ZUHUD DALAM DUNIA
Zuhud dalam
dunia
Tanggal
19 Dzulhijjah tahun 545 Hijriyah,
Beliau
berkata:
Bahwa Isa
a.s.; bila mencium bau wewangian segera menyumbat hidung; kala itu ia berkata :
inilah dunia. Demikian hujjah untukmu. Wahai pengaku berzuhud – dengan kata dan
perbuatan – sungguh kamu telah mengenakan busana zuhud tapi batinmu terpenuhi
luapan rasa cinta dan sesal atas dunia; seandainya engkau mampu lukar busana
ini, menyucikan dari rasa cinta yang tumbuh dalam hati, sungguh amat cinta
bagimu dan lebih dari sifat munafiq. Zuhud yang benar adalah kembali kepada
Allah meliputi bagian-bagiannya dan pendapatan-pendapatannya lalu menerapkan
kenangan Allah pada lahiri, sedang di hati tetap terpenuhi zuhud tanpa
tercampur yang lain. Karena itu Nabi kita Muhammad saw. lebih dikata zuhud
daripada Nabi Isa a.s. bahkan daripada Nabi yang ada. Juga beliau berkata :
“Yang aku cintai di duniamu ada tiga macam : bau wewangian, wanita dan
perhatianku dalam shalat.”
Hal itu
lebih aku sukai bersama-sama zuhud, karena hal itu termasuk bagian yang telah
mendahuluinya; itu diketahui Tuhan; dan ia bisa diperoleh dengan cara menetapi
perintah-perintah bertaqwa; setiap orang yang memperoleh bagian tersebut maka
ia dalam kondisi taat kendati dunia melimpah kepadanya.
Wahai
ahli zuhud yang berpijak kebodohan, dengarlah; berhentilah dan jangan berdusta;
pelajari ini sampai kamu tidak menolak ketentuan Allah – karena
jahilmu; setiap kejahilan ilmu itu ditandai dengan memperkaya pendapat,
menerima pendapat sendiri, hawa nafsu setan penguasa diri; tidak aneh jika ia
menjadi penghmba iblis atau pengikut setianya, bahkan menjadikan iblis sebagai
guru tunggal; wahai orang jahil; wahai munafiq, alangkah gulita hatimu; betapa
kau ering mengumbar mulut; bertaubatlah dari segala apa yang menyebabkan dirimu
dosa; tinggalkan pencercaan Allah dan para wali kecintaan-Nya; kamu jangan
membelakangi mereka demi memperoleh bagian dunia, karena mereka memperoleh kusa
itu atas perintah Allah bukan karena menuruti nafsu; bagi mereka yang ada hanya
rasa cinta kepada Allah; merindukannya dan zuhud atas hal apa pun selain Dia,
dan bertolak belakang dengan keberadaan ini baik secara lahir atau batin; tapi
mereka mempunyai bagian-bagian terdahulu dari-Nya; yaitu ilmu; ini tidak bisa
tidak sebagai bagian perolehan mereka; cobaan terberat atasnya hanya terjadi di
dunia dan ketetapannya di sana.
Wahai
sahay, alihkan dirimu tak perlu mendengarkan ucapan manusia selagi ia bersama
nafsu dan hawa; padamkan ucapan itu karena Allah; jika Allah menghendaki
sesuatu urusan niscaya Dia menarikmu kepada-Nya; jika dikehendaki untuk
memporak-porandakan dirimu, merusak atau meneguhkanmu itu hanya terjadi
karena-Nya; Dia Maha Penampak – bukan kamu; serahkan jiwa ucapan dan segala
kondisimu pada kemauan-Nya; persibiklah hari-harimu dengan beramal
untuk-Nya, Jadikan amal tanpa banyak komentar; ikhlas tanpa riya’ tahid
tanpa syirik, masyhur tanpa sebutan, khalwat tanpa memperlihatkan diri; batin
tanpa lahir dan penuhi batin ini dengan berbagai niat; kau bicara kepada
Allah dan berjalan ke sana bersama ucapanmu : “Hanyalah Engkau yang kami
sembah, dan kepada Engkau jualah kami memohon pertolongan.” (Qs.I:5).
Inilah Kitab
yang datang di hadapanmu; wahai orang yang mengenalku; wahai orang yag
menyaksikan aku, bicaralah Dia dalam shalatmu atau dalam keadaan lain dengan
niat ini dan sifat ini, karena itu Nabi saw. bersabda :
“Sembahlah
Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya,
sesungguhnya Dia melihatmu.”
Anak-anak
muridku, jernihkan hatimu melalui makanan halal, bukankah kau sudah kenal
Tuhanmu; jernihkan suapan demi suapanmu bersama hati niscaya kamu jadi jernih
(sufi); tasawuf itu mustaq dari kata shofa; wahai pemakai tasawuf, tasawuf
yang benar itu dilakukan melalui penjernihan hati terhadap selain Al-Haq; atas dasar
ini sesuatu tidak akan datang, yakni tasawuf hanya dengan cara mengubah
tembusan batin atau memulas muka atau melalui segala pengikat dan pengumbaran
suara, tidak pula dengan memaparkan cerita-cerita orang shalih,
menggerak-gerakan jari memutar tasbih atau talil, tetapi ia datang dengan
kebenaran mencari Tuhan; berzuhudlah dengan mengusir makhluk dari hati dan
asingkan selain untuk Al-Haq Azza wa Jalla.
Ada Ulama
berkata : suatu malam aku berkata, wahai Tuhanku janganlah Engkau manahan aku
atas sesuatu yang bermanfaat bagiku dan tidak mudharat bagi-Mu, kata itu ku
ulang-ulang terus sampai aku tertidur. Kala aku bermimpi seakan ada orang
berkata ditujukan kepadaku; “dan juga engkau janganlah menahan amal yang
membawa manfaat bagimu dan engkau cegah amal yang membawa madlarat bagimu;
luruskan nasabmu (meluruskan apa yang datang) dari nabimu, siapa meluruskan
keikutannya kepada Nabi saw. maka berarti telah lurus nasabnya; kendati kau
berucap : aku termasuk umatnya, tapi ucapan itu tanpa disertai itba’ tidak
berguna; ketika dirimu beritba’ baik ucapan dan tingkah laku menunjukkan kau
bersamanya dalam persahabatan di akhirat.
Kau
dengan firman Allah :
“Apa yang
diberikan oleh Rasul kepadamu, hendaklah kamu terima, dan apa yang dilarangnya
hendaklah kamu hentikan.” (Qs. LIX:78).
Laksanakanlah
perintah Rasul dan hentikanlah yang dilarangnya; sesungguhnya tugas ini telah
kau baca dari Tuhanmu, yaitu kala di dunia kau baca dengan hati dan di akhirat
kau baca dengan jiwa dan jasadmu.
Wahai
ahli zuhud, alangkah bagusnya zuhudmu; kamu berzuhud dengan menahan nafsu dan
hawa; ikutilah dan pergaulilah guru-guru yang mengenal Allah (Arif billah),
yang alim, beramal, bisa menerima manusia dengan lisan nasihat dan pandai
melenyapkan tamak.
Anak-anak
muridku kembalilah kepada Tuhan Besarmu (Allah) sepenuh hati sebelum kau duduk
di belakangnya; sungguh kau telah berqana’ah dari ihwal orang-orang shalih
dengan ucapan dan pengharapan baginya – seperti orang menggenggam air ketika
tangannya dibuka ia tidak melihat sesuatu ada di dalamnya.
Celaka,
kau suka tamanni (mengharap yang tidak mungkin bisa dicapai); Tamanni adalah
jurang ketololan. Sabda Nabi saw. :
“Peliharalah
dirimu dari tamanni, karena tamanni adalah jurang ketololan.”
Kamu
beramal tapi mengikuti amalan orang yang suka berbuat buruk, sedang kau
mengharap untuk memperoleh derajat seperti punya orang-orang yang berlaku
baik; siapa yang harapannya mengalahkan takutnya berarti zindiq, dan siapa
yang takutnya menglahakan harapan berati putus harapan; yang paling selamat
adalah jika bisa berlaku adil dalam menerapkan keduanya, Sabda Nabi saw, :
“Seandainya
antara rasa takut dan harapan orang beriman ditimbang, niscaya sebanding.”
Ada ulama
berkata : Aku bermimpi melihat Sufyan As Tsauri – setelah beliau mati – kataku
: apa yang diperbuat Tuhan kepadamu? Ia berkata : meletakkan sebelah kakiku di
atas shirat (jembatan) dan yang sebelah lagi di surga. Semoga selamat sejahtera
melimpah atasnya. Sungguh sebenarnyalah ia seorang fakih, ahli zuhud dan wara’,
tetapi ia mempelajari ilmu itu dan mampu mengamalkan; kemudian diberikan haknya
kepadanya dengan amal dan memberikan amal sebagai haknya disertai ikhlas; ia
juga mendapat ridha dari Allah dalam berkehendak kepada-Nya; setiap orang yang
tidak mengikuti Nabi saw, sedang ia menggenggam syari’atnya di tangan sebelah
dan menggenggam Kitab yang diturunkan kepadanya di tanagn yang lain dan tidak
sampai di jalan Allah berarti ia orang yang rusak lagi binasa; sesat yang
sangat; keduanya itu menjadi dalil untuk menjuju Al-Haq; Al Qur’an sebagai
dalil menuju Allah dan sunnah sebagai dalil untuk menuju Rasul-Nya.
Dan
berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat,
dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
sumber : ashakim ppa
artikelnya bagus terbaik
BalasHapusZUHUD DALAM DUNIA
BalasHapusAlhamdullilah,,terima kasih semoga bermanfaat saudaraku
BalasHapus