shalatnya,
puasanya dan bacaannya pada Al-Qur’an, dan barang siapa bermaksiat kepada Allah
berarti telah melupakan-Nya, kendati shalat banyak shalatnya, puasanya dan
bacaannya pada Al-Qur’an.”
Orang
beriman itu harus selalu taat kepada Allah, bersesuaian dengan-Nya, sbar dan
berhenti kala mendapat untung; menyandarkan ucapannya, makanan, pakaian, dan
segala apa pun yag terpercik dari-Nya. Tapi orang munafiq itu tidak ambil
peduli ketentuan-ketentuan ini – dalam segala kondisi mereka :
Anak-anak
muridku bila kamu cinta Allah atau mencintai yang lain itu jangan kamu satukan
(padukan) dalam satu hati :
Firman
Allah :
“Allah
tidak menjadikan seseorang mempunyai dua hati dalam dadanya.” (Qs.
XXXIII:4).
Dunia
akhirat tidak bisa dipadukan; pencipta dan ciptaan tidak bisa disatuka;
tinggalkan sesuatu apa pun yang fana’ sehingga memeproleh sesuatu yang tidak
fana’; rendahkan diri dan hartamu hingga memperoleh surga. Firman Allah :
“Sesungguhnya
Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan memberikan
surga untuk mereka.” (Qs.IX:111).
Rendahkan
hatimu berzuhud terhadap apa saja selain Allah sampai kau peroleh kedekatan
Allah dan persambungan di dunia dan akhirat.
Wahai
pecinta Allah, perbaguslah dirimu bersama ketentuan-Nya sekiranya baik dan
sucikan hatimu yang menjadi pusat perekat dengan Allah; bersimpuhlah di
pintu-Nya dengan pedang tauhid, ikhlas, shodiq dan janganlah kau buka untuk
seseorang pun selian Dia; janganlah kau persibuk pos-pos hatimu selain
untuk-Nya :
“Tidak
akan sampai daging dan darahnya kepada Allah hanya yang sampai kepada Allah
ialah taqwa darimu.” (Qs. XXII:37).
Wahai
bani Adam, apa pun yang ada di dunia dan akhirat adalah ciptaan, maka ke mana
arah syukurmu dan ke mana arah takwamu, ke mana arah isyarahmu dan pelayananmu;
janganlah melemah dan janganlah beramal dengan amalan yang tidak disertai ruh,
karena amal yang disertai ruh itu bisa menimbulkan ikhlas.
sumber : ashakim ppa
Komentar
Posting Komentar